20 - Diakui?

26.2K 1.3K 37
                                    

Kalau ada typo tegur aja ya :)
...

Chava terkejut melihat kehadiran laki-laki yang membuatnya terpuruk sore tadi. Nicho, laki-laki itu sama terkejutnya dengan Chava karena penampilan gadis itu. Pandangannya terkecoh oleh tetesan air dari rambut lepek Chava--mengalir melewati leher jenjangnya--terus hingga hilang di antara dua gundukan yang sedikit mengembul dari balik handuk. Nicho meneguk payah ludahnya sendiri.

...

"Om Nicho," panggil Chava sembari mengusap sisi wajah Nicho, membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya.

Nicho mengalihkan pandangannya ke sembarang arah sembari menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

"Om Nicho kok ada di sini?"

Nicho berdehem untuk menetralkan rasa canggung pada dirinya. "Ehm, saya ingin mengajakmu ke acara resepsi pernihakan sepupu saya."

"Chava mau." Chava mengangguk semangat sambil sedikit meloncat, hingga menciptakan suatu pantulan yang tidak baik untuk dilihat Nicho. Shit! Udara di sekitarnya mendadak terasa lebih panas dari sebelumnya.

"Sebaiknya kamu cepat pakai baju.  Sebentar lagi acara akan di mulai."

Tiba-tiba Chava menarik Nicho masuk ke dalam kamarnya. "Cha, sebaiknya saya menunggu di luar."

Chava menahan tangan Nicho yang akan berbalik. "Tunggu sebentar di sini aja Om, Chava dandannya cepet kok. Muka Chava kan gak kentang."

Chava berlari menuju walk in closet yang ada di kamar VVIP tersebut. Dengan gesit ia memakai sebuah mini dress merah model sabrina yang memamerkan punggung mulusnya. Belum lagi sedikit celah di bagian pinggangnya--memperlihatkan kulit putih yang kontras dengan warna dress tersebut. Chava memoles make up yg cukup simple di wajahnya, tapi mampu memberikan kesan lebih dewasa dan berkarisma.

Merasa penampilannya sudah oke, Chava pun keluar dari walk in closet.

Nicho tidak mengelak bahwa ia cukup  terpesona melihat penampilan Chava. Ia laki-laki tulen. Jadi wajar saja, bukan?

"Ayo Om," ajak Chava denga senyum manisnya.

Nicho mengangguk. Chava meraih lengan Nicho dan menggandengnya keluar dari kamar. Mereka menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang berada di lobi.

Sesampainya di mobil, Chava dibuat heran oleh Nicho yang malah sibuk bermain ponsel.

"Om, kenapa gak langsung jalan? Tadi kata Om acaranya mau mulai, kan?" tanya Chava.

"Kita tunggu Anna."

"Eh?" Chava pikir Nicho hanya mengajak dirinya.

"Itu dia," ucap Nicho.

Chava menoleh dan mendapati Anna yang berjalan ke arah mobil. Wanita itu langsung masuk ke kursi belakang.

"Maaf ya aku lama. Tadi Rafa minta video call dulu," ucap Anna.

"Santai saja Ann. Lagi pula bukan aku pengantinnya," kekeh Nicho.

Anna ikut terkekeh. "Kalau kamu yang jadi pengantin, ajaib itu namanya."

"Chava kan calon mempelai wanitanya Om Nicho, kak," sela Chava ikut menimbrung.

"Siapa?" tanya Nicho.

"Chava-"

"Yang nanya," potong Nicho.

Chava mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi itu tidak bertahan lama setelah tawa renyak Nicho terdengar. Nicho tertawa karenanya? Kedua sudut bibir Chava berkedut--tertarik secara berlawanan--membentuk sebuah senyuman. Chava merasa berhasil telah membuat Nicho tertawa.

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang