Silent 3 : YOU

270 19 0
                                    

Sorry for typo..

*****

Wajah kemerahan Brian seakan tidak bisa di sembunyikan karena kulit putih yang ia miliki, hingga saat Diaz ingin meninju lengan atas nya bukan sakit yang ia rasakan tapi sebuah pelukan dari samping yang menyembunyikan lengan nya, pelukan? Eh...

Brian mencoba membuka mata nya perlahan dia hanya melihat kalung berbandul bunga Rose berwarna merah dengan nafas yang terengah engah,

Brian dapat mencium wangi yang unik seperti parfum lady Rose atau percampuran antara lily dan rose ,,

entah lah tapi yang pasti Brian sangat menikmati harum itu dari bulir keringat yang keluar di sekitar dada nya,

hanya dada tidak dengan isi nya???.

Karena terlalu terhanyut secara tidak sadar Brian ingin membalas pelukan itu dengan melingkar kan jemari tangan nya kea rah pinggang tapi belum sampai itu terjadi,,

tiba – tiba tubuh gadis itu seperti tertarik kebelakang , siapa lagi kalau bukan sahabat nya yang kampret,, dasar Diaz ...

"dasar kamu ini, datang – datang main peluk orang aja,, tidak tau malu." Ucap Diaz bertambah kesal melihat kedatangan lily yang tiba – tiba,, hampir saja ia akan menghantam punggung itu kalau Diaz tidak langsung tersadar.

Lily hanya berdiri kaku,, ia juga tidak sadar berbuat seperti itu, maksud hati ingin menghalangi tapi tubuh nya malah bergerak untuk melindungi .

Jemari lily saling bertautan dan keringat yang ia keluarkan berubah menjadi keringat dingin.

"dan kenapa HP Mona bisa sama kamu, apakah kamu mencuri nya,?" Tanya nya sedikit meninggi .

karena melihat Hp yang ia berikan kepada Mona saat ulang tahun nya yang ke 22 tahun tergantung manis di leher nya.

Lily langsung memegang Hp nya dan menggeleng dengan cepat.

Dan saat lily ingin menggunakan nya dengan cepat tangan diaz menyambar hingga terlepas dari leher lily,

Hingga meninggal kan jejak kemerahan disana, Brian yang melihat kajadian itu langsung menengahi agar kemarahan sahabat nya tidak lepas control.

"tenang lah Bro,, santai,, slow, tarik nafas keluar kan tarik nafas keluar kan," ucap Brian dengan berdiri sejajar dengan Diaz menepuk punggung nya perlahan.

"ehh,,, nyuk Gue bukan mau lahiran ," dengan memukul tangan Brian,

Perhatian Brian teralih kearah lily, dan langsung mendekati dengan wajah khawatir yang tidak buat-buat.

"kau tidak apa – apa nona?" melihat Lily yang terus mengusap tengkuk nya.

Di balas dengan gelengan lemah tidak ada air mata disana, yah,, sudah pernah di kata kan bukan, Lily terlalu sering menerima prilaku kasar teman – teman nya dulu .

bahkan Lily pernah merasakan lebam di sekujur tubuh nya karena di anggap merebut cowok yang jelas – jelas Lily tidak mengenal nya,

hanya sebuah foto edit yang di berikan cowok itu karena Lily menolak untuk menjadi pacar nya,

pasti menolak karena dia sudah memiliki kekasih.

Brian turut mengusap leher itu, hingga ia merasakan ketegangan dari tubuh wanita yang masih setia menundukan kepala nya.

"kau berdarah," dengan memperlihat kan bercak darah yang menempel di jemari nya, bukan tidak tau,

lily juga merasakan dari jemari nya sendiri.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang