"kenapa kamu disini?, Bukan nya berangkat besok ya?"
Baiklah, sepertinya bukan hanya Diaz yang tidak menginginkan keberadaan nya disini.
"Harusnya kau senang Mona, aku bisa membantu mu mengemas barang yang akan kau bawa nanti. Benar kan mamah mertua."
Ucapnya dengan melempar candaan kepada Melan, yang berada di hadapan nya.Sedangkan Mona menampakkan ekspresi ingin muntah, saat di tatap Brian yang melempar cengiran jenaka kepadanya.
Melan menggeleng kecil kepalanya, ia sudah tau semua sifat sahabat-sahabat Diaz, apa lagi ia sudah mengenal nya dari jaman Diaz sekolah dulu.
Dan Brian lah yang paling hangat dari sahabat Diaz yang bernama Jay.
"Ah. . Brian, Jay tidak ikut kemari?"
Mereka sedang berada di ruang keluarga, dengan Mona yang sibuk memasukkan cemilan ringan untuk dimakan saat perjalanan nanti.
Dan sejak tadi Brian menunggu Lily yang tidak terlihat semenjak kedatangan nya.
Matanya mencuri-curi pandang kesegala arah, tapi ia terlalu gengsi menanyakan keberadaan Lily kepada Mona, karena ada Melan yang masih duduk di antara mereka tanpa beranjak sedikit pun.
"Jay sudah berangkat duluan tante, biasa tukang foto, cek lokasi biar besok ga keteteran."
Brian membantu Mona memasukkan cemilan itu ke dalam tas jinjing berukuran sedang, tapi Ia tidak bisa terus menerus membohongi perut sispek yang belum terbentuk sempurna ini mulai memberontak karena lapar.
Kruyukk..
Melan tersenyum, melihat tingkah Brian yang sudah salah tingkah karena suara keroncongan yang terdengar dari perutnya.
"Makan malam disini saja, lagi pula sebentar lagi waktunya makan malam."
Mulut Brian sudah terbuka saat ingin menjawab ajakan Melan, tapi suara lain sudah mendahului nya terlebih dahulu.
"Ga bisa, jatah makan Diaz ga mau ya di bagi dua."
Diaz dengan semua sikap menyebalkan, baru bergabung setelah meninggalkan ia sendiri dari acara ngambeknya.
"Tega Lo prett, "suara Brian memelas, tapi setelahnya,
"terimakasih, mamah mertua. Saya menerima dengan senang hati tawaran nya"
Dengan wajah sumringah, Brian melanjutkan acaranya membantu Mona mengemasi barang-barangnya.Tidak menghiraukan tatapan tak suka saat ia mengucapkan kata 'mamah mertua',
ah.. padahal ia hanya ingin memancing nya saja, tapi melihat ekspresi itu, sedikit membuat Brian lega kalau Diaz masih benar- benar menginginkan Mona.Posesif sekali.
Sesantai mungkin memasuk kan barang bawaan yang kali ini peralatan makeup yang bejibun.
*Buset ...mau buka salon kali ya ini anak.* Benak nya menyerengit heran.
Tujuan utamanya disini, ingin bertemu Lily.
Nanti, ,
mungkin saat makan malam, wanita itu pasti akan turun untuk makan bersama seperti biasanya.Sepertinya waktu berputar cepat, hingga kedatangan bi Mimin memberitahu kalau makan malam sudah siap.
Lily sudah berada di sana, dan langsung tersenyum hangat melihat kedatangan Brian yang ingin menghampirinya untuk duduk bersisian.
Tapi saat ia akan mencapai kursi nya, Diaz yang entah melewati jalan pintas mana, sudah terlebih dahulu menduduk kan pantat nya disana, disusul Mona disampingnya.
Diaz jadi berada di tengah antara Lily dan Mona .
Dan dengan langkah berat, Brian duduk didekat Melan dengan Kenzo yang duduk ditengah antara Melan dan Mona.

KAMU SEDANG MEMBACA
SiLent
RandomDiaz Lee Holper, harus mendapatkan penghianatan dari kekasihnya yang akan ia lamar. Sampai ia menemukan kembali obat untuk kekecewaan hati nya, tapi bagaimana jika sang ayah tidak pernah merestui hubungan nya . ...... "Dia adik mu, dan akan terus te...