19

18.7K 1.5K 36
                                    

"Yang, kamu bisa temenin aku ke pesta Tahun Baru kantornya Papa?"

Evan menoleh memandang Jihan. Mengalihkan dirinya sejenak dari steak yang jadi menu makan siangnya.

"Kapan?"

"Tanggal 30. Gak tanggal 31 soalnya tanggal 31 katanya mau ada acara untuk keluarga masing-masing,"

Evan tidak langsung menjawab. Ia mengingat-ingat agendanya pada saat akhir tahun itu. "Kayaknya aku gak bisa. Tanggal 27-29 aku ada meeting kick off di Jogja. Kemungkinan sampai tanggal 30 level General Manager ke atas masih stay di Jogja,"

Jihan mendadak lemas. Wajahnya langsung cemberut.

"Ya udah,"

"Memangnya kamu harus datang?"

"Kata Papa begitu, dia mau aku dan mama ikut supaya ngasih contoh ke karyawannya juga,"

"Papa kamu teladan banget ya. Aku denger katanya bakal masuk Top 10 CEO versi majalah Tempo,"

Jihan mengangkat bahu, sedikit banyak ikut bangga. "Karena diprediksi akhir tahun 2016 ini revenue Bank Mutiara mencapai 300 T," 

"Kamu gak ada rencana kerja di Bank Mutiara?"

"Nggak tuh. Lagian kan Papa juga bukan pemegang saham utama. Males juga masuk cuma karena papa CEO-nya. Papa juga gak keberatan aku kerja di biro aja,"

Evan mengangguk. Satu hal yang ia salut dari JIhan. Ia selalu ingin berjuang dengan keringatnya sampai batas maksimal. Kalau benar-benar sudah merasa kesulitan, baru ia meminta bantuan orang lain.

"Kalau aku gak bisa nemenin, kamu mau datang sama siapa?"

Jihan menopang dagunya dengan tangan. "Entah. Sepupuku dari pihak papa cuma Bang Le. Kayaknya gak bisa nemenin juga soalnya dia pasti sibuk di kantor. Sepupuku dari pihak mama, semuanya gak di Jakarta. Aku ajak Vino aja kali ya."

Jihan langsung meraih ponselnya, bermaksud menghubungi Vino namun Evan langsung memegang tangan Jihan. "Jangan. Sama siapapun boleh kecuali Vino."

Awalnya Jihan bengong, tapi kemudian dia paham. "Kamu cemburu?"

"Nggak," Evan menarik tangannya, memalingkan wajah. "Pokoknya jangan sama Vino,"

Jihan tertawa. "Iya iya. Ada anak magang di biro namanya Arjuna. Aku minta dia aja ya?"

"Single dia?"

"He's gay by the way," Jihan terkikik.

"Ya udah. Cuma nemenin kan," Evan mengangguk setuju.

***

"Selamat malam, Kak Jihan,"

"Halo Juna," sapa Jihan, mempersilakan juniornya di biro untuk masuk. Jihan masih terkikik meihat Juna. Begitu Jihan mengajak Juna untuk menemaninya ke pesta tahun baru Bank Mutiara karena Evan berhalangan, Juna langsung melonjak gembira. Dia melihat ini sebagai kesempatan untuk memperluas jaringan.

Malam ini Jihan begitu percaya diri mengenakan gaun Vera Wang. Juna juga mempersiapkan diri dengan mengenakan jas armani biru tua. Orang tidak akan tahu kalau dia gay.

"Gak ganggu malam mingguan kamu sama pacar kan?" goda Jihan.

"Gak kak, besok kami baru ketemu," kata Juna sambil agak tersipu. Juna hanya akan menemani Jihan sata pesta dimulai. Setelah itu Jihan dan Juna bisa mingle sendiri-sendiri.

"Kita berangkat sekarang aja yuk. Pake mobil kamu aja ya," kata Jihan.

"Boleh kak. Ayo. Gak bareng mama papa Kak Jihan?"

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang