Part 38

527 52 2
                                    

Pagi menjelang dan tampak seseorang sedang berdiri mengamati langit yang mulai cerah dengan tatapan kosong. Pikirannya tertuju pada orang yang mungkin mulai mengisi relung hatinya yang hampa. Hampa akan kehilangan dan rasa sakit karena ditinggal oleh orang yang sangat dia sayangi.

Vernando menghela nafasnya. Sudah beberapa hari ini dia lebih memilih menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen dan berkas-berkas untuk menghilangkan kegalauannya. Tapi percuma saja. Hatinya masih terpattri pada 1 orang.

Naomi. Murid baru yang seakan mengganggu pikiran dan harinya. Tapi juga mampu mengisi hatinya. Sejak Naomi datang, kehidupan yang dijalaninya disekolah menjadi tidak sama. Dulu saat dia pergi ke perpustakaan, tak ada yang peduli dengannya.

Tapi sejak Naomi datang, dia selalu mengikutinya. Ke perpustakaan, kantin bahkan rooftop. Stalker? Mungkin saja. Atau mungkin Naomi hanya merasa penasaran akan sosoknya yang misterius dan berbeda dari murid-murid lainnya. Apalagi saat para siswa kabur saat Naomi sedang dibully karenanya.

Cih kenapa aku jadi memikirkan dia? Batin Vernando. Vernando terus berada dibalkon kamarnya sampai tak sadar pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan seseorang yang mengenakan sweater rajut berwarna ungu sedang menatapnya.

Dengan perlahan, Gracia melangkah mendekati Vernando lalu memeluk pinggangnya dari belakang membuyarkan pikiran Vernando. Dia tahu siapa yang memeluknya lalu mulai menggenggam tangannya dengan lembut. Gracia menyandarkan kepalanya ke punggung kekar Kakaknya.

"Terima kasih." Lirih Gracia.

"Untuk apa Dek?" Tanya Vernando heran.

"Untuk kasih sayang yang Kak Ver kasih ke aku. Aku sayang sama Kak Ver." Sahut Gracia.

"Kakak juga sayang sama kamu Gre."

"Jangan tinggalin Gre."

"Gak akan. Kakak akan selalu sayang sama kamu. Sampe Kakak punya Istri nanti."

"Hm Kak."

"Iya."

"Kakak suka sama Kak Naomi?"

"Ngarang kamu."

"Kakak gak bisa ngelak. Aku sering kok lihat Kakak perhatiin Kak Naomi pas latihan basket. Bahkan aku pernah lihat Kak Ver kayak gak suka lihat Naomi lagi ngobrol sama Kak Keenan. Terus kakak juga sering lihat foto Kak Naomi dikamera aku."

"Aku tahu kok sebenarnya Kakak dan Kak Naomi sebenarnya saling mencintai." Lanjut Gracia.

Vernando menoleh dan Gracia langsung tersenyum. Lalu dia berpindah ke sebelah Vernando dan menatap pemandangan dari balkon.

"Gak usah bingung Kak. Lebih baik Kakak tanya diri Kakak sendiri." Ujar Gracia.

"Maksud kamu?" Tanya Vernando.

"Ikutin apa kata hati Kakak."

"Kakak gak tahu."

"Kalau begitu aku akan tanya Kakak. Dan Kakak harus jawab jujur."

"Tanya apa?"

"Menurut Kakak, Kak Naomi itu gimana?"

Vernando diam sejenak lalu menjawab, "Aneh."

"Maksud Kakak aneh?"

Belum sempat Vernando menjawab, Smartphone Vernando berbunyi nyaring. Vernando masuk kembali ke rumahnya lalu mengambilnya. Dibacanya layar Smartphone dan tertera nama Keenan. Vernando mengerutkan keningnya heran.

Tak biasanya sahabatnya menelfon kecuali ada hal penting dihari libur. Vernando langsung menggeser touch screen dan menempelkannya ditelinganya. Gracia hanya memperhatikan Kakaknya yang sedang menerima telefon.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang