Lily tersenyum.
Sepertinya ia tidak lama memejamkan kan mata nya , tapi kata ibu jika tubuh kita merasa lelah walau hanya lima atau sepuluh menit kita terpejam, rasanya kita sudah tertidur Berjam-jam lama nya.Lalu, bila ada keinginan yang sangat di ingin kan, maka sesuatu itu akan mengikuti kita masuk kedalam mimpi.
Apa iya?
Tapi akhir-akhir ini ucapan ibu selalu benar,
Aku selalu merasakan ketakutan, jika suatu saat apa yang aku rasakan akan menjadi mimpi buruk yang tidak akan membuat ku bangun kembali.
Selain ibu dan ayah, untuk pertama kalinya aku memimpikan sosok pangeran yang membuat indah mimpi ku .
Diaz,
Jika dalam nyata nya pria itu menjadi sosok pangeran untuk Mona, maka aku ingin memiliki nya walau itu hanya di dalam mimpi.
Mimpi indah yang membuat ku ingin mengulang nya kembali.
Seperti kemarin.
Kata -kata Jay, Brian yang berteriak, suara amarah tertahan Diaz, dan isak pelan Mona.
Lily mendengar itu, meski ia tak mampu membuka kelopak mata nya.
Dirinya juga bersedih, mendengar mereka memendam amarah karena nya.Yah... Karena dirinya.
Sumber masalah yang bahkan tidak ia ketahui karena apa?
Awalnya,
hingga ia paham saat pagi tadi melihat Diaz dan Mona,
Mendengar Percakapan singkat Brian dan Jay yang meninggal dapur karena alasan lain, bukan mencari udang.
Karena ia berada tak jauh di belakang mereka.Sungguh kenyataan yang berbeda, maka dari itu ia lebih menyukai kenyataan yang ada di dalam mimpi nya,
Karena Diaz akan memilih dan mencium kening disaat ia hanya ingin memilih untuk tertidur.Lily memegang kaki nya, saat pangeran milik nya akan berbalik meninggalkan ia terduduk sendiri.
*Apakah secepat itu, dan ia akan terbangun dengan menghadapi kenyataan lain.*
"Kamu mau kemana?"
Lily menyerengit melihat wajah itu mengadah ke atas seakan menunjukkan sesuatu.Lily tersenyum, dan mengangguk, kemudian ia meraih uluran tangan nya, yang akan membantu ia berdiri dan berjalan bersisian.
Dan yang membuat ia suka dari mimpi nya, ia sempurna.
Bukan gadis tuli dan bisu, yang akan menjadi pusat kekurangan nya di mata mereka.
Lily ingin menikmati perjalanan ini, merasakan kehangatan dari tangan yang menggenggam jemari nya, seakan menjamin perlindungan agar ia tidak merasakan takut dari mimpi yang selalu mengahantui nya.
Mimpi gelap, yang akan menemani nya di setiap malam, dari rasa sakit di setiap jengkal tubuh nya.
Hujan itu turun, dan langkah kaki nya terhenti, ketika tetes demi tetes air itu mulai menyentuh tubuh nya.
"Kamu akan sakit, sebaiknya kita berteduh."
Suara lembut penuh perhatian, Kini tangannya terulur di atas kepala nya, menghalau hujan yang semakin deras.Bukan kah pangeran ku sangat manis.
Tak menghiraukan basah di tubuhnya, Lily mendekat, Melihat wajah yang membuat nya merasakan perasaan yang baru pertama kali ia rasakan.
Degub lain yang membuat bahagia tanpa sakit di dalam nya.
Tapi dia juga seperti racun,
yang kapan saja, bisa langsung membuat degub nya berhenti untuk nya.
Lily menempel kan nya perlahan, di atas bibir yang selalu membuat nya lumpuh hingga tak mampu berpijak.
Ini mimpi nya kan.
Dan disini ia adalah seorang wanita yang sempurna tanpa celah untuk seorang Diaz.
Di bawah hujan,
Mereka saling bertaut dengan bibir yang menyatu mengalir kan kerinduan.
Seakan begitu lama waktu memisahkan kehangatan mereka.Dan jika ia, tidak masalah bukan memberikan apa yang akan membuat pangeran nya bahagia.
"Aku menginginkan mu."
☘☘☘
Kata ibu, kamu harus mempunyai sesuatu yang berharga untuk di berikan kepada suami mu kelak.
Dan Lily menuruti semua ucapan ibu nya, hingga di umur nya yang memasuki 21tahun, ia masih menjaga kehormatan nya, mahkota yang akan ia berikan kepada suami nya kelak.
21tahun?
Hari ini adalah hari lahir nya, dan sebagai hari pertanda ia akan melepaskan hal yang berharga untuk orang yang ia cintai.
Mungkin itu dua hal yang berbeda, tapi memiliki arti yang sama.
Karena ia akan menikah dengan orang yang ia cintai, dan itu adalah pengeran nya, Diaz.Tapi ini masih di dalam mimpi kan?, Dan tidak akan ada yang berubah saat ia bangun nanti.
Bibir itu terus turun ke lehernya, hingga pundak, bersamaan dengan turun nya dress yang ia kenakan.
Tangan besar itu mengusap punggungnya perlahan, hingga dingin nya hujan tidak lagi di rasakan tubuhnya.
*Inikah rasanya, perlakuan manis yang selalu ia baca di novel romantis?*
Namun ia berharap ini tidak berakhir pahit dan penyesalan di akhir nya.
Yah.. ini hanya mimpi,
hanya akan ada manis tanpa pahit dan sesal yang akan menghantui nya.
Dan esok ..
ia akan menantikan lagi mimpi ini, karena ia juga tidak ingin mimpi yang terulang tampa status yang pasti.Bolehkah..?
Yah.. Lily akan meminta pangeran nya untuk menikah dengan nya, dan ia kan berdo'a meminta Tuhan mendatang kan kedua orang tua nya.
Ah.. itu akan menjadi mimpi indah nya besok.
Yah.. besok,
karena sekarang ia begitu terlena tanpa bisa menolak ciuman yang membuat nya berdesir karena gairah.
Peluh sudah membasahi tubuhnya yang polos, bahkan ia tidak menyadari mereka bergemulut dengan tubuh yang tidak memakai apa pun.
"Akhh...
*Apa di mimpi juga bisa merasakan sakit?*
Tapi sakit ini, semakin menghilang dengan gerakan yang perlahan, seakan Ia tahu ini adalah hal baru untuk nya.
Dia mengecup kening ku, mengusap lembut dan menyingkir kan sulur rambut yang menempel di sana.
Dia tersenyum, dan mendekat kan nya kembali wajah itu dengan nya.
Kemudian Ciuman ini, seakan menjadi pengiring untuk penyatuan dalam dan hangat di saat gemericik hujan meredam suara yang dihasilkan dari ke intiman mereka.
Ini mimpi kan, tapi kenapa terasa sangat nyata.
☘☘☘
See you 😘,,
![](https://img.wattpad.com/cover/80377423-288-k803467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SiLent
RandomDiaz Lee Holper, harus mendapatkan penghianatan dari kekasihnya yang akan ia lamar. Sampai ia menemukan kembali obat untuk kekecewaan hati nya, tapi bagaimana jika sang ayah tidak pernah merestui hubungan nya . ...... "Dia adik mu, dan akan terus te...