10 - Sosis Dua Telur

37.1K 1.4K 26
                                    

Budayakan vote sebelum membaca💜
...

Saat membuka mata, Chava langsung dihadapkan dengan Nicho yang masih tertidur pulas. Laki-laki berkepala tiga tersebut memeluk erat Chava. Kepalanya di telusupkan di leher gadis itu.

Chava melihat ke arah jam dinding, ternyata sudah jam 10 pagi. Berarti hari ini Nicho telat datang ke kantor.

"Gik Chivi ini silih," ucap Chava mengejek ucapan Nicho semalam. "Eh taunya malah pules banget, peluk-peluk lagi. Untung Chava cinta."

"Duh tapi, Chava pengen pipis lagi, tapi gak tega."

Chava menusuk-nusuk pipi Nicho menggunakan jari telunjuknya. "Ssstttt Om Nicho, Chava mau pipis. Lepasin dulu ya."

Baru saja Chava mengyingkirkan tangan Nicho dari pinggangnya, Nicho malah kembali memeluk Chava. Lebih erat dari sebelumnya.

Wajah Chava bersemu merah. Bukan! Bukan karena tersipu, tapi karena tidak kuat menahan panggilan alamnya.

"Om Nicho, Chava mau pipis," ucap Chava lagi, kali ini sembari menepuk-nepuk punggung Nicho.

"Eghhh," erang Nicho.

Perlahan Nicho membuka matanya, membuat sedikit celah. Pandangannya yang kabur berangsur menjadi fokus, Nicho membuka lebar matanya saat mendapati leher seseorang tepat menempel di wajahnya. Nicho memundurkan tubuhnya sampai terjatuh dari tempat tidur.

"Akhhh," ringis Nicho saat punggungnya menghantam lantai.

"Astaga, om kenapa sih? Duh ... Chava udah kebelet, lagi. Bentar ya om Chava pipis dulu, nanti Chava tolongin kok."

Chava berlari memasuki kamar mandi untuk menuntaskan panghilan alamnya. Setelah merasa lega, Chava lanjut membersihkan tubuhnya. Sepertinya ia lupa akan Nicho yang kini kembali membaringkan tubuhnya di ranjang.

Chava keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.

Melihat Nicho yang berbaring, Chava menepuk jidatnya. Bisa-bisanya ia melupakan niatnya untuk menolong sang pujaan hati. Habisnya tadi perhatian Chava terkecoh oleh bebek mainan yang ada di dalam bathtub.

Lagian bagaimana bisa seorang pria matang seperti Nicho menyimpan barang seunyu itu.

Chava berlari menghampiri Nicho.

"Om Nicho baik-baik aja 'kan?" tanya Chava sambil memegang-megang tubuh Nicho, untuk memastikan keadaan laki-laki itu.

Nicho kembali dikejutkan dengan Chava yang hanya mengenakan sehelai handuk.

"Astaga Cha, mengapa kamu tidak memakai baju?!"

"Baju Chava basah, tapi dalaman Chava selamat kok," Chava menunjujan pakaian dalamnya yang berada di tangannya.

Nicho mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Ya Tuhan, apa motivasi Engkau menciptakan gadis seperti ini?! Geram Nicho dalam hati.

"Cepat pakai baju!" Seru Nicho.

"Oke, Chava pinjam baju Om Nicho ya."

Tanpa mendengar persetujuan dari Nicho, Chava memasuki walk in closet. Ia memilih sebuah hoody yang mampu menutupi tubuhnya sampai ke lutut.

Chava sudah tidak mendapati Nicho di ranjang. Ia mencarinya keluar kamar. Ternyata Nicho sedang duduk manis di mini bar sambil menyesap kopi hitam.

"Kenapa kamu tidak membangunkan saya? Saya jadi telat datang ke kantor," ucap Nicho saat Chava menghampirinya.

"Ih, orang Om Nicho yang nyenyak banget tidurnya sambil meluk Chava. Chava aja sampai mebelet pipis gara-gara om susah bangun."

Nicho tesedak kopi. Benarkah ia melakukan itu? Tapi bisa dililang, ini adalah tidur tenyenyak dan terpanjangnya setelah 17 tahun lebih mengidap insomnia kronis.

I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang