Silent,,:..27.. Degub yang Berbeda..

113 19 4
                                        

Gerak kaki nya terhenti, Lily ingin mengambil susu untuk meringankan pusing yang ia rasakan sejak semalam.

setelah melihat dan mendengar pengakuan sepupunya itu, di depan mereka semua.

Bahkan Lily tidak bisa memejamkan mata nya, mungkin hanya 3jam saja ia tertidur. Hingga pagi nya kepala pusing yang ia rasakan.

Tapi melihat dua sejoli yang kini sedang melakukan morning kiss, di dapur, cukup membuat Lily berat untuk melangkah memasuki pintu dapur .

Syukurlah sisa tenaga nya masih bisa ia gunakan untuk melangkah mundur teratur.

Hingga punggungnya menabrak sesuatu yang keras, bukan benda tapi tubuh seseorang yang ia yakini itu adalah pria.

Jay.

"Aku baru tau kalau kamu, juga bisa jalan mundur," senyum kecil itu terlihat, hingga membuat Lily bersemu karena malu, setelah membalikkan tubuhnya.

Jay mengangkat alisnya, melihat Lily yang terburu-buru mengetik sesuatu di handphone pintar yang selalu di kalung kan di lehernya.

-) maaf, aku yang ceroboh. Tadi aku sedang mencari sesuatu. Dan sepertinya tidak ada disini.

Jay mengangguk mengerti, saat membaca isi dari ketikan itu.

Tapi Jay tau, Lily sedang berbohong.

Ia melihat nya,

dari anak tangga, saat ia akan turun untuk ke dapur membuat kopi nya sendiri.
Bagaimana wajah itu terlihat pias, dengan kaki yang tiba-tiba melambat untuk melanjutkan langkahnya.

Diaz dan Mona.

Sepertinya Lily menyimpan rasa untuk...
Ah.. tidak mungkin bukan untuk Mona?..

Dasar kampret,,

kenapa ia selalu beruntung di kelilingi wanita yang tulus menyukai nya, kecuali satu orang.

Lily menyerengit, saat melihat Jay yang terkekeh tiba-tiba.

"Maaf, sepertinya aku kelepasan dengan pemikiran ku sendiri, sampai tertawa seperti ini."

Berdhem sedikit,
Jay menatap Lily yang kini tengah menatap bingung dirinya.

"Baiklah, mungkin aku bisa membantu mencari sesuatu itu, di tempat lain."

Lily langsung menggeleng cepat, menolak ajakan Jay.

Ia sedang berbohong,

dan ia tidak ingin melanjutkan kebohongan nya dengan kebohongan lain karena mencari sesuatu yang tidak ada.

"Jangan sungkan, kita bisa saling mengobrol dan berkeliling pantai setelah menemukan sesuatu itu."

'sesuatu' ,,

kenapa terdengar seperti jargon artis yang pernah ia kenal?..

Sambil terkekeh dengan pemikiran nya lagi, Jay merangkul bahu Lily , dengan mendorong kecil punggung Lily untuk mengikuti langkah nya.

Pemaksa.

Lily bisa langsung menangkap sikap Jay yang baru ia ketahui, tapi yang membuat nya bingung.

*Kenapa Jay, jadi begitu baik dengan nya?*

☘☘☘

Dress biru dengan panjang setengah betis, yang sedang di kenakan Lily berayun perlahan, menyingkap malu-malu kulit putih dari kaki jenjang nya,

Desau angin laut dengan deburan ombak yang menghantam batu karang, samar-samar terdengar. Meski masih jauh dari jangkauan mata nya.

Bibir itu tertarik lembut hingga membentuk senyum kecil yang semakin lama semakin lebar.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang