sorry for typo..!!
****
"penyIhir jahat berhasil dikalah kan dan sang putri hidup bahagia dengan pangeran," dengan gerak tangan yang dibuat semakin melemah karena sudah mengantuk.
Lily sedang berbaring dengan sang ibu yang sedang mendongeng dengan buku yang di letakan di atas pangkuan nya dengan tersenyum hangat sang ibu memberi kecupan selamat malam.
"ibu apakah saat aku dewasa nanti akan ada pangeran yang mencintai ku seperti di dongeng ini?" Tanya dengan gerak jemari yang lemah karena sudah mengantuk .
"tentu dan terus lah bermimpi karena mimpi mu akan menjadi nyata kelak." Dengan ikut berbaring di pinggir sang putri memberikan dekapan hangat dan mengecup nya sekali lagi.
***
Diaz mengerat kan pelukan nya karena sang adik terus mendesakan tubuh nya ke dalam pelukan nya dan memberikan kecupan untuk menenangkan takut sang adik mendapat kan mimpi buruk, tapi sesuatu berbeda dirasa kan oleh nya,
" sejak kapan adik nya tidur tidak mengenakan celana tidur nya,bukan hanya celana tapi dalam nya juga,"
setengah tersadar akan pikiran nya dan langsung tersentak ketika jemari nya tidak sengaja meraba daerah intim di balik selimut yang mereka gunakan bersama.
Sadar akan apa yang terjadi diaz langsung membuka mata nya, melihat dengan jelas siapa yang tertidur disamping nya ,
rambut hitam legam yang menutupi sedikit wajah nya karena sulur – sulur rambut halus tapi masih terlihat jelas bulu mata lentik itu,
bibir merah tampa menggunakan pewarna bibir , dan kulit putih yang sangat kontras dengan rambut hitam nya, tunggu!!... rambut hitam??.
Berbeda dengan sang adik yang memiliki rambut pirang cerah sudah pasti yang tidur disamping nya kini bukan lah adik nya,
sangat jelas melihat berbedaan itu karena matahari pagi sudah mulai mengintip – ngintip melalui hordeng tipis di jendela padahal ini masih menunjukan pukul 5 pagi,
kota yang menghadap arah matahari terbit sehingga kota nya akan cepat terang benderang dan akan cepat gelap bila malam tiba.
Jika dia bukan gadis yang tidak dikenal, tidak mungkin orang tua nya mengijinkan nya tidur dikamar adik nya, dengan sedikit berhati – hati diaz langsung turun tampa menyikap selimut mereka.
karena ia tahu apa yang akan nanti dilihat nya dan lagi kalau gadis itu sampai terbangun ,dirinya tidak mau menjadi bahan ceramah seisi rumah untuk hal yang tidak di lakukan nya sama sekali.
"dasar berani – berani nya dia tidur di kamar mona ku." Jawab nya sedikit menggeram dan langsung bergegas ke kamar nya dengan kemaja yang sudah kusut.
***
" maaf sayang ibu harus berangkat secepat ini," dengan menangkup kedua pipi Lily,
Lily tersenyum dan menggelang pelan memberikan senyuman hangat yang selalu ia berikan kepada siapa pun,
"Lily akan menunggu, dan ibu akan sehat kembali," dengan gerak jemari nya penuh semangat.
"seperti nya diaz sudah datang, biar aku panggil kan untuk bertemu dengan mu dulu,"saran paman kenzo
"tidak perlu ken, seperti nya diaz pulang larut mungkin dia masih lelah, biar nanti saja kalau aku menjemput Lily ." di balas anggukan mengerti
"focus lah pada pengobatan mu jangan banyak memilikir kan hal lain dan Lily selalu aman bersama kami, kami akan menjaga nya dengan baik dan jaga dia adi." Ucap nya panjang lebar karena rasa khawatir yang dirasa kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SiLent
RandomDiaz Lee Holper, harus mendapatkan penghianatan dari kekasihnya yang akan ia lamar. Sampai ia menemukan kembali obat untuk kekecewaan hati nya, tapi bagaimana jika sang ayah tidak pernah merestui hubungan nya . ...... "Dia adik mu, dan akan terus te...