Sudah mulai menjelang sore, dan melihat sunset di pantai Kuta adalah pemandangan indah yang tidak boleh terlewat kan.
Mereka sudah menyelesaikan sesi pemotretan untuk hari pertama, dan saat ini mereka sedang berkemas untuk kembali ke vila.
Tapi sepertinya tidak untuk dua wanita yang kini tengah asik bermain dan berlari di bibir pantai.
Mona dan Lily.
"Sudah di bereskan, tobby?"
Jay memeriksa kembali lensa kamera yang tadi sempat ia lepas, ia membawa tiga kamera dengan ukuran yang berbeda dan akan ia gunakan sesuai kebutuhan gambar yang akan ia ambil.
Masih tersisa empat hari lagi, dan sisa nya adalah waktu 'free' untuk menikmati liburan sesungguhnya.
"Ok, Blaire.. besok aku kabarin lagi. Thanks untuk hari ini." Jay bersalaman dengan asisten model, serta model wanita nya yang bisa dibilang cukup naik daun di bidang nya.
"Ok. Thanks juga Jay, see you... Bay. Semua.." Salam pisah nya dengan melambai tangan,
Jay menurunkan tangannya, setelah melihat kepergian Blaire yang menjauh. Yang Jay suka dari model wanita nya sekarang, dia termasuk model wanita profesional.
Tidak ada main kedip- kedip kaya orang kelilipan, atau minta nomor handphone untuk di berikan ke mbah dukun.
"Lo dapat dari mana tuh model?, Padahal dua hari yang lalu, Lo bilang belum nemuin model yang cocok."
Brian dan ke kepoan yang melebihi emak -emak arisan.
"Model lokal, gw nemu pas lagi beli minuman di mini market."
Santai dan tidak niat.
Brian merengut kesal mendengar penjelasan yang menurut nya sangat ambigu.
mau bagaimana pun, ia juga ambil andil dalam project ini. Tapi kenapa rasanya hanya dia yang tidak mengetahui apa-apa."Gw baru tau, lo bisa pake model ecek-ecek di pinggir jalan."
Sejak dari pagi, Brian jadi sensitif sekali.
Jay menatap kesal dan dengan refleks menempeleng kepala Brian, yang kini di buat semakin melotot karena ulah nya.
"Lo tau standar gw, gw butuh yang berkualitas. Gak asal ciduk meski tuh bokong bohay sekali pun.
Blaire Caroline, model lokal kota Santos.
Dia model profesional, meski baru 21 tahun. GW udah liat profil biodata dan pengalaman jam terbang nya, waktu gw sengaja buka lowongan untuk cari model yang cocok buat tuh kaleng minuman."
Jelasnya, di ikuti suara resleting tas kamera yang tertutup.Jay akhirnya menatap Brian yang tidak merespon informasi nya sama sekali. Padahal dari siang sahabat nya itu terus berbisik menanyakan model wanita nya itu.
Tak di sangka oleh Jay, Brian malah membalas perlakuan nya.
"Rasakan, emang enak. 😝
Gw gak mau yah, jadi blo'on sendiri an, kalau sampai otak gw geser, Lo harus jadi orang pertama yang berada di samping gw karena ulah Lo."Jay mengusap kepalanya, Brian tidak hanya menempeleng, tapi ia juga menekan kuat dengan tulang ruas jari tangan nya.
Sial,, gw di jitak 😑
Ah... sakit pala baby.😡
"Gila... Lo jitak gw pe'a, sini Lo..." Teriak Jay,
yang mulai mengejar Brian, karena sudah lebih dulu mengambil langkah seribu.Tobby tertawa kecil, dengan sedikit menggeleng kecil kepala nya.
"Kekanakan sekali,"
Itu suara Diaz, tobby menengok kesamping yang ternyata sudah berdiri bersisian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SiLent
RandomDiaz Lee Holper, harus mendapatkan penghianatan dari kekasihnya yang akan ia lamar. Sampai ia menemukan kembali obat untuk kekecewaan hati nya, tapi bagaimana jika sang ayah tidak pernah merestui hubungan nya . ...... "Dia adik mu, dan akan terus te...