Silent..:..11 DIAZ the Kampret

218 12 0
                                    

"ah.. cepat Jess, aku sudah tidak tahan lagi." Tampa menunggu jawaban, pria itu langsung menurun kan tas kecil wanita yang di panggil Jess itu.

"Astaga ,,ini masih pagi Daniel. Bagaimana kalau ada yang melihat." Dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling loker kampusnya.

Masih sepi, tapi itu tidak menjamin tidak akan ada yang tau dengan apa yang akan mereka lakukan nanti.

"Tidak, kau lakukan saja dengan nya" dengan dagunya menunjuk ke arah tangan si pria.

Tapi ada tawa kecil di bibir wanita itu, "aku tau sayang,kau tidak akan tega dengan nasib nya bukan."
Ucap nya sedikit menggeram.

Kejadian itu begitu cepat hingga gerakan dua sejoli yang sedang menghimpit di loker pojok itu, tidak begitu terlihat jelas.

Tapi siapa pun yang melihatnya pasti bisa menebak apa yang sedang mereka lakukan, dengan gerakan pinggul mereka.

Dadanya bergemuruh, ia tidak tau jika acara mencari sepupu nya di sini akan berakhir melihat adegan seperti itu.

Tapi lihat lah mata nya yang tidak berkedip sama sekali, Lily sudah seperti pengintip ulung dengan mata polos yang seakan baru pertama kali melihatnya.

Tangannya mengerat seakan tali selempang tas nya ada penumpu tubuhnya yang mulai sedikit gemetar. Suara desahan kecil itu, seperti suara yang sangat memalukan yang pernah ia keluarkan juga.

Tubuhnya tak bisa bergerak, ada tubuh lain di belakang punggungnya. Dadanya terangkul oleh tangan kokoh dari belakang,

*astaga, * . Lily terperanjat karena takut,
Takut pria yang di belakang nya akan melakukan hal buruk dan yang lebih membuat Lily semakin takut bagaimana sikap nya ini sudah seperti pengintip yang ke tahuan oleh sang empu.

Dan Lily mulai merasakan Penyesalan atas tindakan nya yang lebih memilih diam dari pada pergi dari tempat ini.

Bukankah begitu, penyesalan memang selalu datang terlambat bukan.
Maka dengan begitu manusia dapat belajar dari kesalahan yang dilakukan nya atau terjebak dalam kerugian karena melakukan hal yang sama tanpa ingin berubah.

"Ckckck,, apakah kamu sedang mengintip Lily?" Suara nya dekat dengan telinga Lily yang kini memakai anting kecil sebagai pemanis.

Lily mengenali suara itu, suara pria yang menciumnya hingga pingsan.
Ah... Selain pengalaman pertama yang buruk, ia juga terlalu terkejut dengan tindakannya, Brandon.

Saat Lily akan menengok, suara Brandon sudah terdengar kembali,
"Ayo, kita bisa kena masalah jika disini terus"

Terdengar jenaka di telinga Lily saat Brandon mungacapkan kalimat yang seperti nya adegan itu sudah biasa terjadi disini.

Diluar sudah ada Mona dan yang ia kenal sebagai teman-teman nya Mona.
" Mereka mencari mu " ucap nya di samping Lily.

Brandon melihat semburat merah di kedua pipinya, cantik.

Brandon mendengar keluhan Mona yang bertanya keberadaan Lily dengan Joo yang kebetulan disamping nya,
maklum universitas mereka tidak bisa dibilang biasa jika di bangun di atas tanah seluas lima hektar,
Selain banyak jurusan, dibangun juga gedung seni serta ruang ilmiah untuk menunjang kegiatan praktek para mahasiswa nya.

Dan Brandon sempat melihat Lily yang memasuki ruang loker mahasiswa, ia pikir Lily akan menemui Mona di sana. Tapi kalau orang yang ia tebak ada di depan nya. Terus Lily disana untuk apa?...

Ia tak langsung memberitahu , tapi kalau itu terjadi ia tidak bisa membayangkan masalah besar yang akan dihadapi oleh mereka.

Yah... Bukan diri nya tapi ia tidak bisa jika melihat senyum yang biasa ia lihat di wajah itu akan hilang.

SiLentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang