Chava bersembunyi di balik tubuh Nicho saat mereka memasuki ruang rawat Windy. Ia takut bertemu dengan Ray. Padahal sang abang dan kedua orangtuanya sudah menunggu kedatangannya.
"Chava takut Om," bisik Chava.
"Mereka sudah menunggu kamu," balas Nicho berbisik.
Keduanya mendekati mereka yang sudah menanti kedatangan Chava denn raut cemas. Chava tetap bersembunyi. Bahkan ia tidak tahu siapa saja yang berada di sana. Tangannya melinting-linting ujung baju Nicho.
Sofia dan Rama mendekat pada keduanya. "Chava, kamu baik-baik saja Nak?" tanya Rama yang sangat khawatir pada anak gadisnya tersebut.
Mendengar suara yang dikenalinya, Chava mengintip di celah ketiak Nicho. Ia mendapati Momy dan Dady-nya di sana. Lantas Chava keluar dari persembunyiannya lalu berhambur ke pelukan kedua orangtuanya.
"Chava kangen Momy, Dady!" Serunya. Terlihat sekali gadis itu sangat merindukan kedua orangtuanya yang sibuk itu.
"Momy juga."
"Dady apalagi."
Sofia memutar-mutar tubuh Chava, meneliti kondisi anak gadisnya itu. Memastikan tidak ada lecet sedikitpun. Karena jika ada, ia siap membuat perhitungan pada si sulung Ray.
"Tangan kamu kenapa Cha?" tanya Sofia khawatir.
Chava terdiam sejenak. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa Nicho yang telah melukai tangannya. Ia tidak ingin reputasi Om Nicho-nya itu buruk di mata kedua orang tuanya.
"Hmm, jari kelingking Chava masih proses pemulihan karena patah. Waktu itu Chava gak hati-hati, hehe," ucap Chava cengengesan.
"Gadis ceroboh!" omel Sofia.
Chava masa bodo dengan omelan Sofia. Ia tahu momy-nya itu terlalu gengsi untuk bilang khawatir.
"Perut Dady makin gede kayak cinta Chava ke Om Nicho." Sedari tadi Chava memang salah fokus pada perut besar Rama. Kini tangannya mengusap-usap perut Dady-nya itu.
Rama terkekeh. Ia kembali meraih tubuh Chava ke dalam dekapannya. "Kemarin kami semua mencari kamu, tapi tidak kunjung ketemu. Semuanya khawatir Cha. Jangan diulangi lagi ya."
Chava mengangguk. "Iya, Chava gak akan ulangi. Gak enak, lapar. Chava juga gak mau diusir lagi sama kang toko jelek pas tidur di depan toko."
Rama mengecup berkali-kali puncak kepala Chava. Menyuarakan kasih sayangnya yang jarang sekali terealisasikan karena terhalang jarak dan waktu.
Windy menepuk lengan Ray agar segera menghampiri Chava. Dengan ragu, laki-laki berwajah lebam itu mendekati Chava.
"Cha," panggilnya, membuat Chava mengeratkan pelukannya pada Rama.
"Abang minta maaf Cha. Abang sudah berbuat kasar sama Chava. Maaf, hati Abang tertutupi oleh emosi," tutur Ray sepenuh hati.
Rama menepuk-nepuk bahu Chava. "Tenang, Abang kamu sudah Dady kasih pelajaran. Ayo." Rama melepas pelukannya.
Takut-takut, Chava mencoba menatap Ray. Bayangan akan makian Ray waktu itu masih hangat di ingatannya. Nafas Chava tercekat saat tiba-tiba Ray merengkuh tubuhnya.
"Abang minta maaf ya Cha. Abang kebawa emosi sampai berbuat jahat ke kamu." Chava masih bungkam, tapi ia mengangguk.
Ray melepaskan pelukannya. "Pulang ke rumah ya Dek."
Chava menoleh pada Nicho, seakan bertanya. Nicho paham, ia pun menganggukkan kepalanya.
"Iya, Chava pulang."
Chava kembali menghampiri Dady-nya yang kini duduk di sofa. Ia duduk di samping Rama. Memeluk dari samping, dan menyandarkan kepalanya di dada laki-laki paruh baya itu.
"Cha," panggil Sofia memperingati anak gadisnya itu.
Rama mengusap lengan Sofia yang terlihat cemburu melihat tempat favoritnya direbut Chava.
"Chava kangen Dady tahu Mom. Momy si ngumpetin Dady mulu dari Chava."
Sofia memutar bola matanya malas. Sementara Rama yang sedang mengusap-usap puncak kepala Chava terkekeh, sama seperti yang lainnya. Kecuali Sofia tentunya.
"Dady kan kerja Cha," ucap Rama memberi pengertian.
"Kan sudah kaya Dad."
"Kalau habis gimana? Nanti Chava gak bisa jajan."
"Oh iya-ya. Kalau gak jajan, nanti Chava gak bisa beli beha baru."
"Cha! Ada Nicho di sini, malu," ucap Sofia.
"Gak apa-apa Mom, Om Nicho kan calon suami Chava."
Sofia menatap Nicho tidak enak hati. "Maafkan Chava ya Nak."
Nicho terkekeh. "Saya mengerti Tante."
Chava mendongak, menatap Rama."Tapi Dady gak bikin selembaran kan?"
Rama menggeleng. "Enggak."
"Syukurlah. Amit-amit muka Chava dipasang di tiang listrik, terus disandingin sama jasa sedot WC," cerocos Chava.
...
Jangan aneh ya sama judul/nama karakter yg aku buat. Enenak ena-ena bngt emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om Nicho #ILYON (Complete)
Romance(18+) Ketenangan hidup Nicho mulai terkisis semenjak hadirnya gadis ingusan bernama Chava ke dalam hidupnya. Bahkan adik dari sahabatnya itu mengungkapkan perasaannya di hari pertama mereka bertemu. Gila memang.