Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)

42

Sejak Evan tiba di Singapura sebenarnya Vino sudah merasa tak tenang. Evan adalah saingan terbesar vino. Evanlah yang selama ini menghalangi Vino mendapatkan Jihan. Selama dua puluh bulan Jihan dan Vino bersama, bagi Vino ini saat yang tepat untuk benar-benar mendapatkan Jihan

Sebenarnya Vino tidak suka masih berada di kantor lewat dari jam kerja. Apalagi di akhir pekan. Tapi ia baru saja meloloskan kerja sama denfan salah satu supplier kelas kakap. Dan seberapa benci pun Vino pada lembur akhir pekan, ia tidak akan melepaskan kesempatan ini.

Vino menyusuri jalan menuju kantor Jihan. Ia sudah bilang akan lembur dan Jihan pun bilang ia juga lembur. Jadi Vino pun berjalan dengan santai menuju tempat Jihan bekerja. Menikmati suasana di sekitarnya. Banyak orang mylai menikmati akhir pekan. Para turus juga mulai berdatangan.

Vino mendadak berhenti di luar kedai kopi. Tempat menikmati kopi yang sering ia dan Jihan kunjungi sepulang kantor karena tempatnya yang nyaman dan searah dengan jalan pulang. Disitu, ia menemukan Jihan sedang mengobrol dengan Evan.

***

"Sampai kapan kamu mau disini, Jihan?" tanya Evan dengan lembut. Jihan memainkan kopinya, mengaduk berulang-ulang.

"Aku gak tahu,"

"Besok aku kembali ke Tokyo," ujar Evan.

"Betulkah?" Jihan menengadah, ia kira Evan akan disini lebih lama sampai...sampai apa? Jihan menerimanya kembali?

"Iya. Senin aku harus sudah kembali bekerja. Besok aku kembali agar bisa beristirahat sebelum masuk hari Senin nanti,"

"Oh baiklah,"

Hening meliputi keduanya. Jihan masih mengaduk kopinya meski gula yang ia tuangkan mungkin sudah larut sedari tadi. Evan memandangi Jihan sambil menangkupkan kedua tangannya pada gelas kopi.

"Jihan," panggil Evan.

"Ya?" Jihan menyahut, dipandanginya Evan dengan lekat.

"Ayo kita pulang ke Indonesia..."

***