Silent,,:..30.. Keputusan.

115 17 1
                                    

Jay sedang mengedit foto yang ia ambil dari pemotretan pertama sampai hari kedua.
Semua berjalan lancar tapi tidak dengan liburan mereka.

Jay tersenyum tanpa sadar ketika melihat dengan teliti hasil foto yang ia ambil dengan nama folder 'sembarang objek'.

"Bukan kah senyum nya mirip mam,?"

Senyum nya perlahan menghilang, "hmm" gumam nya,
menanggapi ucapan tobby yang kini sudah bergabung duduk bersama nya di sofa.

"Apakah sudah ada tanda-tanda dari bos, Kapan ia pulang?"

Tangan nya menekan tombol 'open' hingga foto-foto yang sudah ia buat menjadi video bergerak dengan sendirinya.

"Huh,, mengalihkan pembicaraan," ledek nya, dengan senyum kecil di sudut bibirnya.

Matanya turut melihat isi dari foto yang bergerak satu persatu di layar laptop, dari gambar foto laut, kapal nelayan, turis, pohon, bunga, dan kebanyakan dari gambar yang di ambil adalah gambar foto wanita itu, Lily.

"Lo tau tob. Semakin kesini sepertinya gw semakin bingung dengan jalan yang udah gw ambil."
Bisik Jay pelan semakin menatap minat isi vidio itu,
Namun masih terdengar jelas oleh tobby yang sedang duduk bersandar di lengan atas Jay.

"Hmm, gw tau Lo masih normal."
Mengganti sandaran nya dengan sandaran sofa yang berada di balik punggung nya,
matanya terpejam dan kembali terbuka menatap rambut hitam yang mulai bergerak kebelakang.

Tubuh Jay diam sesaat, hingga ia mencoba melihat tobby yang kini sedang menatap diam dirinya.

"Kita masih bisa jadi sahabat, Tampa perlu menamakan kedekatan kita sebagai cinta."
Tobby berucap serius, dari dulu ia tidak pernah membalas ucapan Jay.

Semua perlakuan, dan perhatian nya, murni karena ia tahu Jay sedang membutuhkan sandaran, mau bagaimana pun, ia tidak bisa untuk tidak peduli dengan janji yang pernah ia ucapkan.

tobby tau pria itu hanya sedang lari dari ketakutan nya, menghadapi kenyataan yang akan berakhir sama seperti wanita yang ia cintai, ibu nya.

Dan tobby terlalu mengenal Jay melebihi Diaz dan Brian, meski status nya di mata mereka adalah asisten fotografer di perusahaan itu .

"Bisa begitu,?" Tanya nya dengan, senyum kecil.

Entahlah,, yang ia tahu cinta itu adalah tempat ternyaman, disaat kita bisa bersandar, tempat teraman disaat kita tidak perlu merasa takut dengan sesuatu yang kita takuti.

Dan itu semua hanya ada pada tobby.

Tobby terkekeh melihat wajah yang kembali ragu dengan kondisi sex penyimpang yang di alami Jay.

Dan selama ia dekat dengan nya, berpelukan termasuk dalam kontak fisik yang paling intim.

Jay hanya tidak sadar,

dan menganggap cinta bisa terasa sakit karena lawan nya, adalah wanita.

☘☘☘

Brian perlahan memasuki kamar bergaya Vantage, disana Mona sedang mengetik sesuatu di layar laptop nya.

Mona dengan segudang penelitian ilmiah nya, dan ia tidak tahu jika Mona akan turut membawa tugas kuliah nya juga.

"Hai.."sapa nya pelan.

Brian berjalan janggung dengan sesekali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Menempati kursi yang tak jauh dari tempat tidur yang saat ini sedang di duduki Mona.

"Apa itu tugas kuliah?" Brian masih tetap membuka percakapan meski yang di ajak bicara seperti nya tidak menghiraukan nya sama sekali.

"Aku minta maaf."

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang