25

17.5K 1.4K 32
                                    

Day 4

Jihan Melodia, Driana & Leandro's house, 8.26 am

"Hueeek, hueeek,"

Pagi-pagi sudah terdengar bunyi seseorang mengeluarkan isi perutnya. Jihan buru-buru menghampiri sambil membawa minyak kayu putih. Sementara Tante Dian membawa teh hangat.

"Are you okay, Kak?" Jihan bertanya, khawatir.

Driana mengangkat jempolnya sebagai jawaban. Tante Dian menimpali sambil memijat tengkuk Driana.

"Driana ini morning sick-nya parah banget, Jihan. Bisa seharian gak berhenti-berhenti,"

"Capek banget dong kak? Makan dikeluarin lagi?"

Driana membilas mulutnya dan mengangguk. Rambut pendeknya bergerak-gerak lincah. "Capek, Jihan. Tau kan kalau mual itu kayak perut kamu dipompa paksa gitu,"

Jihan mengangguk. Kalau ia sedang masuk angin dan ingin muntah, rasanya tidak enak. Apalagi kalau terjadi sering-sering.

"Ibun bikinin susu ya, abis itu sarapan," kata Tante Dian, masih memijat menantunya.

"Maaf ya Bun ngerepotin,"

"Apa sih. Demi cucu Ibun apa yang nggak," Tante Dian masuk ke dapur. Sementara Jihan menemani Driana beristirahat di sofa.

"Untungnya bulan ini aku libur ngajar, Han. Ga kebayang kondisi kayak gini masih harus ngajar. Banyakan cutinya kali," kata Driana.

"Pas banget kalau gitu ya Kak,"

Driana mengangguk, bersandar lemas ke sofa.

"Semoga bulan depan udah agak ngurangin. Udah masuk jadwal ngajar soalnya,"

"Gak minta ijin cuti ngajar aja?"

"Kayaknya belum. Nanti deh kalau bener-bener gak kuat," jawab Driana.

"Bang Le tanggapannya gimana?"

"Dia nyuruh aku resign aja. Biar jaga kesehatan di masa kehamilan katanya. Dan dia lebih panik setiap aku morning sick begini. Padahal kan wajar ya,"

Jihan tertawa pelan. "Terus gimana pas dia berangkat ke Surabaya?"

"Awalnya gak mau. Minta orang lain gantiin. Tapi atasannya tetep nyuruh dia berangkat. Jadi dia kemarin berangkat pake drama segala,"

"Tiap 2 jam neleponin," Tante Dian nimbrung, membawa susu dan sarapan untuk Driana.

"Sampe pusing dengernya," Driana setuju.

"Khawatir banget itu kayaknya," timpal Jihan

"Namanya juga anak pertama," kata Tante Dian sambil tersenyum bangga.

"Aku juga...mau punya anak," ujar Jihan tiba-tiba. "Anak yang banyak. Biar gak kesepian. Biar ada saudara-saudara temen mainnya,"

Tante Dian dan Driana berpandangan. "Evan...?"

"Aku putus sama Evan,"

Kedua wanita di hadapan Driana terdiam. Sampai akhirnya Driana yang angkat bicara lebih dulu. "Semoga cepet ketemu jodohnya ya dan dikaruniai anak-anak yang banyak."

"Amin!"

***

Evan Dirga, Astro International Headquarters, 2.17 pm

Hari pertama kembali ke kantor di tahun 2017 dan Evan tidak sedikit pun bisa fokus pada pekerjaannya. Tadi pagi ia mengunjungi rumah Jihan sebelum datang ke kantor. Sayangnya lagi-lagi para penghuni rumah tersebut sudah berangkat. Jadinya Evan hanya menyerahkan hadiah lain untuk Jihan, sebuah buku kumpulan foto National Geographic beserta surat yang menyatakan permintaan maafnya.

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang