Day 7
Evan Dirga, his room's balcony, 9 am
Semalaman Evan tidak bisa tidur. Ia memikirkan kemana Jihan sebenarnya. Kenapa Jihan sebegitu menghindari dirinya? Tidak memberikan kesempatan Evan untuk menjelaskan. Tidakkah dia ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi?
Evan menghirup rokoknya yang entah sudah keberapa kali. Ia berpikir dan terus berpikir. Sekarang ia sadar betapa bodoh dirinya karena menyakiti hati Jihan. Sekali cukup, namun ia melakukannya sampai dua kali. Bukan hal aneh kalau kemudian Jihan lari dari dirinya. Meninggalkan Evan dalam kondisi tak karuan. Hilang arah. Terasa hampa.
"Kamu dimana sih Yang?" gumam Evan sambil menatap foto Jihan yang masih tersimpan di ponselnya. "Kamu gak mau ketemu aku?"
***
Jihan Melodia, her room, 9am
Jihan memandangi foto dirinya dan Evan yang diambil saat mereka berjalan-jalan ke Taman Bunga. Saat itu mereka baru 3 bulan berpacaran. Betapa bahagia tawa mereka dan raut wajah yang terpancar dari wajah keduanya.
"Aku kangen kamu lho, Yang," kata Jihan, mengelus foto itu. Rasanya ia ingin mengambil kunci mobil dan menghampiri Evan. Bertanya sekali lagi, meminta penjelasan dan apakah mereka bisa memperbaiki semuanya dan memulai lagi dari awal.
Sayangnya, seperti yang berulang kali disebutkan oleh Mama. Jihan harus berani mencari yang baru dan melupakan yang lama.
"Maaf Non. Ada tamu,"
Jihan mendongak, melihat Bik Popo melongok ke dalam kamarnya.
"Siapa Bik?"
"Katanya namanya Vino,"
"Oh," Jihan terkejut. Dalam rangka apa Vino kemari? Untuk apa dan darimana dia tahu rumah Jihan? "Aku turun Bik."
***
Evan Dirga, still in his room with cups of coffee and packs of cigarettes, 9.15 am
Evan mematikan rokoknya dan menyimpannya di asbak.
"I gotta do something,"
Ia mandi dengan kilat. Berpakaian sekenanya. Mengambil kunci mobil dan mengeluarkan mobil dari garasi. Beruntung saat ini jalanan cukup kosong karena hari Minggu. Sekali lagi Evan meluncur menuju rumah Jihan.
***
Jihan Melodia, her house, 9.15 am
"Jadi lo mau kemana?" tanpa basa basi Vino bertanya.
"Gue pindah kerja, Vino,"
Vino datang kemari karena ia heran dengan Jihan yanf menghilang tiba-tiba. Ia sampai harus memaksa pihak akademik kampus untuk memverikan alamat Jihan karena tidak ada seorang pun yang tau rumah Jihan.
"Pindah kemana?"
Jihan memandang Vino dengan intens. Mencoba menilai apakah Vino bisa dipercaya. Ia ingin pergi tanpa orang lain tahu dimana ia akan berada.
"Gue gak mau orang lain tahu,"
"Emangnya kenapa? Lo mencoba move on dari Evan sampe segitunya?"
Jihan mengangguk.
"Lo pergi kemana? Gue ikut. Supaya rahasia lo tetap terjaga. Gue gak perlu bilang kan kalau gue berangkat sama lo?0
"Gue ke Papua lo tetep ikut?"
"Ikut,"
"Lo mengharap apa sih dari gue, Vin?"
Vino terdiam sejenak. Ia menjawab dengan suara yang mantap. "Gue mengharap lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)
Romansa21+ Jihan selalu jadi pihak yang menanti, terdiam menunggu kekasihnya untuk kembali dari perantauan dengan kesibukan dan mungkin, bunga lainnya. Namun Jihan selalu sabar menghadapi Evan. Meski itu artinya ia harus berdiri sendiri di bawah hujan sek...