"Oke, setelah saya baca tesis kamu, kenapa model penelitiannya seperti ini?" Vino mulai bersikap seperti penguji tesis. Dia memegang hardcopy tesisku dan membuka halaman berisi model penelitian di bab 3.
"Banyak penelitian yang sebelumnya membahas menenai penerapan strategi di berbagai perusahaan. Baik jenis strategi yang mereka gunakan, generasi yang menjalankan, ataupun pengaruh budaya tempat perusahaan itu berada. Namun belum banyak yang meneliti kaitannya dengan tools mengenai sosial media. Maka dari itu saya memilih model penelitian tersebut, replikasi dari jurnal yang sudah ada. Dengan penerapan ke bisnis online shop yang sedang menjamur saat ini,"
"Apa yang bikin online shop ini menarik?"
"Seperti yang sudah kita ketahui, angka 2% sebagai target entrepreneurship di Indonesia belum tercapai oleh pelaku bisnis. Namun jika kita resapi lebih dalam, perkembangan bisnis online, baik yang perkembangan perusahaan ataupun bisnis rumahan, telah berkembang 200% dari tahun 2015. Sehingga itulah yang membuat saya tertarik untuk meneliti perihal ini,"
Vino mengangguk, ia kembali membuka halaman-halaman dengan gaya dibuat-buat. Aku mendengus tertawa pelan.
"Metode pemilihan partisipannya seperti apa?"
"Saya menentukan kriteria terlebih dahulu, Pak. Pertama adalah pemilik online shop. Disebut memiliki online shop artinya dia menjalankan bisnisnya hanya melalui media online dan tidak temu muka atau offline. Sehingga saya mengeliminasi perusahaan yang bergerak di bidang offline namun merambah online. Contohnya, Alfacart. Meski dia banyak berjualan secara online, namun dia masih terkait dengan Alfamart yang notabene bisnisnya bersifat offline. Setelah itu saya kerucutkan lagi ke bidang penjualan kebutuhan wanita dan rumah tangga. Kenapa? Berdasarkan teori dari buku Hitt tahun 2015, perkembangan bisnis salah satunya akan didominasi oleh wanita, karena dia yang cenderung mengatur kebutuhan rumah tangga. Pun karena alasan kepraktisan, banyak yang lebih memilih belanja online untuk memenuhi beberapa kebutuhan mereka. Ketika penyebaran kuesioner pun didapat bahwa para pelanggan bisnis online 90% adalah wanita,"
"Nice," puji Vino. Entah karena dia berakting sebagai dosen penguji yang baik atau memang pujian tulus dari dirinya.
Vino lanjut bertanya hal-hal lain. Seputar landasan teori, pembuatan kuesioner, metode pengolahan data, implikasi di bidang akademis, dan lain sebagainya.
"Coba lebih kuasai teori-teorinya lagi Han. Lo apal secara teori tapi siapa yang ngeluarin teori itu lo masih belum hafal. Teori utama aja yang jadi landasan. Terus alur berpikir masih agak nyebar, coba nanti di presentasi disusun lagi jadi lebih runut," pesan Vino menutup latihan kami hari ini.
"Oke Vin, thank you berat ya. Nanti gue latihan lagi," aku membereskan kertas-kertas yang berserakan.
"Lo istirahat malam ini. Jangan banyak pikiran. Tidur yang cukup,"
"Iya abis latihan tanya jawab lagi baru gue istirahat,"
"Latihan sama siapa lagi?"
"Evan," kataku dengan nada biasa. Tapi wajah Vino langsung merengut.
"Oh,"
"Eh udah jam 2. Makan yuk. Gue traktir deh Vin,"
"Gue mau Fish & Co," kata Vino. Aku melongo.
"Duh demi Vino yang paling pinter, boleh deh,"
***
Aku menaiki lift dengan hati berdebar. Ya, tidak kupungkiri berada disini selalu membuatku resah. Tapi Evan meminta aku datang kemari dan berlatih di kantornya. Katanya agar hemat waktu.
Kali ini aku menghampiri resepsionis yang sepertinya sudah siap-siap akan pulang.
"Saya mau ketemu Pak Evan Dirga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain on My Parade - END (GOOGLE PLAY)
Romance21+ Jihan selalu jadi pihak yang menanti, terdiam menunggu kekasihnya untuk kembali dari perantauan dengan kesibukan dan mungkin, bunga lainnya. Namun Jihan selalu sabar menghadapi Evan. Meski itu artinya ia harus berdiri sendiri di bawah hujan sek...