Seperti biasa walau tidak setiap hari, kegiatan Chava di siang hari adalah mengatar makanan untuk suaminya di kantor. Selesai makan Nicho membaringkan kepalanya di paha sang istri. Jari jemarinya ditautkan dengan tangan mungil milik Chava.
"Mas," panggil Chava yang hanya bibalas dengan deheman.
"Emm, itu." Chava sedikit ragu untuk mengatakan sesuatu.
"Mas Nicho mau ngga, ka—kalau kita program hamil?"
"Mau, tapi kayaknya ngga untuk sekarang-sekarang ini."
"Emangnya kenapa Mas?"
Nicho mengubah posisinya menjadi duduk dengan tangan mereka yang masih bertautan.
"Aku masih menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa Rafa adalah anak kandungku. Aku ngerasa belum siap aja kalau harus memiliki anak lagi. Aku takut gak bisa jadi ayah yang baik untuk mereka."
Chava mengangguk paham. Namun entah kenapa rasanya sedih sekali mendengarnya.
"Kalau semisalnya Chava hamil tanpa disengaja gimana, Mas?"
Nicho menggeleng. "Aku gak tau harus gimana Cha. Usahain kita jangan sampai lengah ya. Kamu masih minum pil kontrasepsi 'kan?"
Chava mengangguk.
"Syukurlah. Selama kamu minum pil itu kayaknya bakalan aman-aman aja."
Chava hanya bisa menampilkan senyum terpaksa. Padahal hatinya terasa sangat perih.
Padahal Chava sangat ingin merasakan jadi ibu seutuhnya yang dapat melahirkan seorang anak dari rahimnya sendiri. Dan juga, sebenarnya bulan ini Chava sudah telat menstruasi selama dua minggu. Belum tahu sih hamil apa tidaknya. Chava belum berani memeriksanya. Bisa jadi ia hanya telat seperti biasanya. Ya, lebih baik begitu.
...
Nicho kembali diharuskan untuk melakukan perjalanan bisnis ke Yogyakarta. Tadinya Chava ingin ikut, namun kepergihan Nicho bertepatan hari ulang tahun pernikahan kedua orangtua Chava—Sofia dan Rama.
Biasanya mereka akan berkumpul seharian, dan puncaknya sampai makan malam bersama.
Chava tengan memomong keponakannya—Kevin yang usianya sudah menginjak sembilan bulan. Ia begitu lincah merangkak di lantai ketika Chava pura-pura mengejarnya sembari merangkak juga.
Tiba-tiba ponsel Chava berdering dan terlihat jika Nicho yang memanggilnya.
Chava menggendong Kevin kemudian menyerahkannya ke Rama yang sedang menonton televisi.
"Dad, tolong titip Kevin dong. Chava mau angkat telfon Mas Nicho dulu."
Setelahnya Chava langsung berlari ke depan rumah.
"Loh kok jadi satu minggu, Mas. Kemarin katanya cuma tiga hari aja."
"Maaf ya sayang, aku juga gak espek kalau harus seminggu di sini," ucap Nicho di seberang sana.
Chava mendengus sebal. "Yaudah terserah Mas Nicho aja. Assalamualakum."
Setelah Nicho memlas salamnya, Chava langsung memutus panggilan panggilan tersebut.
Baru dua hari ditinggal saja Chava sudah sangat merindukan Mas Nichonya. Lalu ia harus menunggu lima hari lagi untuk bertemu dengan sang suami. Ini gila.
Pandangan Chava tidak sengaja menangkap balkon kamar Tara yang jendelanya terbuka.
"Om Tara lagi ada di rumah ya."
Chava sengaja menghampiri rumah yang berseberangan dengan rumahnya.
Chava mmenekan Bel rumah tersebut. Tak lama pemilik rumahnya keluar membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)
Romance(18+) Ketenangan hidup Nicho mulai terkisis semenjak hadirnya gadis ingusan bernama Chava ke dalam hidupnya. Bahkan adik dari sahabatnya itu mengungkapkan perasaannya di hari pertama mereka bertemu. Gila memang.