Part 39

566 43 12
                                    


“Pasien sudah melewati masa kritisnya.” Kata Dokter Haruka.

“Serius Dok?” Tanya Lidya senang.

“Iya tentu saja. Bahkan dia sudah sadar.” Sahut Dokter Haruka sambil tersenyum.

“Akhirnya Yona sadar juga.”

“Kita boleh jenguk dia Dok?”

“Untuk sekarang jangan dulu. Tunggu dia dipindahkan ke ruang rawat besok ya.”

“Baik Dok.”

Melihat Lidya yang lesu, Shania langsung merangkul Lidya diikuti oleh Frieska. Lidya hanya mengangguk lalu kembali ke tempat mereka berkumpul diikuti yang lain kecuali Stella dan Melody yang masih berdiri dipintu ruang ICU.

Naomi masih memijat kepala Gracia yang berbaring dipangkuannya. Saat mereka kembali, Naomi langsung menatap mereka dengan pandangan bertanya. Gracia juga mulai membuka matanya ingin tahu apa yang terjadi. Frieska yang paham langsung menjawab,

“Yona udah sadar Mi. Udah lewat masa kritisnya.” Ujar Frieska.

“Syukurlah. Aku seneng denger Kak Yona udah sadar.” Lirih Gracia.

“Aku lega sekarang. Terus kenapa kalian gak langsung jenguk?” Tanya Naomi.

“Dokter belum ngijinin kita jenguk Yona. Soalnya Yona belum dipindah ke ruang rawat biasa.”

“Gitu ya Shan. Kapan Yona dipindahin?”

“Mungkin besok. Aku gak tahu.”

“Yang penting Yona udah sadar. Kita doakan aja da akan sembuh dan pulih kayak dulu.”

“Iya Ver. Itu pasti.”

Tak lama kemudian Bi Sisil datang dengan Sinka dan Keenan. Nabilah yang melihat kedatangan Sinka langsung berlari dan menghambur ke pelukan gadis penyuka Panda itu diikuti oleh Sonia. Sinka langsung memeluk mereka lalu mencium pipi kedua anak manis itu.

Bi Sisil mulai membagikan makanan untuk mereka semua. Sesuai perintah Tuan besarnya untuk menyiapkan makanan untuk mereka semua. Gracia bangkit pelan-pelan dibantu oleh Naomi. Bi Sisil memberikan bubur ayam untuk Gracia pada Naomi.

“Nah Gre. Makan dulu ya. Terus minum obat.” Bujuk Naomi.

“Gak mau. Pahit.” Lirih Gracia lemas.

“Dikit aja.Kalo gak makan kamu gak sembuh-sembuh nanti.” Kembali Naomi membujuk Gracia.

“Iya Kak. Tapi sedikit aja ya.”

“Iya Gre. Ayo kamu makan dulu.”

Naomi menyendok bubur yang masih panas itu lalu meniupnya sebentar. Naomi menyuapkan bubur ke mulut Gracia dengan lembut seperti seorang Ibu. Vernando hanya diam memperhatikan. Ternyata dia sangat dewasa. Batin Vernando.

Mereka semua sibuk menyantap makanan masing-masing kecuali Frieska. Matanya sangat serius saat melihat cara Vernando menatap Naomi yang sedang menyuapi Adiknya. Samar-samar Frieska tersenyum. Semoga ini pertanda baik. Batin Frieska.

Vernando yang merasa diperhatikan langsung menoleh dan mendapati Frieska sedang menatapnya dalam. Vernando langsung memalingkan wajahnya dan memakan makanannya. Frieska menggelengkan kepalanya lalu makan. Bi Sisil mengambilkan termos susu lalu menuangkannya ke botol.

Bi Sisil tampak kerepotan saat menuang susu ke botolnya untuk Nabilah dan Sonia. Dengan sigap Sinka langsung membantu Bi Sisil dengan memegang botol susu mereka berdua. Bi Sisil menoleh dan Sinka langsung tersenyum.

“Terima kasih Non….” Ujar Sisil bingung karena tidak tahu nama Sinka.

“Sinka Bi. Itu nama saya.” Balas Sinka.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang