8 - Ada Apa Dengan Chava

29.5K 1.5K 34
                                    

Happpy reading, purple yall💜


...

Saking asiknya bermain dengan Rafa, Chava sampai ikut tertidur saat menonton sireal animasi Tayo di sofa. Gadis itu seperti mendapatkan teman baru. Nicho saja tidak dihiraukan sama sekali.

Setelah memindahkan Rafa ke kamarnya, Nicho beralih mengangkat tubuh Chava untuk di bawa ke mobil.
Tadi Anna melarang Nicho untuk membangunkannya.

Anna membantu membukakan pintu mobil dan merebahkan pkursi agar Anette tidak terganggu dalam tidurnya. Nicho pun dengan mudah membaringkan Chava di sana, lalu memasangkannya seat belt.

"An, aku pulang ya."

"Ah iya, hati-hati. Terimakasih sudah menyempatkan waktu ke sini."

"Sama-sama."

Nicho memasuki mobil kemudian melajukannya meninggalkan kediaman Anna.

Di sepanjang perjalanan hanya ada suara dari radio mobil. Saat berhenti di lampu merah, Nicho menoleh melihat Chava yang masih tertidur. Gadis itu meringkukka tubuhnya, sepertinya ia kedinginan.

Nicho meraih Jasnya yang berada di kursi bagian belakang lalu menggunakannya untuk menyelimuti Chava. Entah tubuh Nicho yang kebesaran atau memang Chava yang kemecilan, jas itu mampu menutupi sebagian besar tubuh Chava.

Perlahan, Nicho berniat menyentuh tangan Chava yang diperban. Namun belum sampai menyentuhnya, suara klakson dari pengendara lainnya seakan meneriakinya. Rupanya lampu sudah berubah menjadi hijau. Nicho pun kembali melajukan mobilnya.

Untung saja Chava sedang tidur. Jika tidak, gadis itu bisa mati mendadak karena kegirangan.

Bertepanan saat sampai di kediamannya, Chava terbangun dari tidurnya. Ia mengucek-ucek matanya sembari melenguh.

"Hoamm kok Chava di mobil?" Gumamnya. Chava menoleh dan mendapati Nicho di sampingnya.

"Sudah sampai, turun sana," ucap Nicho datar.

"Nyawa Chava aja belum kumpul om."

Chava meraih tangan Nicho untuk melihat jam. Ternyata sudah hampir jam 8 malam. Nicho menarik kembali tangannya.

"Cha, turun sana, saya mau pulang."

"Udah gak sabar banget ya om pengen pulang, tidur, terus mimpiin Chava. Chava kan udah bilang om bisa PC Chava kapan pun om mau. Video call atau PAP juga boleh. Asal jangan minta PAP tete, soalnya whatsapp Chava disadap bang Ray," cerocos Chava begitu frontal.

Ingin rasanya Nicho menyumpal mulut itu dengan sandal jepit swallow.

"Sudah kan? Silahkan keluar."

"Iya-iya, tapi nanti mimpiin Chavanya jangan yang macem-macem dulu ya. Mungkin mimpi om juga lagi disadap sama bang Ray, hehehe."

CUP

Chava mengecup pipi Nicho sebelum keluar dari mobil. Baru saja memijakan kakinya di aspal, tiba-tiba
salah satu tetangganya yang merupakan wanita paruh baya menghampirinya.

"Chava, kakak ipar kamu dibawa ke Rumah Sakit Pondok Bagus karena pendarahan."

Chava sangat terkejut. "K-kak Windy?"

"Iya, tadi kondisinya lumayan parah. Kalau gitu ibu permisi ya Cha, semoga Windy baik-baik saja." Wanita tersebut mengusap bahu Chava sebelum berlalu pergi.

Tubuh Chava bergetar, ia kembali membuka pintu mobil Nicho dan masuk ke dalam sana.

"Loh kenapa masuk lagi?" Tanya Nicho heran. Padahal baru saja ia akan menginjak pedal gasnya.

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang