Dengan penuh rasa penasaran, Lara menepikan sepatu-roda-tanpa-rodanya di bahu jalan dengan hati-hati. Dia berjalan mendekati sebuah kerumunan di antara dua gedung tua dan mencoba melihat apa yang terjadi.
"Maaf," Lara menepuk pelan pundak seorang wanita tua yang berdiri paling belakang dari kerumunan itu. "apa yang terjadi?"
Wanita tua itu menoleh pada Lara, namun hanya sekadar menoleh tanpa jawaban apapun. Hanya memandang Lara dengan pandangan kosong dan wajah yang datar. Lalu, kembali menoleh ke arah kerumunan.
Shhh...
Lara sedikit dibuat kesal olehnya, dia mencoba bertanya lagi pada yang lainnya. Tetapi tetap saja, tidak ada yang menjawab.
"Ada korban pembunuhan dan anehnya tidak ada sisa darah sama sekali di tubuhnya." kata seorang gadis berambut ikal pada Lara, kemudian mengusap pelan pundak Lara. "Permisi," katanya seraya melangkah pergi menjauhi kerumunan itu.
Lara meringis mendengarnya, dia mengurungkan niatnya untuk melihat si korban pembunuhan dan berbalik; sedikit menjauhi kerumunan itu.
Suara sirine berbunyi, datang sebuah mobil ambulans ke arah tempatnya berdiri. Beberapa orang menyenggol tubuh Lara. Entah mengapa, dia merasa mual dan pening.
"Astaga!" pekik Lara begitu melihat sedikit tangan si korban pembunuhan yang pucat seperti vampir diangkat oleh petugas kesehatan. Dia bergidik ngeri menyadari jika bisa saja ada vampir yang memiliki kekuatan super yang spesial sehingga berani membunuh di tempat umum.
Langit mulai gelap dan matahari siap menenggelamkan diri. Lara bergegas pulang ke rumahnya dengan sepatu-roda-tanpa-rodanya.
Isi kepalanya penuh dengan pikiran negatif tentang kemungkinan dirinya sendiri yang akan menjadi korban keganasan vampir selanjutnya.
"Lara, kenapa kau sangat terburu-buru?" teriak Natasha dari seberang rumah Keluarga Arletto.
"Ada pembunuhan di jalan...," Lara tidak mengingat jalan apa--yang pasti jalan raya. "Hm, tidak ada sisa darah sama sekali di jasad korbannya." jawab Lara cepat membayangi wajah gadis berambut ikal--satu-satunya orang yang menjawab pertanyaan Lara.
Natasha memasang wajah yang sama seperti Lara saat mendengar tentang pembunuhan. "Apa kau melihat Theo?" tanyanya tiba-tiba. "Dia sudah beberapa hari tidak pulang."
Perasaan dilema menyerbu benak Lara, dia ragu apakah dirinya harus berkata jujur atau tidak pada Natasha. Lara bertemu dengan Theo di UKS dan dia tidak tahu ternyata Theo sudah lama tidak pulang ke rumahnya.
Pantas saja aku tidak pernah melihatnya lagi bersama Natasha.
Dan, Lara menggelengkan kepalanya--berbohong--karena dia rasa, Theo sedang memiliki dengan keluarganya.
Tapi, Theo tinggal di mana selama ini?!
"Oh, oke." kata Natasha dengan sorot mata yang memancarkan kekecewaan, dia menggeser pintu depan rumahnya yang terbuat dari kaca. "Kalau kau bertemu dengannya, beritahu aku, ya?"
Lara hanya mengangguk mengiyakan, sedangkan hatinya menolak permintaan Natasha. Kemudian, mereka berdua masuk ke rumahnya masing-masing.
Lara mendapati kedua orangtuanya dan Nico berkumpul di ruang keluarga dan mata mereka fokus pada televisi yang terbuat dari hologram. Dia mengambil duduk di samping Nico dan ikut menonton.
Mata Lara membulat begitu melihat televisi; tayangan berita tentang pembunuhan seorang pria di Owl Gold Town yang diduga dilakukan oleh vampir karena tidak ada darah setetes pun di tubuhnya, tetapi tidak ada bekas gigitan khas vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystique Forest
Science Fiction[SUDAH DITERBITKAN] Di masa depan, teknologi semakin maju. Para ilmuwan menciptakan penemuan baru yang barangkali dinilai mustahil oleh peradaban manusia terdahulu. Salah satunya adalah manusia yang dapat hidup berdampingan dengan makhluk penghisap...