Nicho menolak halus tawaran bantuan dari asisten rumah tangga eyangnya untuk membawakan koper miliknya.
"Tidak usah Pak, terimakasih. Saya bisa sendiri," ucap Nicho.
"Tapi Den-"
"Sudah Pak, tidak apa," sela Nicho.
Nicho lanjut menarik kopernya memasuki kediaman eyangnya. Mengikuti kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu bercengkrama dengan eyangnya. Rumah bernuansa Jawa itu lumayan besar dengan hamalan luas nan rindang. Terlihat sekali bahwa halaman itu begitu terawat.
"Ya Gusti ... cucu eyang yang satu ini akhirnya muncul juga," sambut Eyang Diah dengan medok khas Jawanya.
Nicho mendekat dan mencium punggung tangan Eyang Diah sebelum beralih memeluknya.
"Maaf Eyang, aku baru sempat," balas Nicho.
"Kalau gak aku paksa yo gak bakal ikut dia, Bu," celetuk Layla pada ibunya tersebut.
Eyang Diah celingukan memeriksa sesuatu di balik tubuh Nicho. Membuat yang lain mengernyitkan kening, bingung.
"Kenapa Bu?" tanya Chandra pada sang ibu mertua.
"Ituloh Chan, Nicho datang sama calonnya juga, kan?" Tanya Eyang Diah.
"Pfffttttt," Chandra dan Layla berusaha menahan tawanya.
Sedangkan Nicho, laki-laki itu sedang menahan kedongkolan di hatinya. Emanngnya gak ada harapan lain apa, selain Calon? Kesalnya dalam hati.
"Sudahlah Bu, Nicho itu paling dongkol kalau ditanya soal calon istri," ucap Layla.
Eyang Diah menggelengkan kepalanya. "Kamu tahu, sepupumu yang mau nikah itu umurnya baru dua puluh tiga loh Le. Moso kamu yang sudah muateng gini kalah," ejek Eyang Diah.
"Belum ada yang cocok aja Yang," elak Nicho.
"Kalau kayak gini kayaknya Eyang harus bertindak." Nicho merasakan aura-aura tidak enak dari ucapam eyanya. "Ya sudah, ayo makan dulu."
Eyang Diah pun menggiring mereka menuju meja makan.
...
Disore hari, Chava berjalan seorang diri di taman komplek perumahan, tempat tinggalnya. Predikat Bucin rasanya sangat pas didapatkan oleh Chava. Kalau begini Chava jadi berpikir, untuk apa orang-orang di luar sana meminum alkohol untuk mabuk, atau mengonsumsi narkoba untuk terbang lalu candu. Padahal itu semua bisa Chava dapatkan hanya dengan jatuh cinta.
Pandangannya terpusat pada layar ponsel di tangannya. Tidak ada satupun notifikasi pesan, selain dari operator dan nomor tidak dikenal yang menawarkan pinjaman uang.
Dengan kesal Chava membalas salah satu pesan yang masuk di ponselnya.
Chava orang kaya. Chava butuh Om Nicho. Bukan Duit!!!!
"Om Nicho ..." rengeknya sembari menghentak-hentakkan kaki.
Karena tidak melihat ke depan, Chava hampir saja tercebur ke dalam kolam air mancur jika ia tidak segera mengerem langkahnya.
Chava menghela nafas lega disela detak jantungnya yang berpacu dengan cepat karena terkejut.
Tiba-tiba seorang pesepeda menyerempetnya.
"Wewewe-e aaaaa."
Byurrr
Chava yang tidak bisa menjaga keseimbangannya pun tercebur ke dalam kolam. Dengan kesal ia memukul-mukul permukaan air.
"Chava kesel!" teriaknya kesal.
Hal itu mengundang perhatian pengunjung lainnya. Ada yang menatapnya kasihan, ada juga yang menertawakan. Ya hanya itu. Tidak ada satu pun yang bergerak untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)
Romance(18+) Ketenangan hidup Nicho mulai terkisis semenjak hadirnya gadis ingusan bernama Chava ke dalam hidupnya. Bahkan adik dari sahabatnya itu mengungkapkan perasaannya di hari pertama mereka bertemu. Gila memang.