Silent,,:...12 Heart Attack

184 14 0
                                    

"maaf kamu harus aku tinggal lagi, ga apa-apa kan?"
Lily melihat raut menyesal,
yah.. keberadaan nya disini karena Mona bersikeras mengajaknya.
karena takut dirinya kesepian di rumah.

Meski ia sudah bilang ada mbok ipah, bukan Mona namanya jika ia menyerah begitu saja.

Tapi Lily juga mengerti dengan kesibukan yang kini dilakukan sepupu nya.

"Pergilah, aku janji tidak akan mencari mu tanpa memberi kabar. Kan sekarang aku sudah punya nomor mu."
Tulis nya dengan menggoyangkan Hp yang di berikan Mona untuk nya.

Kalau ia tidak memasukkan nomor yang salah, sudah pasti kejadian pagi tadi tidak terjadi.
Lily mendorong kecil punggung Mona, yang tidak juga berjalan meninggalkan nya.

Padahal diruang presentasi sudah banyak teman-temannya yang berkumpul dan menunggu.

"Sungguh, jangan buat aku menjadi beban karena sudah ikut kemari." Tulis nya kembali.
Lily tersenyum tulus, sehingga menular ke Mona yang masih menatapnya rasa bersalah.

"Aku tidak tau presentasi nya dimajukan,tapi aku janji setelah ini apapun yang kamu mau, aku bakal kasih" dengan senyum terimakasih, tak lupa mengangkat dua jari ke atas sebagai bukti janjinya.

Mona berlari kecil, tapi ia menengok kembali dan menggerakkan jemari tangan nya.

"3 jam lagi aku kembali."

Sambil memberikan ciuman jarak jauhnya.
Lily ikut tersenyum dengan tangan yang melambai sebagai balasan nya.
Ruangan nya Tidak lah jauh tapi Mona terlalu berlebihan hanya untuk meninggalkan nya sendiri.

Tak berapa lama bunyi dering SMS masuk, ada lampu kecil diatasi layar, yang juga ikut berkedip-kedip jika ada telpon atau SMS masuk.

Akibat acara kesasar nya tadi pagi, Mona sampai berlinang karena takut aku sungguhan menghilang.

Dasar.. apakah Mona selalu berfikir begitu,?

Lily tersenyum kecil, sepupu nya terlalu baik. Tapi ia tidak suka jika semua itu hanya atas rasa dari tanggung jawab,
dan ia tidak pernah berfikir kekurangan nya adalah beban yang akan menghambat ruang gerak nya.

Ia sudah mau berumur 21 tahun, dan apakah sebegitu kecil nya hingga orang yang melihat nya selalu menganggap dirinya anak kecil yang perlu diawasi?...

Ia tidak selemah itu, dan ayah nya selalu mengajarkan Lily untuk mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Seperti dengan melakukan semua keperluan dan kebutuhan yang ia lakukan sendiri.

Tapi ..

*Kenapa, aku jadi seperti ini. Harus nya aku tidak perlu mendengar pembicaraan mereka. Dan belum tentu Mona sama seperti apa yang mereka bicarakan.* Renung nya.

+)Brian akan kemari, aku sudah memberitahu kan dimana kamu menunggu jadi jangan kemana-mana ya....//

Itu isi pesan dari Mona.

Lily langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat yang nyaman untuk menunggu.
Dan pohon rindang yang tidak begitu jauh dari tempat nya berdiri sepertinya tidak akan membuat Brian sulit menemukan nya.

Dengan duduk bersandar Lily mulai membaca cerita novel yang selalu ia bawa.
Tidak ada yang membuat Lily merasa jenuh, karena selama ada buku apa pun di tangan nya, ia akan selalu terbawa suasana dengan semua tulisan indah itu.

Sebuah karya dari susunan kata dengan semua Biduk rahasia di dalamnya.

Angin yang berhembus pelan sangat mendukung di kala sinar matahari mulai menghangatkan, sudah mulai masuk musim penghujan. Jadi teriknya matahari di siang hari tidak sepanas biasanya.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang