#9 Limitless

34.4K 4.1K 52
                                        

Theo tidak pernah sekhawatir ini pada Lara sebelumnya, Lara hampir mati dan Theo tidak akan pernah bisa membayangkan Lara yang benar-benar membusuk terombang-ambing di tengah laut.

Dan Theo menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Lara. Karena pertengkaran hebat dengan keluarganya, Theo--yang memiliki pusaka es--membuat cuaca menjadi bersalju sebagai simbol emosinya.

Theo tidak peduli betapa menggigilnya Natasha karenanya, tetapi dia merasa bersalah saat melihat Lara berdiri di depan pintu rumahnya sambil menenteng sepatu khasnya dengan wajah kecewa sehingga membuat Theo memalingkan wajahnya.

Dua hari yang lalu, Lara mendapatkan tes pusaka pertamanya dan sebenarnya, Theo ingin menanyakan bagaimana hasilnya.

Walaupun itu melanggar peraturan, tetapi setidaknya Lara pasti akan menceritakan semuanya tentang tes pusakanya; bagaimana pelatihnya, bagaimana rumitnya memecahkan masalah yang dihadapinya di ruang dimensi, dan masih banyak lagi.

Namun, Theo tidak ingin Lara mendapatkan bahaya, dia harus menjaga jarak darinya.

Theo masih teringat ekspresi Lara ketika dirinya memutuskan untuk menjauhi Lara untuk pertama kalinya beberapa tahun silam. Theo tidak bisa berada di dekatnya agar Lara tetap bisa hidup dengan aman.

Namun, dengan cara menjauhinya juga tidak membuat Lara 100% aman.

Dua hari yang lalu, Theo membuntuti Lara yang entah mengapa melewati kawasan apartement vampir yang merupakan kawasan terlarang bagi manusia.

Theo tidak mengerti apa yang ada di otak Lara, apakah dia mencoba bunuh diri dengan menyerahkan darahnya pada para vampir?

Sekitar lima vampir dengan pakaian yang lusuh mengikuti Lara dari belakang dan siapapun akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Theo berniat untuk mengejar Lara dan menyentuhnya agar dia tidak terlihat oleh para vampir gelandangan, namun tubuhnya mendadak kaku.

Dua vampir memegangi tubuhnya dengan keras.

"Kau ingin menjadi makan malam kami, huh?" tanya salah satu vampir dengan pakaian yang tidak kalah lusuh dengan vampir yang mengejar Lara.

Mengejar Lara!

Hanya ada dua vampir yang menyerang Theo, tetapi ada lima vampir yang mengikuti Lara dan siap menerkamnya.

Theo membuat tubuhnya menjadi sedingin dan sekeras es, lebih dingin dan keras dibanding dua vampir gelandangan yang memegangi pundak dan tangannya. Lalu, dia menyentuh salah satu dari mereka yang berbicara tadi dan membekukan matanya.

Vampir itu berteriak kesakitan.

Sebelumnya, Theo bingung harus membekukan apa karena tubuh mereka tidak memiliki cairan. Tetapi bola matanya masih bisa dibekukan. Oh, satu lagi, lidahnya! Pikir Theo cepat dan dengan segera dia membekukan lidah vampir itu dan membuatnya tidak bisa bersuara atau berteriak kesakitan. Mungkin masih bisa berteriak, tetapi tanpa suara.

Theo memanfaatkan vampir yang sedang lengah meratapi nasib temannya yang kesakitan, dia meninju kepala vampir itu dari dagu ke arah atas hingga lehernya hampir terputus dan Theo langsung menghilang--karena kemampuannya yang dapat membuatnya kasat mata.

"Vampir sialan yang bodoh, kumal, dan malang!" umpat Theo dengan keras membuat kedua vampir itu kebingungan mencari keberadaannya.

Theo tidak menggunakan kemampuan menghilangnya ketika dirinya dipegang vampir karena akan percuma, vampir yang memeganginya akan ikut menghilang.

Apapun yang disentuhnya atau yang menyentuhnya akan ikut menghilang--kecuali tanah yang dipijaknya.

Theo meninggalkan kedua vampir yang naas itu dan mencari Lara ke setiap sudut kawasan apartement vampir, namun Theo tak kunjung melihat batang hidungnya.

Mystique ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang