Silent,,,:,,41.. Sad Ending.

306 17 8
                                    

Suara isak pelan terdengar di ruang kamar rumah sakit yang kini sudah berubah menjadi seperti ruang kamar jenazah.

Ini adalah suara Isak nya.

Dan bukan hanya satu tapi disini ada tiga tubuh yang terbujur kaku di atas ranjang.

Seperti nya Tuhan memiliki cara nya sendiri, membuat mereka tetap berkumpul dan bahagia, tanpa kesakitan yang mereka sembunyikan satu sama lain.

Lily, Paman Adi, dan bibi Kenya.

Steven melihat tubuh Paman Adi yang masih mengeluarkan darah segar di balik perban yang sengaja ia pasang kan di kepala nya.

"Ada pendarahan pembuluh darah yang sangat serius, hingga membuat nya mati di tempat kejadian."

Itulah keterangan dokter seprofesi nya, yang turut membantu dalam mengevakuasi korban kecelakaan bis yang terjatuh kedalam jurang.

Paman Adi dan bibi Kenya, mereka dalam perjalanan menuju kota Broughton, dimana kota tempat nya melakukan kerja praktek bersama Lily yang sedang melakukan studi menjadi perawat, yang tentu saja untuk satu itu dirinya dan Lily berbohong.

Tapi ini balasan yang berat, jika ini adalah karma atas kebohongan yang mereka lakukan.

Mata nya Beralih melihat wajah bibi Kenya yang terlihat lebih bersinar dengan garis senyum di dua sudut bibirnya, hingga membuat Steven tersenyum kecil.

"Sepertinya bibi terlihat bahagia?, Dan Mungkin Tuhan lebih menyayangi kalian, dari pada hidup yang terus menahan sakit di depan orang yang kita cintai." Bisik nya pelan.

Yah,, Steven mengetahui nya, selama Kenya menjalani pengobatan nya, wanita itu tahu jika tidak ada harapan lebih untuk kesembuhan nya.

Leukimia, kanker darah itu sudah menyebar, dan sudah memasuki stadium akhir.

Mungkin sikap Lily memang menular dari Kenya, jika Lily menyembunyikan penyakit nya agar tidak membuat kedua orang tua nya terbebani,
maka berbeda dengan Kenya yang tidak ingin membuat Adi terpuruk dengan kenyataan kalau kanker darah yang di deritanya sudah semakin parah.

Lagi-lagi melalui dirinya,

Kenya berkata untuk tidak memberitahu Adi dengan perkembangan penyakitnya, ia hanya ingin tenang dan tidak membuat Adi khawatir di detik-detik terakhir.

"Biar kan aku pergi dengan tenang, karena jika aku melihat air mata nya. Aku akan mengalahkan Tuhan karena sudah memberikan penyakit yang membuat keluarga nya menderita."

Seperti nya Kenya hanya berfikir, jika ia pergi meninggalkan Adi dengan semua usaha pengobatan yang sudah di lakukan.

mungkin Adi akan rela melepaskan nya, tanpa perlu terbebani menghitung waktu yang kapan saja menjemput hidup nya.

Dan dengan melihat Lily, wanita itu berharap tidak akan meninggalkan janji setelah kepergian nya.

Janji, untuk menjemput nya, Lily.

Terbesit kebahagiaan saat ia tahu, Paman akan menjemput Lily. Sampai ia bertemu dengan wanita itu, sahabat lamanya.

Ia tahu ada yang berbeda dengan sahabat nya itu, selain wajah nya yang semakin cantik,  wajah itu juga semakin terlihat pucat,

Dan terkadang ia menemukan Lily yang tertidur di bangku taman rumah sakit dengan darah segar yang mengalir di hidung nya.

Steven juga sempat melupakan sifat menyebalkan yang di miliki sahabat nya ini, sampai ia membutuhkan waktu dua Minggu untuk membujuk agar Lily mau di periksa oleh nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang