Evan menjemputku di rumah hari Minggu pagi. Dia tampak segar dan gagah. Tampan sekali pangeranku ini.
"Pagi, Sayang," sapanya lembut kemudian mencium pipiku.
"Pagi. Ga nyangka jam segini kamu udah sampai,"
"Aku abis dari gym, langsung kesini. Ternyata cepet,"
"Hmm," pantas saja dia terlihat super duper segar begini. Wangi pula. "Masuk dulu yuk. Kamu belum sarapan kan?"
Bersama-sama, kami masuk ke dalam rumah. Sarapan sudah dibereskan sebenarnya. Tapi aku bisa minta Bik Popo membuatkan sesuatu untuk Evan.
"Eh Evan," sapa Mama yang sedang menonton TV sambil merajut. Nanti siang baru Mama memulai hobinya memasak.
"Pagi, Tante," sapa Evan, mencium tangan Mama.
"Pagi. Mau kemana ini jam segini udah jemput Jihan aja?"
"Saya mau ajak Jihan nengokin sepupu saya yang baru melahirkan. Niatnya agak siangan tapi ternyata jam segini udah nyampe,"
"Oh gitu. Udah sarapan kamu, Van?"
"Belum, Tante," jawab Evan dengan sopan.
"Sarapan dulu gih. Minta Bik Popo buatkan sesuatu ya,"
"Iya, Ma," aku mengangguk ke arah dapur. Evan mengikuti.
"Papa mana, Yang?"
"Lagi nengok kebun,"
"Kebun?"
"Iya itu di belakang. Ada apotek hidup gitu,"
"Oh. Aku mau lihat boleh?"
"Boleh. Sambil aku siapin sarapan kamu ya,"
Evan menghilang ke arah halaman belakang rumahku. Sementara aku mencari Bik Popo dan menyiapkan sarapan sehat untuk Evan. Sandwich, salad buah, dan jus apel.
Aku sampai harus membawa menu makanan itu ke halaman belakang saking asyiknya Evan dan papa mengobrol.
***
"Halo, Amy, Lee," sapa Evan ketika kami sampai di pintu rumah mungil tersebut.
"Evan, hei, ayo masuk," Lee keluar menghampiri kami. "Ada Jihan juga. Halo,"
"Hai," sapaku.
"Masuk masuk..." Lee mengajakku dan Evan ke ruang tengah. Disana aku melihat Amy sedang mengobrol dengan pasangan muda sambil menepuk-nepuk bayi mungil yang dibaringkan di kasur.
"Hei," sapa Amy begitu melihat kami. Aku bisa melihat Amy yang dulu begitu chic, sekarang agak 'seadanya'. Rambut diikat seperlunya, wajah tanpa make up, kemeja sederhana dan celana pendek.
"Hai," aku menghampiri Amy dan mencium pipi kiri kanan.
"Aku pulang dulu kalau gitu ya Mba,"
"Eh, Dea. Gak apa-apa kalau masih mau disini. Ini sepupuku sama pacarnya," kata Amy kepada salah satu tamunya itu.
"Takut terlalu ribut, nanti ganggu Gavin mau bobo," katanya lagi. "Lagian Jo mau ketemu kakaknya yang lagi disini."
"Oh ya udah. Nanti sore aja kesini lagi ya,"
"Iya, Mbak. Permisi, Mbak Amy, Koh Lee," ia lalu menoleh ke arahku dan Evan lalu mengangguk. Diikuti suaminya (?) ia meninggalkan rumah Amy.
"Siapakah?"
"Dea dan Jo. Tetangga depan rumah. Aku rencananya mau sharing bahan masakan sama dia,"
"Oh aku ganggu ya? Maaf ya," aku menoleh ke arah Evan. Evan mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)
Romance21+ Jihan selalu jadi pihak yang menanti, terdiam menunggu kekasihnya untuk kembali dari perantauan dengan kesibukan dan mungkin, bunga lainnya. Namun Jihan selalu sabar menghadapi Evan. Meski itu artinya ia harus berdiri sendiri di bawah hujan sek...