Part 10

711 57 0
                                    

Keesokan harinya, Naomi berangkat sekolah dengan wajah memar dan plester yang melekat dipelipisnya. Luka memar itu tampak mencolok bila dia tidak menutupinya. Setelah memarkir mobilnya, Naomi menguncinya dan berniat langsung masuk ke kelas.

Secara bersamaan, mobil lain datang dan memperlihatkan Vernando keluar dari mobil bersama wanita yang sempat dia lihat kemarin. Vernando mengacak rambutnya lembut lalu wanita itu pergi sambil tersenyum. Vernando membalikkan tubuhnya dan melihat Naomi sedang menatapnya.

Tapi Vernando hanya diam lalu melanjutkan langkahnya. Naomi menyusul sambil menyejajarkan langkahnya dengan Vernando. Laki-laki tampan itu hanya melirik lalu kembali melangkah. Naomi menatap wajah sampingnya yang menawan.

"Ver." Panggil Naomi.

Vernando hanya diam.

"Kamu berangkat sama siapa tadi?" Tanya Naomi.

"Bukan urusanmu." Sahut Vernando singkat.

"Dia pacar kamu ya?" Tanya Naomi lagi.

"Bukan."

"Oh iya. Kamu tugas udah selesai?"

"Untuk apa kamu mengikutiku?"

"Kelas kita kan sama. Jadi gak salah kan kalo kita jalan bareng."

"Lebih baik jangan membuat wajahmu penuh dengan luka seperti itu lagi."

"Apa maksud kamu?"

"Kemarin kau dibully. Jadi lebih baik hati-hati."

"Dari mana kamu tahu Ver?"

Vernando hanya diam lalu melanjutkan langkahnya. Naomi yang masih penasaran berusaha menyusul langkah cepat Vernando sambil memanggil namanya. Tapi Vernando hanya diam sambil terus melangkah. Naomi terus menyusul.

Sampailah mereka berdua dikelas. Vernando terus melangkah menuju kursinya dan Naomi langsung duduk dikursi. Sebelah kursinya kosong. Frieska belum dateng ya? Batin Naomi. Setelah Naomi meletakkan tasnya, barulah Frieska datang.

Saat Frieska duduk disebelahnya, Naomi berusaha menutupi wajahnya yang diplester. Tapi Frieska yang melihat keanehan pada Naomi langsung menoleh. Frieska mendekat dan menaruh tangannya dibahu Naomi. Naomi berusaha tidak menoleh.

"Mi, kamu kenapa? Kamu marah sama aku?" Tanya Frieska.

"Gak kok Fries. Aku gak marah." Sahut Naomi.

"Terus kenapa kamu gak mau lihat aku?" Lanjut Frieska penasaran.

"Bukan begitu Fries. Aku lagi bingung aja."

"Bingung kenapa?"

"Gak apa-apa kok."

"Kalo aku gak salah lihat sini dong."

"Gak mau Fries."

Tiba-tiba, Frieska melihat luka lebam ditangan Naomi. Karena curiga, Frieska meolehkan wajah Naomi dan dia langsung bisa melihat luka memar diwajah temannya. Frieska kaget dan langsung melihat kaki Naomi yang juga memar.

Tatapan mata Frieska berubah tajam saat melihat Naomi yang bungkam. Noami merasa takut dan langsung merasa dingin melihat tatapan mata Frieska yang tajam.

"Apa yang terjadi Mi?" Tanya Frieska tajam.

"Gak apa-apa Fries." Sahut Naomi pelan.

"Kalo gak apa-apa gak mungkin wajah, tangan dan kaki kamu memar begini." Bantah Frieska.

"Fries."

"Siapa yang ngelakuin ini sama kamu? Bilang sama aku."

Naomi masih mematung. Tanpa sengaja dia melihat tatapan mata Tata yang mengintimidasi. Naomi langsung membuang mukanya. Frieska yang sadar langsung menoleh dan menatap Tata tajam. Tata langsung membuang muka tapi Frieska masih melihat senyum sinis Tata.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang