Silent,,:..17. Jealous

148 12 0
                                    

Diaz dan Mona duduk bersebelahan, berhadapan dengan Lily yang duduk di samping Brian, yang sepertinya sudah lebih baik karena bisa duduk dengan tenang.

Suara di meja makan di dominasi oleh kakak beradik yang saling menukar canda dengan tangan yang saling bertaut di atas meja.

"Ayolah, kalian tidak bisa terus menerus mengumbar kemesraan di depan kami, iya kan Lily?" Dengan pandangan Brian yang meminta persetujuan Lily.

Brian mengucapkan nya dengan santai tapi tidak dengan Mona yang langsung melepaskan tautan tangan nya .

Lily bisa melihat raut salah tingkah sepupunya.

Lily mengunyah dalam diam, dengan wajah tertunduk sambil mencuri -curi pandang dengan ujung matanya .

Tak berapa lama kemudian Lily melihat raut lega di wajah sepupunya entah karena apa?..

Saat Lily akan mencuri pandang dengan Diaz, Lily langsung tertunduk tak nyaman.
Diaz sedang menatap nya, dan sekelebat bayangan semalam, membuat Lily seakan tenggelam di dalam air hingga ia merasa sesak.

Ia sudah seperti kekasih yang memergoki kekasihnya selingkuh di depan matanya.

Lily merasakan tangan nya digenggam, menengok ke samping nya, Lily melihat Brian yang menatap nya dengan wajah penuh tanya.

"Apa?" Lily, dengan gerak mulut nya.

Lily melihat mulut Brian mengucapkan sesuatu tapi ia tidak mendengar sama sekali suaranya.

Rambut panjang nya yang tergerai, ia semat kan di belakang telinga nya.

*Tidak ada*

Lily langsung melihat kebawah meja, dan tempat saat ia terjatuh, dengan wajah gelisah.

Mona sudah berada di sampingnya, dan Lily tidak menyadari itu karena takut benda pemberian ayah satu-satu nya hilang.

"Ada apa?" Tanya Mona dengan gerak jemarinya.

Lily menunjuk telinga nya, dan telapak tangan yang bergerak ke kanan dan kiri.

*Bagus.. satu isyarat , mampu membubarkan sarapan sempurna nya, Lily* benak Diaz gemas.

Brian, Mona mereka langsung merunduk dan meneliti setiap sudut untuk mencari benda kecil 'mini'(BTE) tipe alat bantu dengar dengan bentuk telinga belakang.

Diaz tetap melanjutkan makannya tak peduli, saat akan berdiri,
sandal santai yang ia gunakan seperti menginjak sesuatu.

Diaz merunduk mengambil benda kecil yang mempunyai warna sama dengan kulit,

Lily.

Ada retak kecil disana.

Dengan acuh Diaz memasukkan nya ke saku celana nya, berlalu pergi meninggalkan 3orang yang masih merunduk mencari nya.

☘☘☘

"Bagaimana,, kita sudah mencari nya tapi tidak ada." Mona menggerakkan jemari nya.

Lily tertunduk lesu, itu adalah benda berharga yang saat ini ia punya.
Selain hadiah dari ayah, Benda kecil sederhana itu sudah banyak membantu Lily untuk berinteraksi dengan orang lain.

Karena tidak semua mengerti bahasa isyarat, setidaknya jika ia bisa mendengar ,ia bisa membalas dengan media lain.
Renung nya kemudian melihat wajah Brian.

Brian menggaruk tengkuknya, saat mendapati Lily menatap nya.
ia ketahuan oon semenjak Mona membongkar rahasia nya.

Brian menoel pundak Mona,
"kita bisa pesan yang baru "

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang