Silent,,: ..16.. Diaz

140 11 1
                                    

Diaz sedikit menarik nafas,

Ternyata melihat Tampa menyentuh nya, malah membuat ia semakin menginginkan nya .

Mona. .

Nama itu seperti alarm di alam bawah sadarnya. Konyol memang, menawarkan mantera ajaib seperti tidur di atas meja judi yang berputar , sementara  hormon 'testosteron' bergejolak ingin di salurkan.

Saat pertama kali melihat bentuk kenyal dengan ukuran yang pas untuk tangannya , saat terkurung di kamar mandi  berdua dengan nya.

Dan setelah nya, Diaz sampai frustasi hingga melampiaskannya kepada teman kencan wanita nya, ke esok harinya.

Hingga ia tidak merasa puas dan memilih melampiaskan nya dengan setumpuk pekerjaan dalam pembuatan iklan terbaru klain mereka.

Walau ini cara yang kekanakan namun selalu berhasil dalam praktek nya.

*Yah.. siapa yang tidak suka dengan hal yang berbau romantis, dan wanita seperti Lily termasuk dalam kategori ini .*

Ingat Diaz yang selalu melihat setumpuk novel romance di meja baca wanita itu,
saat memasuki kamar Lily pertama kali, meski mulut nya bersitegang dengan Mona tapi Diaz masih memiliki mata yang jeli untuk melihat keadaan sekitar nya.

"Kamu ingin mencoba mantra ajaib, kata Mona ini sangat berkerja untuk menyembuhkan luka"

Apakah Diaz perlu menunggu? Jawaban nya tidak, karena dengan suasana mendukung seperti ini,
ia tidak bisa menjamin kalau hormon'testosteron' masih dalam kendali nya.

Ah.. seperti nya tangan nya sudah sangat lihai dalam hal membuka seperti ini, lampu tidur yang sudah tamaram seperti nya tidak membantu menyamarkan keindahan yang terlihat di depan mata nya.

Apakah Lily sadar, jika nipel itu tercetak indah di gaun tidur tipisnya.
Diaz juga masih dapat melihat belahan dada yang sepertinya akan terlihat bulat sempurna jika terlihat semua.

Seperti nya, little Diaz tidak bisa bertahan lama dalam situasi ini, jika Diaz terus menatap dan membayangkan isi di balik kain tipis itu.

Tanpa berkata apapun lagi, Diaz langsung menghapus jarak wajah nya untuk lebih dekat dengan luka lebam yang sudah dibuat oleh nya.

'Good', dan sekarang Diaz seakan tersiksa dari buah perbuatannya sendiri.

Hanya kecupan kecil dan Diaz lakukan secepat mungkin, tapi bibirnya se'akan bergerak 'slow motion' hanya untuk memberi jarak kembali.

Lembut. Mungkin akan terasa menyenangkan dengan lidah yang bermain disana.
Membayangkan bibirnya menghisap kuat kulit putih itu hingga meninggalkan banyak kissmark disana.

Dan akan sangat nikmat dengan nipel yang memerah kerena permainan lidahnya.

Diaz mengepal tangan kanan nya disisi tubuh, sementara tangan yang lain membenarkan sulur rambut yang menjuntai menutupi sisi wajah yang masih terkejut karena ulah nya.

*Ah.. bahkan dirinya juga terkejut bisa melakukan ini dengan little Diaz yang masih terkurung.* 😫

Melihat Lily masih tak memberikan respon apapun, Diaz berdiri dan pergi setelah mengucapkan,
'selamat malam'

Pintu sudah tertutup rapat dan Diaz sedikit merasa lega karena tidak melakukan keinginan nya untuk memperkosa Lily di sana.

Astaga,, bahkan dirinya langsung berfantasi bermain keras.

Smirik itu keluar dari sudut bibirnya, yah.. sepertinya hanya ketertarikan sex semata untuk Lily,
dan cinta nya sudah pasti hanya untuk Mona, pemilik hati nya.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang