Silent...:..25.. Pulau Pedalaman..

129 11 0
                                    

"kalau sudah sampai jangan lupa kabari mamah, Lily vitamin mu sudah di bawa?" Tanya Melan yang sedang mengantar keberangkatan mereka di bandara.

Lily mengangguk, dengan mengeluarkan botol kecil dari jaketnya.

"Diaz jaga kedua saudari mu. Kalau sampai terjadi sesuatu cepat hubungi mamah atau papah. Ok!" Ucapnya memperingati.

"Ok, mam."jawab nya dengan mata yang terus menatap handphone pintar nya.

Diaz meringis ketika Melan yang tiba-tiba saja menarik telinga nya, "a a a, mah sakit." Dengan melepaskan tangan cantik Melan.

Telinga Diaz sudah memerah,

" Kamu itu bisa santai banget, kirain mamah pantai Kuta itu di kota yang dekat dengan pantai. Kenapa kamu ga bilang kalau itu pulau sih."

Seru Melan, kesal.

Anak nya yang satu ini, selalu memberikan kejutan yang tidak di sangka.
Kalau ia tadi tidak bertanya kepada Brian, mungkin ia tidak pernah tau pantai Kuta itu seperti apa.

"Ya ampun mah, kan sudah Diaz bilang itu tempat Risort hotel parawisata." Sambil mengusap telinga nya untuk meredam nyeri.

" Masih calon Diaz, hotel nya aja belum ada."
Astaga, mamah nya benar-benar ingin melepas telinga nya.

"Mah sudah, kakak kesakitan." Ucap Mona melerai, dan membantu Diaz untuk mengusap telinga nya yang memerah di sebelah kanan nya juga.

"Kalau mamah ga janji sama kamu, mamah ga bakal kasih ijin liburan di pantai pedalaman seperti itu." Tunjuk nya ke arah Mona.

Brian meringis, mengucap kata 'sorry' tampa suara kepada Diaz yang kini tengah melototi nya.

"Pantai Kuta Mah, bukan pedalaman. Lagian kita cuma sebentar ko, seminggu kan gak lama ." Bujuk nya. Sambil melarat ucapan Melan.

"Seminggu lama sayang, kamu jangan pergi yah. Kasian Lily nanti, kalau sakit lagi gimana?"

Lily semakin menunduk ketika nama nya di sebut -sebut sebagai alasan agar Mona membatalkan liburan nya ini.

"Begini Tan, kita ngajak Lily karena udara disana masih bagus. Lagi pula kan sudah Brian bilang, disana bukan seperti pulau yang tante bayangkan."

Bujuk Brian ke sekian kalinya, ia juga tidak ingin Lily membatalkan liburan ini karena Melan terus membujuk seperti ini.

Brian tau akan sikap lemah Lily, dia pasti akan terbujuk jika melihat Melan sudah begini.

Lagi pula ini juga salahnya, ia pikir Melan sudah mengetahui dimana itu pantai Kuta. Hingga ia menceritakan dengan semangat tentang pantai, dan pulau.

Dan setelah nya Melan berteriak di depan umum,
yah.. dibandara, disaat 1 jam lagi waktu keberangkatan mereka, dan sekarang tinggal 15 menit lagi, Waktu yang tersisa karena dihabiskan untuk berdebat dan membujuk Melan.

Hufftt..😌

"Iya mam, ada villa, ada speed boat yang stand by di dermaga. Terus banyak kapal nelayan juga, yang penting itu bukan pulau pedalaman mamah. Hanya satu jam dan Mona sudah bisa berada di kota Santos."
Jelas Mona perlahan, mamah nya terlalu khawatir berlebihan.

Lagi pula ia juga ingin melihat tempat yang akan di jadikan resort hotel parawisata oleh kakak nya.

Melan menghela nafasnya, 3 lawan 1 jelas ia kalah. Sedangkan Lily seperti nya ingin pergi kesana, meski tidak ikut membujuk nya.

melihat Lily yang sedari tadi hanya diam.

"Baiklah, sering-sering kabari mamah. " Ucapnya pasrah.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang