30

19.5K 1.2K 9
                                    

Ting tong!

"Iya iya sebentar," Masih sambil mengenakan sepatunya, Jihan berjingkat untuk membukakan pintu.

"Morning,"

"Morning Vin," Jihan membalas sapaan Vino yang tersenyum di depannya.

"Ini sarapan,"

"Seperti biasa, gue selalu merepotkan ya,"

Vino mengangkat bahu. "Mungkin karena lo terlalu asyik kerja sampe tengah malem dan telat bangun. Sementara gue keseringan di apartemen dan gak terlalu banyak kerjaan. Jadi gue punya waktu luang bikin sarapan."

Jihan tertawa. Mengambil kotak makanan dari tangan Vino.

"Thanks ya," Jihan mengedip lalu bergerak keluar.

"Lunch?"

"Gue ada lunch meeting,"

"Dinner?"

"Dinner will be fine,"

"Oke. Gue jemput di kantor jam 6an,"

"Okay,"

"Hati-hati Jihan," Vino melambai kepada Jihan yang berjalan menuju lift, bekerja.

***

Seseorang menelepon kubikel Jihan sekitar pukul 6 sore waktu Singapura.

"Good afternoon, Miss. Your boyfriend is here," kata resepsionis.

"Haha. He isnt my boyfriend. Just a friend. Tell him to wait, I'll finish soon,"

Jihan mematikan laptopnya lalu memasukkan ke tas. Seperti biasa ia akan melanjutkan pekerjaannya di apartemen. Jihan menenteng tas di tangan kanan dan laptop di tangan kiri, lalu menemui Vino yang sedang menunggu di resepsionis kantor Bank Mutiara cabang Singapura.

"Hai, Vin," sapa Jihan.

"Hei. Tumben gue gak perlu nunggu lama,"

Jihan tersenyum. "Kalau keseringan nunggu lama, nanti lo bosen jemput-jemput gue,"

"Yuk," Vino mengajak turun dari lantai 34 sembari mengulurkan tangan menawarkan memegangi laptop.

Mereka turun beriringan dan berjalan menuju stasiun MRT. Disini Vino mengembangkan bisnisnya sendiri. Ia bekerja sama dengan beberapa temannya disini melakukan ekspor dan impor barang. Itulah kenapa dia bilang dia punya lebih banyak waktu luang. Sementara Jihan bekerja sebagai Account Manager Bank Mutiara cabang Singapura. Yang membuat dia lebih sering lembur dibanding Vino.

Ketika mereka sedang mengobrol, telepon Jihan berdering.

"Wait,"

Tidak banyak yang tahu nomor Singapura Jihan kecuali mama, papa, Bang Le, Kak Driana, Tante Dian, dan beberapa om tante sepupunya dari pihak mama. Ditambah Vino dan teman-temannya disini. Mereka sudah disumpah mati untuk tidak memberikan nomor Jihan kepada orang lain tanpa sepengetahuan Jihan

"Halo Mama,"

"Halo sayang. Udah pulang kerja?"

"Baru pulang. Ini mau jalan dinner sama Vino,"

"Sampaikan salam Mama buat Vino ya." Jihan berpaling kepada Vino dan menunjuk ponselnya, berbicara tanpa suara, 'ada salam dari mama'. Vino membalas dengan anggukan. "Marshella menang kontes foto bayi lagi lho."

"Oh ya?" Jihan berseru kegirangan. Keponakannya itu memang cantik dan menggemaskan. Ditambah Kak Driana sering mengikutsertakan putrinya ke lomba-lomba foto, sehingga sepertinya ketika besar nanti Marshella akan jadi model.

Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang