Silent,,,:,38. Kebohongan Lain.

117 13 4
                                    

"akhirnya sampai juga," dengan Meregangkan otot-otot tangan nya ke atas, " jadi, Lo akan langsung membicarakan tentang ini sama ayah lo?," Jay berbisik pelan, disamping Diaz.

Mereka sedang berjalan bersisian untuk menuju kediaman keluarga Holper. Liburan mereka di percepat setelah selesai dari pekerjaan, mereka memutuskan untuk kembali ke kota Deligos.

Brian,

sahabat nya itu langsung menyetujui usulan nya, setelah mengatakan keadaan Lily yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan laut dengan cuaca yang tidak menentu, dan Binggo , Brian langsung mengatakan iya tanpa protes.

"Iya, Lo tau, gw gak mau ambil resiko dan mempermalukan harga diri gw."

Jay memelet kan lidah seakan mau muntah.😛

"Sekarang aja bilang harga diri, apa kabar Lo saat melakukan " itu" , pake acara khilaf lagi ngelepasin tu kecebong sakral di dalem",

"Astaga, Jay.. Lo pengen gw di gorok Brian, bilang aja terus yang kencang sekalian."

"Ckck,, Lo seneng banget, apa pengen banget gw umumin disini?." Ucapnya dengan menatap serius, dan menghentikan langkahnya.

"Whatever" ucapnya setelah melihat Jay, dengan tampang lelahnya.
meladeni obrolan Jay  malah tambah membuat nya  pusing, dan tidak membantu sama sekali mengurangi rasa frustasinya.

Akh, bisa gila gw.

Dari belakang punggungnya, Diaz dapat mendengar suara tawa tertahan,
Lihat lah, setidaknya masih ada yang bahagia di atas penderitaan nya.

Fuck.

Diaz mencuri pandang ke arah Lily, yang sedang berjalan dengan diam. Ada yang berbeda dengan wanita itu, tapi Diaz tidak bisa menebak apa?, ketika wajah itu tidak menampakkan ekspresi apapun.

Brian, sahabat nya itu yang lebih banyak bersuara di samping nya.

☘☘☘

Dalam perjalanan pulang, seperti biasa tidak ada yang bersuara atau bercakap.

Hening,

hanya ada suara deru mesin mobil, dan kendaraan yang berlalu lalang untuk saling mendahului.

Lily tertidur.

Kepala nya terkulai lemas di bahu Brian, dan Diaz hanya bisa bersabar dengan pemandangan yang di perlihatkan kaca penumpang yang tergantung dream catcher , Mona.

Adik nya selalu menyukai benda berbau tahayul dan apa kata orang?.

Penangkal mimpi buruk,

dan Diaz merasa, ini adalah mimpi buruk yang baru akan ia mulai.

Diaz mengalih kan pandangan mata nya,

bukan sesuatu yang baru tapi kebiasaan ini sudah mereka lakukan sejak jaman SMA dulu, hal yang sederhana tapi membuat mereka tahu, sekecil apapun kelalaian yang dibuat, akan selalu berdampak besar dengan apa yang akan di timbulkan.

Apa lagi di jalan raya seperti ini, mereka selalu menerapkan ' mencegah lebih baik dari pada mengobati' jadi jika kecelakaan bisa dihindari dari awal, terus kenapa harus menyalahkan Tuhan ketika kita harus merasakan sakit akibat kelalaian kita sendiri.

Melan, Kenzo, dan Mona sudah tahu akan kepulangan mereka.
Dan Diaz tidak membayangkan jika kedatangan mereka akan di tunggu seperti ini.

"Ada apa?, Lo gak ngasih tau kalau kita bakal di sambut kaya gini?. Bisik Jay.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang