#12 Bloody Cake

29.1K 3.6K 24
                                    

Lara langsung bergegas pergi menuju Bloody Foody Café yang terletak di End Northern Street setelah latihannya usai untuk menemui—lebih tepatnya memberi kejutan—Scarlett Allen.Tak lupa dengan jaket tebal yang kerahnya menutupi leher dan juga parfum beraroma werewolf, yang telah dipakainya saat berada di dalam trem.

Beberapa orang di trem merasa terganggu dengan aroma parfum Lara dan itu membuatnya senang, parfum ini berfungsi dengan baik, pikirnya tanpa mempedulikan orang-orang yang menatapnya aneh.

Lara sengaja menghindari Nico saat di sekolah karena pasti dia akan mengikuti Lara atau bertanya banyak padanya dan Nico adalah tipe orang yang sangat jeli; Lara tidak bisa (dan tidak pernah) berbohong padanya. Lagipula Lara berjanji akan pulang sebelum matahari terbenam pada dirinya sendiri dan itu masih lima jam lagi. Lara masih memiliki banyak waktu.

Aha, ini pasti tempatnya, pikir Lara saat melihat papan hitam bertuliskan Bloody Foody Café dengan warna merah yang timbul. Tak ingin membuang-buang waktu, Lara langsung memasuki kafe itu tanpa berpikir panjang.

Pintu kafe yang terbuat dari kaca pun terbuka secara otomatis. Jika biasanya Lara mencium bau kopi begitu memasuki kafe, maka kini ia mencium bau darah yang membuatnya mual, lemas, dan pusing.

Ditambah dengan pemandangan di sekitar Lara; sekumpulan orang berkulit pucat dengan berbagai macam bentuk makanan dan minuman berwarna merah di atas meja masing-masing. Lara hampir muntah begitu dirinya tersadar jika semua makanan dan minuman itu terbuat dari darah. Cairan yang mengalir di tubuhnya.

Lara tidak mau usahanya sia-sia, lagi pula tidak ada yang menyadari keberadaanku, pikirnya dengan perasaan was-was. Mungkin ini karena parfumnya.

Lara menarik sebuah kursi dari salah satu meja yang terletak di pojok dekat pintu dan menjatuhkan bokongnya pada kursi itu. Dia tidak berani melihat ke sekitarnya, jadi dia hanya melihat ke arah pintu dapur dan berharap Scarlett segera menampakkan dirinya dari balik pintu.

Mungkin Dewi Fortuna sedang memihak pada Lara; Scarlett keluar dari pintu dapur dengan membawa sebuah cake berwarna merah pekat di atas nampannya yang tak lain dan tak bukan adalah darah. Scarlett memberikan cake itu kepada salah satu meja di depan Lara. Ah, itu rasa red velvet, pikir Lara mencoba menghibur dirinya sendiri dan tampaknya gagal total. Lara menelan ludahnya dan menahan diri untuk tidak pingsan atau yang terparah adalah mimisan di hadapan belasan vampir.

Scarlett tak sengaja melirik ke arah pintu dan wajahnya berubah menjadi sangat terkejut begitu melihat Lara yang tampak pucat duduk di salah satu meja tanpa ditemani seorang pun. Dengan langkah perlahan Scarlett menghampiri Lara dan mencondongkan tubuhnya mendekati telinga Lara. "Lara, sedang apa kau di sini?" bisiknya panik.

"Aku ingin ... be-bertemu dengan...," Lara menelan ludahnya dengan susah payah. "... denganmu, Scarlett."

Scarlett bisa saja membawaku ke dapur dan mengambil darahku sekarang juga. Pikiran negatif menyeruak memenuhi kepala Lara. Namun, segera ditepisnya. Lara yakin Scarlett adalah orang—vampir yang baik.

"Kau harus pergi dari sini, kumohon," pinta Scarlett dengan suara yang sangat kecil, lebih kecil dari berbisik karena takut vampir yang lain akan mendengarnya mengingat kemampuan pendengaran mereka yang tajam.

"Scarlett, kenapa kau mengusir pengunjung?" Seorang wanita bertubuh gemuk dengan kulit yang tak kalah pucat dari Scarlett dan para vampir lain tersenyum pada Lara dari balik bahu Scarlett. Dia menarik nafas sambil menutup mata. "Oh, kau ingin mendonorkan darahmu, ya? Ayo, ikut denganku!"

Sial, parfum ini tidak berfungsi?! rutuk Lara dalam hati. Nafasnya tercekat saat beberapa vampir menoleh ke arahnya. Lara melirik Scarlett yang diam tak bergeming dengan wajah yang sangat pucat dan panik.

Mystique ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang