Part 4

749 63 2
                                    

"Woy ada Guru cacat." Sorak Tata keras.

"Bu Melody Laksani Guru cacat pertama disekolah ini." Kata murid lain.

Naomi yang mendengarnya langsung menatap Frieska. Nama belakangnya sama-sama Laksani? Berarti Frieska sama Bu Melody ini. Batin Naomi. Ejekan semakin deras mengalir dan Melody hanya diam sambil menatap murid-muridnya.

Karena tak tahan lagi, Frieska langsung berdiri dan menatap mereka kesal. Naomi dengan cepat menyentuh bahu lebar Frieska dan menyuruhnya duduk lagi. Tapi Frieska tetap berdiri sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga kukunya memutih.

"Diam kalian. Walaupun cacat dia masih mau ngajar kalian." Sentak Frieska.

"Wah Adiknya marah." Ejek Tata.

"Karena cacat dia jadi gak pantes ada disini." Sahut murid lain.

"DIAM."

Suara keras itu menyentak semua murid dan Bu Melody sendiri. Vernando menatap mereka sambil berdiri dari tempak duduknya menatap mata mereka tajam. Seperti kemarin, mereka semua tampak tak berkutik dan mereka langsung duduk.

Ejekan untuk Melody berhenti karena sentakan dari Vernando. Naomi mengelus bahu Frieska untuk menenangkannya. Vernando menatap Frieska sebentar lalu duduk. Terima kasih Ver. Batin Frieska. Sementara Melody menaruh bukunya dan menatap mereka semua.

"Frieska. Duduk. Kita mulai pelajaran." Buka Melody.

"Baik Bu." Sahut para murid termasuk Naomi.

Frieska kembali duduk. Naomi memijat lengan Frieska yang masih bergetar hingga rileks. Mereka semua langsung mengikuti pelajaran. Melody menulis soal dipapan dan menerangkannya dengan teliti. Naomi mencatat apa-apa saja yang penting. Dia mengakui cara mengajar Melody sangat halus dan santai. Jadi mudah untuk dipahami.

Frieska juga tampak serius mendengarkan materi yang dijelaskan oleh Melody. Tatapan matanya beralih ke Vernando yang mencatat sambil mempelajari materi yang diterangkan. Entah kenapa Naomi merasa betah menatap wajah serius Vernando yang menawan menurutnya.

Apalagi melihat wajahnya yang serius saat mengerjakan soal. Naomi menggelengkan kepalanya lalu menatap buku matematikanya. Frieska sejak tadi mengerjakan soalnya dengan cepat. Naomi menatap kagum dan Frieska menatapnya sambil tersenyum.

"Mau aku bantu? Aku bisa nerangin materinya." Tawar Frieska.

"Kamu gak keberatan?" Tanya Naomi tak enak hati.

Frieska tertawa pelan. "Sini aku terangin sedikit ya."

Frieska mengajarinya sedikit dan memberitahukan rumusnya. Naomi memperhatikan dengan seksama. Cara mengajari Frieska juga tidak beda jauh dari Bu Melody. Batin Naomi. Sambil mendengarkan, Naomi juga mulai mencoba menghitung. Dan dia mengerti dan menggumamkan kata terima kasih pada Frieska. Frieska mengangguk senang.

Sementara Melody tampak duduk dimejanya sambil menatap murid-muridnya. Dia tersenyum saat melihat Adiknya mengajari Naomi yang masih murid baru. Pandangannya beralih ke Vernando yang masih focus mengerjakan soalnya. Akhirnya setelah merasa cukup, Melody kembali menatap mereka.

"Nah sekarang yang bisa kerjakan soal nomor 1 halaman 46 langsung maju ke depan." Ujar Melody sambil mengambil spidol berwarna hitam.

Dengan cepat, Vernando mengangkat tangannya. Melody tersenyum dan menyodorkan spidolnya pada Vernando. Naomi menatapnya kagum dan memperhatikan Vernando yang mengerjakan soal matematika dengan mudah. Sangat cepat dan mudah.

"Dia emang murid terpintar disini Mi. Jadi jangan heran." Bisik Frieska.

"Pantes dia bisa ngerjain soal dengan cepat." Komentar Naomi.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang