Day 0
Jihan Rizky Melodia
"Jihan, sayang, sudah bangun?"
Mama mengetuk pintu kamar Jihan. Jihan, masih dengan setelan tadi malam, menolak menanggapi panggilan ibunya. Ia memilih tetap menenggelamkan wajah pada bantal.
"Sayang, udah jam 10 pagi nih. Kamu mau sarapan gak?"
"Jihan gak lapar, Ma," kata Jihan akhirnya. Suaranya serak kebanyakan menangis dan minum soda.
"Kamu sakit? Mau ke dokter gak?"
"I'm fine, hik," Jihan refleks menutup mulutnya. Kenapa tiba-tiba dia cegukan?
"Mama masuk ya,"
Tanpa sempat Jihan cegah, ibunya sudah masuk dan terkaget melihat kondisi Jihan yang mengenaskan.
"Ya ampun kamu kenapa? Ada sesuatu terjadi kemarin? Mama cuma tahu Kalila menelepon papanya dan mengabari papa kamu. Katanya kamu gak enak badan. Tapi mama gak kira kamu begini. Kenapa sih?"
Jihan menggeleng, pelan-pelan menangis lagi. "Tadi malam aku ketemu Evan. Terus kami bertengkar. Kami putus,"
"Ya ampun. Putus lagi? Nanti juga balikan kan? Wajar itu..."
"Gak, Ma. Gak akan balikan lagi," JIhan terisak lagi. Ia tidak merasa perlu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam. Biarlah itu jadi rahasia Jihan, Kalila, Evan, dan Andrea. Membicarakannya hanya akan menimbulkan kembali rasa sakit hati yang Jihan coba redakan semalaman ini.
"Ya udah ya udah. Gak usah sedih-sedih gini deh. Masih banyak ikan di laut kok,"
"Hiks,"
Mama duduk di samping Jihan dan memeluk putrinya.
"KIta jalan-jalan aja yuk. Biar mama papa cuti sehari-dua hari,"
Jihan mengangguk.
"Singapore yang deket aja gimana?"
"Terserah Mama,"
"Oke. Ayo mandi sekarang, bersih-bersih, packing. Kita tahun baruan di Singapore,"
***
Evan Febrian Dirga
"Dan kapan putra Mama ini bakal turun dari tempat tidur untuk bantu orang tuanya?"
Tanpa tedeng aling-aling, Talina Dirga membuka pintu kamar putranya. Membuka gorden yang menutupi kamar Evan dan membiarkan cahaya matahari memasuki kamar besar ini.
"Ergh," gumam Evan. Berguling ke samping, menutupi wajahnya dengan selimut.
"Wake up, kid," Talina menarik selimut Evan dengan kasar, membuat ia melihat Evan yang masih mengenakan setelan semalam tanpa luaran tuksedonya. "And what's wrong actually?"
"I'm too drunk, Mom," Evan menjawab sekenanya. Menutupi wajah dengan bantal.
"Drunk? No wonder you came home at 3 am. Kamu ngapain aja sama temen-temen kantor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)
Romantizm21+ Jihan selalu jadi pihak yang menanti, terdiam menunggu kekasihnya untuk kembali dari perantauan dengan kesibukan dan mungkin, bunga lainnya. Namun Jihan selalu sabar menghadapi Evan. Meski itu artinya ia harus berdiri sendiri di bawah hujan sek...