Part 15

708 55 3
                                    

Sebuah mobil berhenti dirumah besar dan Frieska keluar dari mobil. Melody membuka pintunya dan menunggu Frieska mengambil kursi rodanya. Setelah Frieska mengambil kursi rodanya, Frieska langsung menggendong Melody untuk berpindah ke kursi roda.

Melody langsung masuk disusul Frieska. Melody mengambil kunci dan membuka rumahnya lalu masuk. Frieska menyusul setelah menaruh sepatunya ke rak. Frieska memutuskan untuk mengganti bajunya dikamar sambil menunggu Kakaknya.

Tak lama kemudian, Melody masuk dan mengganti seragam Gurunya dengan baju biasa. Frieska menunggu Kakaknya selesai berganti pakaian dan mendorong kursi rodanya ke ruang tamu. Mereka pun duduk bersama disofa sambil menonton TV.

Agak lama mereka diam dan hanya suara TV yang memecah keheningan diantara 2 bersaudara itu. Karena tak tahan, Frieska menatap Kakaknya yang sedang serius menonton TV.

"Mbak." Panggil Frieska.

"Hm." Gumam Melody.

"Maaf kalo aku ketiduran tadi dikelas."

Melody hanya diam. Matanya tetap focus dengan layar TV.

"Tapi Mbak jangan bilang Papa sama Mama ya. Nanti aku dimarahin." Pinta Frieska.

"Kamu itu semalam ngapain sih sampe ketiduran? Kamu kan tahu Mbak gak suka liat murid yang tidur pas Mbak ngajar?" Kata Melody tegas.

"Ya maaf Mbak. Jangan marah lagi dong." Ujar Frieska memelas.

"Mbak marah juga untuk kebaikan kamu."

"Iya deh Mbak maaf."

"Ya udah. Untuk kali ini Mbak gak akan bilang. Tapi kalo kamu begini lagi, Mbak akan bilang ke Papa sama Mama."

"Iya Mbak. Aku janji."

"Nah gitu dong."

"Tapi jangan dihukum gitu dong Mbak. Kan aku malu."

Mendengar keluhan Adiknya, Melody hanya menghela nafasnya. Dia pun memutar tubuhnya dan mengelus rambut panjang Adiknya penuh sayang.

"Dek, biarpun kamu Adik Mbak bukan berarti kamu di istimewakan. Disekolah kamu tetap seorang murid. Bukan Adik Mbak. Dan Mbak akan memperlakukan kamu disekolah sama seperti murid lainnya. Kalau kamu salah, kamu akan Mbak hukum. Mbak gak ingin jadi Guru yang gak adil." Ujar Melody panjang lebar.

"Frieska, dengar Mbak. Walaupun Mbak hukum kamu, bukan berarti Mbak benci sama kamu. Tapi Mbak ingin didik kamu sama seperti murid yang lain. Bagi Mbak, saat kamu disekolah kamu adalah murid Mbak. Tapi dirumah kamu adalah Adik Mbak. Ngerti?" Lanjut Melody lembut.

Frieska mengangguk. Melody langsung menciumnya lembut dan kembali menotnon TV. Ya kini Frieska mengerti. Mengapa disekolahnya, Frieska tak pernah dibela saat berbuat salah oleh Kakaknya sendiri. Melody bertujuan untuk membuat Adiknya belajar dari kesalahannya sendiri.

Selama ini dia ingin dirinya dibela ataupun di istimewakan oleh Kakaknya karena status Kakaknya yang sebagai Guru. Tapi itu tak pernah dia dapatkan. Bahkan sering Kakaknya juga ikut memarahinya disekolah saat tahu bahwa Adiknya melakukan kesalahan.

Dulu pernah Frieska mendiamkan Melody karena merasa kecewa Kakaknya tak membela dirinya. Tapi kini dia mengerti. Dan itu membuatnya semakin menyayangi Melody. Ya Frieska sadar. Melody berbuat begitu karena kasih sayangnya yang besar pada Adiknya.

Melody berpindah ke kursi rodanya dan masuk ke kamarnya. Frieska melihat jam dan menyadari ini sudah waktunya untuk Kakaknya memberikan kursus matematika dasar untuk anak-anak. Sementara dikamarnya, Melody mulai merasakan pusing.

Bahkan matanya mulai agak berkunang-kunang. Aku kenapa ya? Jangan-jangan aku mau sakit. Padahal udah saatnya aku ngasih kursus buat anak-anak. Batin Melody. Cepat-cepat Melody mengambil obat dan meminumnya. Dia tak mau terlihat sakit saat mengajar kursus.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang