#32 Legacy

25.2K 2.8K 38
                                        

A/n : latar waktunya 2116 ya hehe

***

Setelah Theo berhasil mengumpulkan kepingan nyawanya yang sempat hilang dan para werewolf yang kesehatannya membaik usai perang melawan Scarlett dan sekutunya, Steve—selaku pemimpin mereka—mengumpulkan pasukan werewolf-nya, Stella, Vanessa, Lara, Nico, Theo, dan Scarlett di aula utama tempat mereka biasa berlatih ketangkasannya.

Maksud Steve mengumpulkan mereka semua yakni menjalankan rencana mereka untuk menyelamatkan Buitenville dari kekuatan hitam—Scarlett menyebutnya begitu—yang menurut peta dari keluarga Arletta terletak di Mystique Forest.

“Mystique Forest,” gumam Steve, memerhatikan dengan detail peta blanco-gris. Dia telah menghabiskan waktu selama dua dekade di hutan dan tidak pernah sekali pun dia mendengar tentang Mystique Forest.

Hutan ini luas dan markas mereka pun tidak sampai di pertengahannya. Steve yakin ekspedisi menuju Mystique Forest ini menguras banyak waktu dan energi. Itulah alasan terbesarnya menunda ekspedisi ini hingga “pasukan”-nya pulih.

Masing-masing dari mereka membawa senjata ke luar markas, Scarlett memberikan pasokan senjata yang dibawanya kepada para werewolf dengan lapang dada. Tidak ada yang tahu apa yang akan mereka hadapi nanti dan dia sangat berterimakasih karena mereka sudah membantunya mencari darah manusia, baik olahan maupun langsung.

Para werewolf, Nico, dan Theo berjalan memimpin ekspedisi mereka menuju Mystique Forest. Disusul oleh Lara, Stella, Vanessa, dan Scarlett yang mengekorinya. Mereka berangkat dari markas tepat setelah matahari terbit. Lara tidak membawa senjata dari Scarlett, dia lebih memilih menggunakan pusakanya. Alasannya hanya satu: dia tidak pandai menggunakan senjata api apapun jenisnya.

Selama perjalanan, mereka hanya terdiam. Sesekali Steve berbicara mengenai petunjuk dari petanya. Sebelumnya, Lara telah menyerahkan peta itu sepenuhnya pada Steve, pemimpin mereka, dan dia hanya mengikut. Dia percaya pada Steve.

Lara menatap punggung Theo yang berjalan tegak di depannya. Meski keadaannya sudah membaik, sudah beberapa hari ini dia jarang berbicara, hanya seperlunya saja. Dia juga seperti menjaga jarak dengan Lara.

Tadi pagi saat sarapan, Lara duduk di samping Theo. Namun, tak lama kemudian Theo menyudahi makanannya yang masih tersisa banyak dan pergi meninggalkannya. Lara takut Theo benar-benar berubah pikiran. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, bukan?

Lara melirik gadis yang berjalan di sampingnya, Vanessa.

Selama Lara tinggal di markas, dia belum pernah berbicara sedikit pun dengan Vanessa. Dan seperti biasanya, banyak sekali hal yang Lara ingin ketahui. Karena belum ada tanda-tanda musuh datang dan suasananya hening sekali, mungkin ini saat yang tepat bagi Lara untuk membuka percakapan dengan Vanessa.

“Hai,” Lara menyapa Vanessa canggung.

Vanessa menoleh ke arahnya dengan alis terangkat satu. “Oh, hai, Little Stella.”

Lara melongo, Little Stella? Padahal aku lebih tua beberapa bulan dari Stella, pikirnya sedikit tidak terima. Tapi, itu bukan masalah besar. “Aku boleh bertanya sesuatu? Hmm … mungkin beberapa pertanyaan.”

Yeah, silakan saja,” sahut Vanessa enteng, tersungging sebuah senyuman di pipi tirusnya.

“Sebelum Stella datang, kau satu-satunya cewek di sini? Bagaimana bisa? Maksudku,  apakah kau seorang werewolf atau?” Lara memerhatikan dedaunan yang diinjaknya, ada rasa senang dalam hatinya begitu terdengar bunyi “kressss” saat dia menginjaknya.

Mystique ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang