9 - Menangis Tanpa Hujan

29.8K 1.5K 30
                                    

Instagram @fanizea21

...

Chava terus memikirkan kesalahan yang baru saja dibuatnya. Saat ini ia dibawa oleh Nicho ke rumah pribadinya. Chava tidak sedikit pun berusaha untuk bersuara. Sedari tadi gadis berambut panjang itu hanya diam membisu dengan pandangan kosongnya.

Nicho pun terheran. Kemana Chava yang akan terus berbicara panjang lebar tanpa titik koma?

Nicho menunjukan kamar tamu yang akan ditempati oleh Chava.

"Cha, untuk sementara kamu bisa menempati kamar ini," ucap Nicho.

Chava hanya mengangguk. Ia segera memasuki kamar tersebut. Nicho turut membuntuti Chava.

"Cha," panggil Nicho pada Chava yang sudah mendudukan dirinya di tepi ranjang.

Nicho menghampiri Chava. "Abang kamu hanya sedang emosi. Saya yakin dia tidak benar-benar ingin berbuat seperti tadi."

Chava hanya diam menunduk.

Akhirnya Nicho menyentuh punggung Chava. "Cha, apa kamu baik-baik saja?"

Chava menggeleng jujur. Ia tidak sedang baik-baik saja.

Nicho tidak tega melihatnya. Saat ia membentak Chava waktu itu, bahkan sampai melukai tangannya, Chava tetap terlihat ceria setelahnya. Jika sampai seperti ini, jelas Chava tidak baik-baik saja.

Nicho mendudukan dirinya di samping Chava. "Kira-kira apa yang bisa membuat kamu merasa lebih baik?" tanya Nicho to the point.

Nicho memang tidak berpengalaman dalam menghadapi seseorang yang sedang menghadapi masalah. Apalagi  orang itu adalah perempuan.

Chava menoleh menatap Nicho yang juga menatapnya. Mata Chava berkaca-kaca, namun ia tidak menangis.

Chava mengambil ponselnya dari dalam tas. Ia mengetikan sesuatu di layar ponselnya, lalu menunjukannya pada Nicho.

Chava gak bisa ngomong. Nanti nangis.

Chava mau peluk, tapi Chava takut nangis.

Memangnya kenapa jika menangis? Pikir Nicho.

Entah dorongan dari mana, Nicho membawa Chava ke dalam pelukannya.

"Menangislah, itu salah satu cara menyalurkan emosi. Jangan dipendam," ucap Nicho.

"T-tapi Chava gak boleh cengeng," lirih Chava yang akhirnya kembali bersuara.

"Tidak ada yang melarang, menangislah jika itu membuat kamu merasa lebih baik."

Tembok pertahanannya pun runtuh. Chava menangis dalam pelukan Nicho. Untuk pertama kalinya setelah 5 tahun, ada seseorang yang dapat melihat Chava meneteskan air mata. Orang tersebut adalah Nicho.

Chava membalas pelukan Nicho dengan erat. Ternyata seperti ini rasanya mendapatkan sandaran ketika bersedih. Karena biasanya hanya hujan yang mau memeluk dan menyamarkan jejak air matanya.

Chava melihat ke arah jendela yang tidak tertutupi gordeng. Di luar sana hujan.

Hujan, kali ini Chava menangis tanpa hujan, Chava membatin seolah bisa berkomunikasi dengan hujan.

Tangan Nicho mengusap-usap punggung Chava.

"Hiks, Chava jahat om. Kak Windy sama dedek bayi hampir celaka gara-gara Chava."

"Kamu tidak salah, ini semua hanya musibah."

"Tapi abang bilang—"

"Ssstttt, abang kamu hanya sedang emosi. Dia tidak sungguh-sungguh mengatakannya."

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang