Grant mendobrak pintu ruang dimensi yang terbuat dari besi, buru-buru menggendong tubuh Lara yang terkulai lemas di lantai. Dia membawa Lara ke sofa di ruangannya dan menyelimutnya dengan selimut untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil tetapi tidak basah.
"Lara?" bisik Grant, dia mengusap-usap tangan Lara. "Kau dapat mendengarku?" kedua mata Lara memang tertutup, tapi mulutnya bergerak menggertakan giginya karena kedinginan.
Lara membuka matanya perlahan, lalu terbatuk seolah-olah mulutnya telah kemasukkan air. Dia memegangi kepalanya sambil mengerutkan dahi. "Ya, ampun...," katanya. "kenapa dingin sekali?"
"Efek dimensi," seru Grant, dia tidak mengusap tangan Lara lagi. "Seperti saat Theo berdarah."
Lara hanya menganggukkan kepalanya, lalu bangkit untuk duduk karena merasa risih dengan posisinya saat ini (dia berbaring di sofa dan Grant berjongkok tepat di dekat wajahnya).
Grant mengambil tab yang dia taruh di meja dekat sofa. "Aku telah menemukan kelemahanmu." Grant menunjukkan hasil yang tes Lara yang telah sampai ke angka 100%.
"Lalu?" Lara menggigit bibir bawahnya.
"Kau mempunyai semacam ketakutan pada makhluk aneh--"
"Monster? Ya," aku tahu itu, Grant.
Grant mengangguk setuju. "Kau merasa ... terintimidasi saat berada di ruangan yang terlalu luas."
Aku hanya merasa kecil, pikir Lara.
"Kelemahan terbesarmu adalah es--sesuatu yang dingin dan dapat melumpuhkan atau menahan pusakamu ."
Ah, that makes senses! Lara tidak menyukai salju atau es atau apapun itu dan dia selalu mimisan saat udara terlalu dingin.
Dan, Theo memiliki pusaka es. How nice.
"Tapi, kau dapat bertahan dari api, kau bahkan tidak bisa terbakar." Grant tersenyum yang membuat matanya menyipit.
Lara ikut tersenyum dan teringat pada badai api saat tes pusaka pertama. "Itu keren! Ada lagi?"
Grant mengangkat bahu sambil menunjukkan tab-nya. "Hanya itu, kurasa."
Lara merasa ruangan ini berputar dan dia pikir ini efek dimensi juga, tetapi tidak saat Grant juga merasakannya--wajahnya terlihat sangat panik, lebih panik daripada melihat Lara terkulai tak berdaya di lantai ruang dimensi.
"Lara, kau harus keluar dari gedung ini!" perintah Grant, dia memeriksa komputernya. Tak ada sorot bercanda dari matanya. Lara merasa takut sekarang.
"Apa yang kau tunggu? Pergi dari sini sekarang!" Lara tersentak, Grant membentaknya.
Lara berdiri dan menghampiri Grant, bukan menjauh lalu keluar ruangan. "Lalu, kau? Kau akan tinggal di sini?"
"Aku harus mengirimkan hasil tes dulu kepada Pusat Penelitian Pusaka, hanya membutuhkan sekitar delapan menit lagi." jari Grant bergerak sangat cepat pada keyboard hologram. "Setelah itu aku juga akan keluar. Cepat, Lara! Akan lebih repot nantinya jika kau tetap di sini dan aku harus menggendongmu keluar,"
Benar juga, pikir Lara dan dia tidak mau membebankan Grant. Lara mengambil tas dan jaketnya lalu berjalan cepat ke arah pintu keluar. "Cepat keluar, Grant! Kau juga harus mementingkan keselamatan dirimu!"
Lara tidak sempat mendengar Grant, dia langsung keluar ruangan Grant.
BRUKKK!
Tubuh rampingnya ditabrak oleh seorang laki-laki bertubuh gempal yang berlari kencang hingga tak melihat ada orang di sekitarnya. Ya ampun, ada apa ini? Pikirnya kebingungan. Semua orang berlari berhamburan ke luar gedung sekolah. Begitu pun dengan Lara, dia berlari hingga ke halaman parkir sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystique Forest
Fiksi Ilmiah[SUDAH DITERBITKAN] Di masa depan, teknologi semakin maju. Para ilmuwan menciptakan penemuan baru yang barangkali dinilai mustahil oleh peradaban manusia terdahulu. Salah satunya adalah manusia yang dapat hidup berdampingan dengan makhluk penghisap...