tigasatu: Ari Malang

879 39 3
                                    

Acara makan malam telah terlaksana dengan cukup baik. Meski ada blunder pada saat James berebut dendeng dengan Ari, tapi itu tidak membuat makan malam tersebut berakhir tragis. Setidaknya, begitulah menurut Ari. Ia langsung mengalah, tidak beradu ocehan dengan James karena malam ini akan menjadi malam paling membahagiakan dalam hidupnya.

Ia akan menyatakan perasaannya kepada Wulan, gadis yang selama ini ia dambakan.

Mungkin waktu itu Wulan berkata bahwa ia hanyalah anak SMP yang belum saatnya mengerti soal cinta dan tetek bengeknya. Namun, bagi Ari hal tersebut sangat salah. Cinta bukanlah tentang usia ataupun jenjang pendidikan. Cinta bersifat universal, bagi orang yang sudah tua, mahasiswa, bahkan anak TK pun pernah menaruh cinta pada lawan jenisnya.

Jadi, jika Ari ditolak dengan alasan masih SMP, maka ia akan memberikan kalimat mutiara itu kepada Wulan supaya gadis itu tahu bahwa anak putih biru juga patut merasakan cinta.

Setelah mendapat kode dari Beni agar segera bertindak, Ari pun menarik Wulan secara paksa untuk mengikutinya ke suatu tempat. Mereka kemudian berhenti di halaman atas istana dengan suasana malam khas pedesaan di bawah sana. Lampu tempel remang-remang itu tampak bagai kunang-kunang beterbangan jika dilihat dari atas.

Ari mengajak Wulan duduk bersila di hadapannya yang sedang memangku gitar. "Gimana pemandangannya? Bagus, nggak?" tanya Ari sekadar basa-basi.

Wulan mengangguk ragu-ragu. "Iya, sih, tapi kenapa kamu maksa aku ke sini?"

"Aku pengin kamu dengerin ini," katanya lalu memetik senar gitarnya dengan cekatan.

Wise men say, only fools rush in

But I can't help falling in love with you

Wulan yang mendengar awalan lagu itu tidak berhenti menyunggingkan senyumnya. Ia tidak menyangka bahwa Ari akan mempersembahkan lagu apik tersebut di bawah langit malam yang indah. Wulan ingin melompat dan berteriak sekencang-kencang pada rembulan.

Like a ri

Wulan tiba-tiba berkerut bingung karena Ari menghentikan nyanyiannya. "Kenapa, Ri?" tanya Wulan heran.

"Lupa, Lan." Ari kemudian cengar-cengir.

Wulan mendesah tidak suka. Padahal pemandangan di bawah sana sudah mendukung acara ini supaya berjalan romantis, tapi Ari malah membuat semuanya menjadi tragis.

Wulan mengambil alih gitar dari tangan Ari. Dulu, saat masih awal mengenal band kesukaannya, gadis itu pernah mempraktikkan lagu tersebut pada gitar listrik. Hasilnya benar-benar mengagumkan, bahkan ada beberapa tetangga yang bertandang ke rumahnya, bukan untuk memuji kemahirannya, melainkan untuk memaksa Wulan menghentikan aksi berisiknya.

Wise men say, only fools rush in

But I can't help falling in love with you

Ari menatap mata Wulan yang berbinar. Dari sekian gadis di hidupnya, hanya Wulan yang mampu membuatnya dimabuk kepayang.

Shall I stay?

Would it be a sin

If I can't help falling in love with you?

Beni sempat mengatakan bahwa lagu yang dibawakan Wulan ini merupakan salah satu lagu legendaris dari Elvis Presley. Bukan hanya dari segi suara Elvis sendiri, melainkan barisan lirik yang sangat menancap di hati.

Like a river flows surely to the sea

Darling, so it goes

Somethings are meant to be

Take my hand

Take my whole life, too

For I can't help falling in love with you

"Udah, ah!"

Ari tersadar setelah Wulan berseru demikian. "Kenapa berhenti, Lan? Lanjut, dong," pintanya penuh harap.

Wulan mengerling malas. "Kan, yang sebenernya mau nyanyi itu kamu. Kenapa malah aku?"

Ari menyeringai bodoh. "Sorry, Lan," ucapnya lalu menyengir lagi.

Wulan kemudian meletakkan gitarnya, melihat Ari dengan tatapannya yang sangat serius. Ia mendengus kesal lalu bangkit dan meninggalkan lelaki itu. Namun, baru tiga langkah maju, tangan Wulan dicekal oleh Ari.

"Jangan pergi dulu, dong, Lan."

Memutar bola matanya karena sebal, Wulan pun berbalik badan, menghadap Ari masih disertai matanya yang menajam. "Kenapa?" ketusnya.

"Apa kamu mau jadi pacarku?" tanya Ari langsung.

Keadaan menjadi hening seketika. Wulan sebenarnya sudah menduga jika Ari membawanya ke sini untuk menunaikan sebuah maksud. Namun, ia tidak pernah mengira bahwa maksud tersebut adalah memintanya menjadi pacar Ari. Menjadi milik seseorang—selain orang tua—bukanlah tujuan hidupnya.

Apa yang patut dibanggakan dengan menyandang gelar sebagai pacar si ini, si itu, dan si patu?

Tidak ada.

"Jadi, apa kamu mau?" tanya Ari risau.

Wulan menunjukkan sebaris giginya sembari tangannya mengelus lengan Ari. "Maaf, Ri, aku nolak kamu."

Hati Ari yang hendak meletup gembira tiba-tiba runtuh. Ini bukan jawaban yang diharapkan oleh Ari. Ia ingin Wulan mengatakan hal yang sebaliknya, menerimanya sebagai pacar, bertumbuh juga berkembang bersama, setelah itu menikah, memiliki anak, dan hidup bahagia selamanya.

Nyatanya, usai Wulan mengatakan itu, ia malah pergi tanpa berkata apapun kepada Ari. Tubuh laki-laki itu melemas, terbaring bersama air yang turun dari pelupuk matanya. Malam indah ini berbanding terbalik dengan kehidupannya yang sekarang diguncang patah hati.

Sebelum hari ini, tidak ada yang mampu menolak pesona Ari, tapi Wulan membuktikan bahwa ia bisa ditolak mentah-mentah.

"Ri, kamu baik-baik aja, kan?" tanya seseorang, membuatnya tersadar dari keterpurukan.

Dilihatnya Beni dan James yang berdiri sambil memperhatikannya tertidur lesu. "Apanya yang baik dari ditolak cewek, Ben?" tanyanya balik, "kenapa, sih, Wulan nolak aku? Emang aku kurang apa? Ganteng, udah. Tinggi, iya. Pinter, nggak juga, sih."

James terkekeh geli lalu menyikut rusuk Beni pelan. "Setidaknya nasibku nggak lebih parah dari Ari," katanya.

Beni segera menempeleng kepala James. "Ditinggal nikah sama gebetan itu juga nggak baik, bego!"

Wajah James mengusut setelah Beni mengatakan itu. Tadi, selama acara penembakan Wulan, James berada di lain tempat bersama Bulan dan Pangeran Gordon. Ia sempat meminta maaf kepada Pangeran karena telah menjadi pengganggu dalam hubungan calon-suami-istri mereka.

"Lebih baik ditolak daripada ditinggal nikah!" Ari kemudian bangkit dari tidurnya, terkekeh sekilas ke arah James.

×××

Udah, segitu aja

Jangan tersinggung sama pemikiran Wulan

Dia cuma berusaha realistis

Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang