Jihan mendarat di Bandara Haneda hari Kamis siang. Papa sudah sampai lebih dulu dan katanya menunggu di salah satu restoran sembari makan siang.
"Papa!" Jihan memeluk papanya dengan erat.
"Halo! How's your flight?"
"Perfect," Jihan mengangkat jempolnya. "How's yours?"
"Best," papa mengangkat bahu, keduanya saling tersenyum. "Ayo kamu makan dulu,"
"Tumben Mama gak ikut sama papa?" tanya Jihan begitu menyerahkan menu makanan kembali.
"Mama belum bilang? Dia sama Dian kan lagi ke Sydney,"
"Pantesaaaan," Jihan berseru. "Girls days out ya,"
"Ibu-ibu days out," papa menimpali.
"Jadi tugas kita, tugas aku, disini ngapain Pa?"
"Pertama papa memang diundang untuk menghadiri gala dinner dengan para mahasiswa Indonesia yang kuliah disini. Diskusi, menjalin relasi, dan sebagainya. Kamu temani papa aja. Hari Jumat, ada meeting dengan beberapa tim di Bank Mutiara Jepang. Nah kamu disini bantu papa, ketemu klien dan bahas strategi peningkatan market share kita sebagai bank non lokal disini. Hari ini dan hari Minggu kita jalan-jalan. Gimana?"
"Aku kok lebih tertarik acara hari ini dan hari Minggu ya?"
Papa tertawa. "Kayak mama kamu aja. Dengan syarat besok dan lusa kamu bertugas semaksimal mungkin ya,"
Jihan hanya tertawa.
***
Hari pertama dan hari kedua dijalani Jihan dengan sukacita. Seperti anak kecil, Jihan berbelanja ini itu tanpa harus memikirikan biaya karena papa yang membayari. Saat meeting juga Jihan merasakan pengalaman baru. Beberapa orang Jepang ikut dalam meeting kali ini. Membahas pergerakan Bank Mutiara di Jepang. Papanya yang memimpin rapat dan Jihan selalu senang melihatnya.
"Siap, Nak?" Papa menelepon ke kamar Jihan pada saat mereka akan berangkat ke gala dinner. Jihan berdandan di kamarnya dengan mengundang penata rias khusus yang direkomendasikan karyawan Bank Mutiara.
"Iya Pa. Aku keluar sebentar lagi,"
Papa sudah menunggu di luar saat Jihan membuka pintu. Papa juga sudah mengenakan jas sementara Jihan mengenakan gaun.
"Cantik sekali anak papa ini. Sayang belum nikah ya,"
"Apa sih Papa. Gak usah bahas itu deh," Jihan merengut sementara papa hanya tertawa.
Jihan dan papanya sampai di KBRI pukul 6 sore. Mereka langsung disambut oleh staf KBRI yang bertugas menjadi LO papa.
"Acaranya dimulai jam 7, Pak. Bapak mau menunggu di ruang makan atau menikmati snack dulu?"
"Snack boleh. Sekaligus berkenalan dengan yang lain,"
"Baik, Pak. Silakan sebelah sini,"
Papa dan Jihan mengikuti LO tersebut ke sebuah ruangan. Tersedia beberapa makanan ringan dan minuman sebelum acara makan malam yang utama dimulai.
"Selamat malam Pak Dito,"
"Pak Martin, selamat malam," papa menjabat tangan seorang pria separuh baya yang tampak gagah dan ramah. "Kenalkan, ini putri saya, Jihan. Jihan, ini pak Martin, Dubes Indonesia untuk Jepang."
"Selamat malam, Pak Martin,"
"Selamat malam, Nona Jihan. Tumben tidak ditemani nyonya, Pak?"
"Nyonya sedang ada urusan dengan kakak saya," jawab Papa. "Anyway, terima kasih sudah mengundang kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)
Romansa21+ Jihan selalu jadi pihak yang menanti, terdiam menunggu kekasihnya untuk kembali dari perantauan dengan kesibukan dan mungkin, bunga lainnya. Namun Jihan selalu sabar menghadapi Evan. Meski itu artinya ia harus berdiri sendiri di bawah hujan sek...