6 - Tiga Permintaan Chava

29.4K 1.4K 23
                                    

Hi masih pada nafaskah? Masih dong ya.. kalau masih bagi votenya dong hehe, biar ngebuktiin kalau yang baca cerita ini mahluk hidup semua kwkwk.

Tarik nafas..

Tahan..

Follow ig @fanizea21 dulu...

Keluarin..

Dah, silahkan baca😊

...

Sore hari menjelang jam pulang, Nicho dan Anna kembali ke kantor. Nicho sangat yakin jika Chava sudah pergi dari ruangannya. Pikirnya, gadis itu pasti bosan berada di ruangannya seorang diri.

Nicho membuka pintu ruangannya dengan perlahan. Kemudian kepalanya mengintip keadaan di dalam sana. Seketika matanya terbelalak kaget dan ia pun langsung membuka pintunya lebar-lebar. Lututnya lemas melihat ruangannya yang kini didekorasi oleh barang-barang serba pink.

Oh shit, ruangannya kini lebih terlihat seperti kamar remaja perempuan.

Nicho menemukan Chava yang ia yakin sebagai biang kerok atas perubahan ruangan kesayangannya itu sedang tertidur pulas di sofa. Gadis itu terlihat nyaman memeluk bantal kecil berwarna merah muda.

Sudah, Nicho sudah tidak tahan lagi!

Nicho bergegas menghampiri Chava. Wajahnya memerah membendung semua emosi yang siap meluap.

"Chava bangun!"

Boro-boro bangun, chava malah semakin menelusupkan wajahnya pada bantal yang dipelukannya.

Nicho menyentuh punggung Chava, sedikit mengguncangnya. "Chava saya bilang bangun!" tegasnya.

"Egghh," Chava mengerang, kemudian perlahan membuka matanya. "Oh Om Nicho," ucapnya sangat santai.

Nicho mengangkat paksa punggung Chava agar segera duduk.

"Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya, hmm?" Nicho melipat tangannya di depan dada.

"Oh—itu habisnya ruangan om kaya gak ada aura-aura kehidupan. Jadi Chava ubah deh."

"Chava, ini ruangan saya. Milik saya," ucap Nicho penuh penekanan.

"Terus?" tanya Chava santai. Itu dikaerenakan ia masih menahan kantuk. Lagi pula menurutnya ini bukanlah masalah, melainkan ide brilian.

Nicho kembali memegang kedua bahu Chava. "Kamu tidak ada hak untuk merubahnya."

"Ih ada tahu ... Chava kan calon istri—"

"Mimpi kamu! Asal kamu tahu, yang kamu inginkan itu gak akan terjadi!" bentak Nicho memotong ucapan Chava.

Chava terperanjat kaget, namun ia segera menetralisirnya dengan mencoba bersikap biasa saja.

"Sstttt, gak baik ngebentak calon istri."

Tangan Chava terulur, hendak menenangkan Nicho dengan mengusap kedua sisi wajahnya. Namun tanpa disuga Nicho menghempaskan tangan Chava hingga membentur bagian sofa yang terbuat dari kayu.

"Akkhhh," Chava meringis kesakitan. Tubuhnya membungkuk. Memeluk tangannya yang terluka.

Benturan tertebut cukup keras, membuat jari kelingking Chava memerah dan terasa panas.

"Maafin Chava Om. Chava gak tahu kalau om gak suka dekorasinya," ringis Chava.

"Cha kamu baik-baik saja?"

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang