Diaz menatap pilu kepergian wanita yang baru saja ia cium.
Ia berat untuk memilih, adik nya atau wanita ular itu.
Lily,
Wanita ular yang berhasil menebar racun, hingga untuk pertama kalinya berhasil membuat nya bodoh, bingung atas keputusan yang diambil nya sendiri .
Mona, adik nya langsung berlari setelah ia melepaskan ciumannya, mungkin karena malu.
Ah,, adik nya memang selalu lucu jika sudah tersenyum malu-malu seperti itu.
*Apakah itu berarti, adik nya memaafkan dirinya. Semudah itu kah?*
Tapi ia harus tetap memastikan nya bukan.Kaki nya terhenti, saat melihat dua sejoli yang berjalan dengan yang satu merangkul pundak nya, Lily.
*Kapan wanita itu, sadar?* Diaz mengangkat alisnya bingung, dengan kaki yang melangkah ke arah yang berbeda.
Tujuan awal nya untuk menyusul Mona, tapi sepertinya kaki ini memiliki otak nya sendiri.
Diaz berjalan agak jauh, mengikuti tanpa suara, karena kaki yang tidak memakai alas.
Matahari pagi yang mulai naik, seakan memantul cahaya yang berbeda dari wajah yang masih terlihat pucat, namun terlihat indah meski ia dapat melihat nya hanya dari arah kejauhan.
Diaz meregangkan kepalan tangan nya, ia tidak sadar telah menahan diri nya agar tidak beranjak dari langkah siput nya.
Ketika melihat bagaimana jemari Jay mengerat untuk membantu Lily berjalan.
Syukur lah, ia masih bisa menahan dirinya, hingga Lily dapat berjalan dengan sendirinya.
Lama mereka berjalan, hingga Diaz dapat melihat wajah ragu wanita itu ketika Jay mengulur kan tangan nya untuk Lily.
mereka akan naik ke batuan karang yang tidak begitu tinggi.Diaz kini berada di balik pohon kelapa, dengan Batang pohon besar yang cukup menutupi tubuh nya.
Seperti seorang pencuri yang mengintip mangsanya, *sebenarnya apa yang sedang di lakukan nya?*
Pertanyaan itu tertelan dengan tindakan tangan Jay yang membawa sulur rambut Lily kebelakang telinga nya.
Tubuhnya hampir saja mendekat, kalau ia tidak menyadari sesuatu.
*Untuk apa?, Bukan kah ia sudah memilih Mona?*Dan saat Diaz ingin menyudahi hal memalukan yang baru saja ia perbuat, di arah yang agak jauh, Brian berlari kecil dan mendekati Jay serta Lily yang kembali terdiam, setelah ia melihat tangan Jay terulur entah karena apa.
Diaz tersenyum kecil, dua sahabat nya seperti nya tertarik dengan sosok Lily.
*Sekarang aku tahu, bahaya nya wanita ular seperti kamu untuk kami*
☘☘☘
Diaz sudah biasa melihat Jay dan Brian berdebat seperti itu, tapi yang membuat nya penasaran wanita itu, Lily pergi meninggalkan dua sahabatnya yang masih setia mempertahankan ego mereka.
Ckck.😑
Tidak mau mengundang kecurigaan, apa lagi dengan suasana pantai yang mulai ramai dengan semakin tingginya matahari disana.
Lily, wanita itu berjalan sendiri tanpa arah, dengan gestur tubuh yang seakan pasrah mengikuti langkah kaki yang membawa nya.
Hingga wanita itu memasuki tanah kosong namun terawat.
Yah,, ini adalah salah satu tanah yang akan ia jadi kan resort penginapan disini, maka dari itu di sini, tidak ada satu pun pemukiman penduduk.
hanya gubuk kecil yang dulu pernah di gunakan oleh pemilik kakek tua, sebelum tanah nya di jual kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/80377423-288-k803467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SiLent
RandomDiaz Lee Holper, harus mendapatkan penghianatan dari kekasihnya yang akan ia lamar. Sampai ia menemukan kembali obat untuk kekecewaan hati nya, tapi bagaimana jika sang ayah tidak pernah merestui hubungan nya . ...... "Dia adik mu, dan akan terus te...