16

18.8K 1.4K 37
                                    

Aku tidak bisa tidur nyenyak semalaman ini. Meski Evan berpesan agar aku segera tidur begitu sampai di rumah dan Mama Papa juga berpesan hal yang sama. Sayangnya aku cemas memikirkan hari besar ini. Aku khawatir ketiduran dan terlambat datang ke kampus. Aku khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik.

"Pagi, Sayang," sapa Mama saat aku turun setelah mandi dan berpakaian.

"Pagi, Ma,"

"Sudah siap?"

Aku cuma meringis.

"Berangkat jam berapa ke kampus, Nak?" tanya Papa.

"Sebentar lagi Pa. Aku tunggu di kampus aja sambil baca-baca,"

"Good luck ya. Doa papa dan mama menyertai. Santai saja. Toh yang ngerjain tesisnya kamu kan? Pasti bisa jawab dengan baik," Papa memegang tanganku. Aku mencium tangan papa dan meletakannya di kepala.

"Grogi banget Pa,"

"Pasti bisa. Semangat!" seru Mama sambil menyodorkan jus jeruk.

Aku menikmati sarapan sambil mengobrol dengan orang tuaku. Cukup memberi aku ketenangan.

"Setelah selesai sidang kamu gak ada after party apa gitu kan?" tanya Mama setelah kami selesai sarapan.

"Gak ada, Ma," aku tertawa.

"Sama Evan juga gak ada?"

Aku tersenyum miring. "Evan ada meeting seharian sama BoD,"

"Ya udah. Abis itu pulang segera ya. Mama Papa juga akan pulang cepat,"

"Iya, Ma,"

Kami bertiga lalu berangkat dengan mobil masing-masing menuju tujuan masing-masing.

***

Pukul 9 aku sudah sampai di kampus. Aku memilih menunggu di perpustakaan Pascasarjana sambil membaca bahan-bahan dan berlatih tanya jawab sendiri. Membaca ulang presentasi yang kubuat dan melatihnya dengan suara pelan. Ponsel kumatikan agar tak mengganggu konsentrasi. Ada beberapa pesan dan ucapan yang muncul tapi tak ada satupun dari Evan.

Pukul 1 aky menuju ruang 403 tempat aku akan melaksanakan sidang. Betapa terkejutnya aku saat di depan ruangan sudah ada bunga papan yang luar biasa besar.

Congratulations,
Jihan Rizky Melodia, MBA

-Evan Dirga ❤️-

Aku memekik, menutup mulutku tak percaya. Pantas kemarin Evan bertanya lokasi sidanfku. Rupanya dia mau mengirim ini. Di depan bunga papan ini, disangga pot tinggi, terdapat buket bunga mawar putih merah dan jingga. Disertai ucapan, "Good luck, Love. All is well. Take these flowers as my presence. -ED"

"Gue cemburu," ucap seseorang dari belakangku.

Aku menoleh dan melihat teman-temanku, Mega, Liana, Brenda, Arnold, Vino, memandang terkagum-kagum akan pemberian Evan. Hanya wajah Vino yang berkedut kesal.

"Padahal yang naksir duluan kan gue," celetuk Brenda. Nadanya kesal Tapi dia tersenyum.

"Pasti makin semangat dong?" tanya Liana. Aku mengangguk.

"Anyway, kita gak mau kalah nih," Mega mengulurkan kotak manis berwarna biru tua dan muda dengan pita silver. "Ini hadiah sidang dan ulang tahun lo."

"Happy birthday, Jihan!" pekik teman-temanku. Aku tertawa.

"Thank youuu," kupeluk mereka satu per satu. Termasuk Vino yanf menyelipkan hadiah lainnya ke tanganku.

"Hadiah dari Evan dobel dong? Ya sidang ya ulang tahun," kata Brenda.

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang