1

74.4K 2.9K 34
                                    

A year ago

"Jihan!"

Aku menoleh, menghentikan langkah kaki yang sedang terburu-buru menuju ruangan keramat, ruang kantor Ketua Program Pascasarjana.

"Apa Li?"

"Pak Bernard gak bisa ngisi acara kita," Liana menyebutkan nama seorang direktur perusahaan otomotif internasional. Pak Bernard kami rencanakan untuk menjadi narasumber dalam talkshow yang diadakan sebagai 'tantangan' bagi kami para mahasiswa pascasarjana penerima beasiswa. Talkshow ini berisi topik tentang praktisi di berbagai bidang di perusahaan. Mengingat studi kami di bidang Manajemen Strategic, talkshow yang kami akan selenggarakan bertema praktek strategis dengan berbagai hubungannya di perusahaan. Pak Bernard sebagai Direktur Marketing dari PT. Astro Internasional akan menjadi narasumber dalam topik pemasaran dan strategi.

"Yah... serius?" Aku merengut. Ini sudah 2 hari menuju acara puncak. Pembatalan salah satu narasumber bukanlah hal yang mudah.

"Serius. Gue baru ditelepon sekretarisnya," Liana mengangkat Androidnya. "Tapi Pak Bernard ngusulin nama pengganti sih."

"Siapa?" Aku kembali bersemangat.

"Evan Dirga, Marketing Deputy Director PT. Astro International," kata Liana sembari tersenyum.

Aku menyunggingkan senyum lega. Untunglah ada pengganti. Meski bukan Pak Bernard, namun dengan posisi penggantinya yang tidak kalah keren, sepertinya narasumber ini tetap bisa jadi andalan. Aku tidak membayangkan seperti apa Pak evan Dirga itu, mungkin sudah tua dan berbadan subur, seperti Pak Bernard. "Bagus deh kalau gitu, Li. Udah konfirm langsung ke Pak Evannya?"

"Udah, tadi gue telepon langsung sekretarisnya."

"Oke. Pastikan nanti dia datang jam berapa dan kasih tau siapa LO-nya. Makasih ya Li! Gue ke Pak Imron dulu ya, mau mastiin dana cair," Aku mulai berjalan mundur menghampiri ruangan sang Ketua Program Pascasarjana.

"Siap!"

***

Sedari pukul 7 aku dan para panitia sudah berseliweran di ruang auditorium tempat berlangsungnya talkshow jam 9 nanti. Aku sibuk bolak balik memastikan dan membantu hal-hal yang perlu diselesaikan. Karena aku Ketua Panitianya, jadilah aku orang yang paling riweuh diantara semua orang disini.

"Jihan! Konsumsinya mau ditaro di resepsionis atau deket pintu masuk?" teriak salah satu panitia konsumsi.

"Kasih di resepsionis aja. Sekalian mereka pada absen!" aku balas berteriak. Ketika melewati meja resepsionis, aku baru sadar absensi para peserta talkshow rupanya terpapar begitu saja. "Meg, Mega!"

"Yoo," Mega menghampiri aku.

"Ini absennya bisa tolong dipisah per abjad aja gak? Misal yang kanan abjad A-O, tengah P sampe apa gitu. Biar kalau yang dateng rame, antriannya gak panjang,"

"Oh oke Han. Bisa,"

"Thank you, Ya," Aku menepuk pundak Mega dan kembali berkeliling. Kali ini menghampiri rekan-rekan yang sedang memasang backdrop di panggung. "Bisa guys?"

"Selo, Bu Ketu," kata salah satu panitia yang sedang naik tangga dan mengaitkan tali kesana kemari.

"Hati-hati ya," aku menatap khawatir karena mereka begitu berani naik tangga yang cukup tinggi. Kekhawatiranku dibalas dengan dua jempol dari para temanku itu. Setelah itu aku kembali mencari para LO yang nanti akan menjadi penghubung antara panitia dan pengisi acara.

"Li, Bu Yustina datang jam berapa?" tanyaku pada Liana yang bertugas jadi LO Bu Yustina, HC Director salah satu FMCG.

"Udah berangkat dari rumah. Nyampe sini jam 9 kurang katanya,"

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang