26

17.3K 1.3K 15
                                    

Day 5

Evan Dirga, DDM School of Management Jakarta, 9 am

Sebenarnya Evan tidak tahu siapa yang ia cari disini. Di kampus Jihan. Ia berharap bertemu salah satu teman Jihan yang mungkin tahu dimana keberadaan Jihan.

Evan memandang sekelilingnya. Kemana ia harus bertanya pertama kalinya? Mungkin ke bagian akademik.

"Pagi," Evan menyapa resepsionis. Gadis muda yang awalnya terlihat suntuk itu langsung tersenyum lebar.

"Selamat pagi, Mas. Ada yang bisa dibantu?"

"Hari ini apa ada aktivitas untuk mahasiswa MBA tahun 2015?"

"Tunggu sebentar ya," resepsionis tersebut tampak mengetikan sesuatu pada komputernya lalu mendongak lagi. "Ada sidang tesis untuk mahasiswa atas nama Brenda. Di gedung H ruang 402 ham 09.30,"

Evan kenal Brenda. Orang yang menjadi LO dirinya saat Evan mengisi acara talkshow.

"Terima kasih," ujar Evan lalu segera keluar dari gedung akademik. Berjalan cepat menuju gedung H lantai 4. Semoga ada secercah harapan hari ini.

Evan melempar pandangannya ke berbagai arah. Ketika ia kemudian menemukan seseorang berambut merah sedang mondar-mandir sambil komat kamit.

"Brenda?"

Brenda menoleh. "Pak Evan?"

Evan tersenyum lega. Dalam hati benar-benar berharap Brenda tahu sesuatu.

"Boleh saya minta waktunya sebentar?"

"Silakan," Brenda memandang Evan dengan keheranan.

"Kamu tahu kabar Jihan?"

"Jihan?"

Evan mengangguk.

"Bukannya Bapak yang harusnya lebih tahu tentang itu?"

"Jihan dan saya bertengkar hebat. Saya coba hubungi tidak berhasil. Saya datangi rumahnya, tidak ada. Mungkin teman-temannya tahu keberadaan Jihan,"

Brenda menggerakkan kepalanya, menggeleng. Pundak Evan langsung lemas.

"Tapi Jihan sepertinya memang menghilang," Brenda melanjutkan. "Dua hari lalu dia bilang di grup bahwa ia tidak akan datang wisuda. Beberapa menit kemudian dia left group. Semua grup kata temen-temen kuliah yang lain. Kita coba japri, nomernya hilang dari WhatsApp. Ditelepon pun gak nyambung."

"Gak ada lagi yang Jihan bilang?"

"Nope,"

"Cuma bilang gak dateng wisuda dan tiba-tiba left?"

"Yes,"

"Dia gak...menikah kan?"

Brenda hampir tertawa. "Kalaupun dia nikah bukannya harusnya sama Bapak?"

Evan meringis.

"Kalau gitu saya pamit dulu. Terima kasih Brenda. Good luck untuk sidangnya,"

"Iya terima kasih Pak,"

***

Jihan Melodia, sate padang Ajo Ramon, 11.42 am

"Enak kak?" Jihan tertawa geli melihat Driana melahap porsi kedua satenya.

"Enak banget, Jihan. Kamu mau nambah lagi?"

"Nggak, Kak. Kenyang,"

Pagi ini Driana tiba-tiba ngidam sate padang. Jihan sukarela mengantar daripada tak berbuat apa-apa di rumah.

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang