Silent,,:31.. Pilihan Hati?..

114 15 4
                                    

Brian bangun lebih pagi dari biasanya, bukan karena rajin tapi ia benar-benar begadang se-malaman karena tidak bisa tidur.

Untunglah biar kata ini vila berlantai dua, mengambil gaya desain minimalis modern.
Dengan ukuran yang tidak kecil tapi tidak juga terlalu besar ,
Yah... Sedang-sedang saja,

Membuat ruangan yang ada di dalam nya tidak perlu membutuhkan puluhan langkah untuk mencapai dari kamar ke kamar lain, atau dari ruang ke ruangan lain.

Sesampainya di dapur, Brian meneguk air minum untuk melegakan tenggorokan nya yang terasa lebih kering karena banyak nya batang nikotin yang ia hisap semalam.

Kebiasaan buruk yang selalu datang di saat ia galau.

Saat akan berbalik untuk kembali ke kamar nya,

"Ohk ohk"

Brian terbatuk, setelah mengeluarkan isi air minum yang belum sempat ia telan, dengan sesekali tangan yang mengurut dada karena kaget.

*Jantung,, Lo masih sehat kan?* Dengan merapal kan doa untuk nya, mengingat salah satu dampak buruk dari rokok adalah serangan jantung.

Sial, jailangkung dasar.

"Lo gak apa- apa?"
Berbanding kebalik dengan hati nya yang sedang mengumpat kesal karena berhasil membuat nya terkena serangan jantung dadakan saat ini juga.

"Gw ga perlu cuci muka lagi,"
Dengan mengambil tissue di meja pantry' lalu mengusap jejak air di wajah dan rambutnya.
Kemudian mengambil minum seperti apa yang tengah di lakukan oleh Brian.

Brian terperangah.

Melihat reaksi yang tidak biasa.
*Memang itu anak habis meditasi dimana? Turun gunung atau habis dapat uang dari nomor togel yang di kasih nyi Roro, tapi gak. .biar tuh anak belang bentong ibadah nya, tapi dia bersih ko, atau.....?* Benak Brian yang mulai merancau.

"Pret, Lo sehat kan?"

Brian menelan liur nya susah payah, melihat wajah yang menghadap cepat dirinya, *astaga, ia melupakan nya, dan selalu mengabaikan peringatan untuk tidak memanggil nama keramat itu*

Tapi mau bagaimana lagi, lidah nya sudah latah memanggil nama itu.😶

"Hmm,, sepertinya Lo sehat boss." Ucapnya dengan mengambil langkah pelan ke samping, untuk menghindari tatapan tajam bak elang mencari mangsa karena terus mengikuti gerak kaki nya.

Satu, dua, tiga, kaki nya bergeser perlahan ke samping.

*Gw harus kabur*.

"Heh.. Lo mau kemana?"

Jika itu pertanyaan bernada biasa mungkin ia akan berhenti, tapi tidak untuk nada menggeram seperti serigala mau kawin.

"Di tanya malah mau pergi."
Diaz mencoba mengitari meja pantry yang di gunakan Brian untuk menghindari nya,
Hingga membuat mereka berputar -putar di meja pantry yang berbentuk persegi panjang itu.
Sampai terdengar suara berisik yang di hasilkan dari denting  sendok karena saling bersentuhan.

"Astaga.. kenapa dapur gw berisik banget sih, bi.."
Kata- kata Jay terhenti ketika ingin memarahi bik amoy, asisten yang bertanggung jawab di dapur.

"Buset ..Lo pada main kejar-kejaran tampa ngajak gw, gak asik Lo pada."
Jay mengucapkan itu, tapi tidak dengan tubuh nya yang bergerak mencoba menangkap salah satu dari mereka. 😁

"Gw harus nangkap yang mana?"
Jay berujar sok frustasi ketika ia hanya berputar menghalangi Brian yang akan melarikan diri dari Diaz dan Diaz yang akan menangkap Brian.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang