Suasana markas yang tadinya tenang menjadi tidak terkendali. Semburan api yang berasal dari antah berantah berhasil membakar tumpukan matras yang membuat kobaran api membesar.
Lara mencoba untuk tetap tenang meskipun sulit. Dia mendekati kobaran api itu dan mematikan apinya dengan cara menyemburkan air yang berasal dari mata air yang terletak di lantai dasar.
Apinya pun berhasil mati, yang tersisa hanyalah asap yang mengebul.
Orang-orang memandang takjub Lara yang dapat mengendalikan air, dalam hati Lara bersumpah tidak berniat memamerkan pusakanya. Dia hanya membantu sebelum kobaran api itu merayap ke seluruh penjuru markas. Maka mereka semua akan terpanggang, kecuali Lara yang tubuhnya anti api.
"Api itu berasal dari Natasha, dia ada di sini!" ujar Theo pada seisi markas.
Banyak yang ingin tahu siapa itu Natasha, tetapi tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Steve memerintahkan semuanya untuk mengambil senjata dan segera ke hutan untuk menemui Natasha.
Semuanya bergerak cepat, mereka membuat beberapa barisan, dan segera menaiki tangga. Lara diapit oleh Stella di depannya dan Theo di belakangnya. Mereka menaiki tangga dengan berlari.
"AWAS!"
Sebuah pohon yang tumbang hampir mengenai segerombolan werewolf yang masih berwujud manusia. Pandangan mereka tidak jelas karena tertutupi asap yang lumayan tebal. Pohon di sekeliling mereka terbakar dan tidak ada tanda-tanda Natasha berada di sini.
Kendati tidak ada tanda-tanda keberadaan Natasha, Theo yakin betul kalau adiknya yang salah jalan berada di sini dan dialah yang menyebabkan kebakaran hutan ini. Theo telah mengetahui pusaka milik adiknya: mengendalikan api.
Nico tahu Lara tidak dapat mematikan api yang terlalu besar ini, apalagi tidak ada sumber air yang melimpah. Jadi Nico-untuk pertama kalinya-menggunakan pusakanya tanpa diam-diam. Dia mencoba mengosongkan pikirannya dan hanya terfokus pada satu hal: membuat hujan.
Langit yang cerah dengan sinar matahari yang terik dan dapat membantu penyebaran api kini berubah mendung dengan titik-titik air turun membasahi bumi, meredakan api yang membara.
Lara menghela napas lega dan tersenyum penuh arti pada adiknya. Siapa lagi kalau bukan Nico? Pikirnya.
Hujan berhenti tepat setelah kobaran apinya lenyap. Semuanya basah kuyup, tetapi itu semua tidak masalah hingga seorang gadis berambut pirang muncul dari balik pohon dengan wajah garang. Dia tidak berjalan seanggun vampir, namun setiap langkah yang diambilnya terlihat mematikan.
"Natasha," gumam Theo. Dugaannya benar, semua kekacauan ini adalah ulah Natasha, adiknya sendiri.
"Hello, Brother. Did you miss your little sister?" Natasha tersenyum miring dan menatap Theo tajam.
Theo dapat merasakan tatapan ingin-tahu-apa-yang-sebenarnya-terjadi dari orang-orang di sekitarnya. Termasuk Steve.
Natasha mengalihkan tatapannya pada gadis yang berdiri tak jauh dari Theo. "Hai, Lara. Masih tak ingin memberitahumu pusakamu? Aku sudah menunjukkan milikku." Lalu sebuah kobaran api muncul dari bawah tanah tempat Natasha berdiri. Kini tubuhnya seolah sedang terbakar.
"Kau tidak ingin mengetahuinya, percaya padaku." sahut Lara memberanikan dirinya. Rasanya dia ingin memamerkan pusaka air miliknya di hadapan Natasha dan membuktikan padanya bahwa dia juga tidak dapat terbakar.
Natasha tertawa lepas, namun tawanya lebih terdengar seperti sebuah tangisan. "Theodore, kau tahu, orangtuanya telah membunuh Ayah dan Ibu!" Natasha menunjuk Lara dan nada suaranya meninggi. Sebuah kobaran api terlihat dari matanya yang penuh amarah. "Dan itu semua salahmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystique Forest
Science Fiction[SUDAH DITERBITKAN] Di masa depan, teknologi semakin maju. Para ilmuwan menciptakan penemuan baru yang barangkali dinilai mustahil oleh peradaban manusia terdahulu. Salah satunya adalah manusia yang dapat hidup berdampingan dengan makhluk penghisap...