14 - Hanya Dekat

29.7K 1.4K 17
                                    

Panas dan macet seakan menjadi teman bagi para pengendara di ibu kota. Suara klakson begitu memekakkan telinga. Berharap macet segera berlalu, tetapi nyatanya yang mereka lakukan itu sia-sia. Hanya menyebabkan polusi suara. Macet ya tetap macet.

"Ibu ... lapar," rengek Rafa tidak sabaran.

"Sabar ya sayang. Sedikit lagi kok." Anna mengusap kepala Rafa yang duduk di sampingnya.

"Ibu lampunya sudah hijau, yeayyy!" Rafa menunjuk ke arah lampu lalu lintas yang sudah berubah dari merah ke hijau.

Anna kembali menginjak pedal gasnya menuju retoran cepat saji kesukaan Rafa. Saat pulang dari kantor, Rafa merengek untuk membeli menu terbaru dari restoran berlogo badut berhidung besar tersebut.

Mereka duduk di bagian out dor. Karena hari mulai petang, jadi keadaan restoran lumayan sepi.

Rafa memakan ice creamnya dengan lahap. Seakan tidak ada hari esok untuk menikmatinya.

Karena Rafa duduk di kursi yang menghadap ke arah parkiran, jadi Rafa bisa melihat mobilnya yang terparkir di sana. Pandangan Rafa tertuju pada seorang gadis yang dua hari lalu datang ke acara ulang tahunya bersama Om Nicho-nya.

"Ibu, itu Kak Chava yang waktu itu datang ke ulang tahun Rafa, kan?" Rafa menunjuk ke arah seorang gadis yang duduk lesehan di antara mobilnya dan mobil pengunjung lain.

Anna menoleh, mengikuti tempat yang ditunjuj oleh Rafa. Benar, Anna juga yakin itu Chava. Tapi untuk apa gadis itu berada di sana?

"Rafa tunggu sini ya, Ibu ke sana dulu." Rafa mengangguk patuh.

Anna berjalan menghampiri orang yang diyakininya adalah Chava. Gadis itu kini memeluk lutut. Menyembunyikan wajahnya di sana.

Anna berjongkok agar tingginya sejajar. "Chava?" Panggilnya pelan.

Gadis itu mendengakan kepalanya. Benar, dia Chava.

"Kak Anna," ucapnya dengan suara lesu, seperti tidak bertenaga.

"Kamu ngapain di sini? Gak makan?" Tanyanya sembari menunjuk ke arah restoran.

Chava menggeleng pelan. "Chava gak punua uang."

"Ayo ikut, kita makan bersama. Rafa juga lagi makan di sana."

Dengan mata berbinar, Chava mengangguk. Chava duduk di samping Anna.

"Hi Rafa."

"Hi Kak Chava."

"Tadi Rafa yang lihat kamu," ucap Anna. "Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin."

"Apa aja Kak."

"Baiklah, tunggu ya."

Anna pergi memesan makanann, lalu kembali dengan nampan berisi nasi dua potong ayam goreng, dan minuman dingin.

Anna tersenyum prihatin melihat Chava yang memakan makanannya dengan lahap, sama seperti Rafa tadi.
Sebenarnya ada apa dengan Chava? Tadi Chava bilang ia tidak mempunyai uang. Bukan kah Chava berasal dari keluarga berada?

Chava menghabiskan makanannya dalam waktu singkat.

"Cha, boleh aku bertanya?" Chava mengangguk sambil terus menyeruput minumannya.

"Kenapa kamu bisa seperti ini?"

Seketika ekspresi Chava berubah menjadi sendu. Perlahan ia melepas sedotan dari mulutnya. Ia menoleh melihat Rafa.

"Nanti ya Kak." Anna yang paham akan situasi mengangguk. Pasti Chava ingin mengatakan sesuatu yang lumayan berat sehingga tidak ingin Rafa mendengarnya. Rupanya Chava juga memiliki sisi dewasanya.

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang