Kenapa aku jadi gugup begini saat bertemu pandang dengannya. Gayeon menggerakan tangannya di hadapan wajahku beberapa kali dan aku tersadar bahwa sekarang dia tengah berbicara denganku.
"Wae?"
"Uhm, anio."
Daehyun. Sebenarnya siapa dia, kenapa setiap aku bertemu pandang denganya ada rasa yang aneh. Saat kembali ke kelas aku bertemu dengannya lagi. Dia bersama teman semejanya di kantin tadi. Seorang yeoja merangkulnya dengan mesra sementara mereka berbincang. Mereka terlihat sangat dekat, apa mungkin yeoja itu adalah yeoching nya? Kenapa aku jadi peduli, itu kan bukan urusanku.
Yoon Hae Joo, sadarkan dirimu!
Mereka berpisah di depan kelas. Daehyun bersama dengan namja berambut cokelat memasuki kelas kami. Sebelum dia masuk, dia kembali memandangku. Wajahku tiba-tiba memanas dan aku pun segera membuang pandangan ke arah lain. Dia terkekeh kemudian masuk ke kelas.
Di tengah pelajaran Wonbin sonsaengnim aku menggerutu kenapa tadi aku tidak pinjam buku sumber dari perpustakaan saja. Pelajarannya lebih rumit dari yang di pikirkan. Daehyun menggeser buku sumbernya ke tengah. Aku memandangnya dan menemukannya tengah menatapku kemudian dia tersenyum. Dengan sedikit ragu aku membalas senyumnya.
Sejauh ini Daehyun tidak pernah berbicara denganku. Tapi kurasa dia cukup baik. Dia kembali tersenyum di tengah pelajaran sonsaengnim dan akupun kembali memandangnya dengan mengangkat kedua alisku. Sadar bahwa dirinya tengah di perhatikan Daehyun memperagakan mengunci mulut dan membuang kuncinya. Dasar namja yang aneh.
Well kembali ke Korea tidak seburuk yang aku pikirkan. Disini cukup menyenangkan dan udaranya jauh lebih segar. Banyak yang aku lupakan setelah delapan tahun. Dari pada naik bus aku memilih untuk berjalan kaki saat pulang. Lagipula jaraknya tidak terlalu jauh sekalian bernostalgia saja.
Aku melewati sebuah pohon di tengah perjalanan pulang. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Sepertinya aku pernah datang ke pohon ini dan berbicara dengan seseorang. Tapi siapa? Aku tidak bisa mengingatnya. Ada apa ini, kenapa ingatanku mengabur begini? Kepalaku sangat sakit saat berusaha mengingatnya dan akhirnya aku putuskan untuk membiarkannya saja.
Aku menggosok rambutku yang basah setelah mandi tadi. Kemudian aku menjatuhkan diri di tempat tidur dan mengambil tabletku. Eomma mengirimkan beberapa email sejak semalam. Aku baru ingat bahwa aku belum menghubunginya sejak sampai disini.
Setelah menekan beberapa nomor di ponsel kemudian nada sambung terdengar. Pada dering ketiga terdengar sebuah jawaban. Aku mendengar suara lembut dan perhatian dari ujung sana.
"Honey, how are you? I'm afraid you didn't call me."
"I'm fine and sorry about that."
"Well, aku senang saat kau menelpon. Bagaimana disana, apa kau senang?"
"Yeah. Appa mendaftarkanku ke sekolah baru."
"Oh ya. Dia sudah menceritakannya, apa kau menyukainya? Apa kau sudah memiliki teman?"
***
Hae Joo mengubah posisinya untuk berbaring memandang langit-langit kamarnya. Saat itu Hae Joo teringat dengan Daehyun kemudian segera menghilangkan bayangan itu.
"Aku bertemu dengan Gayeon, dia teman sekelasku. Yah, sekolah cukup menyenangkan. Oh aku minta maaf apa aku membangungkanmu, disana masih dini hari bukan?"
"Gwenchana, honey. Ceritakan padaku tentang sekolahmu."
"Tidak banyak hal yang perlu ku ceritakan. Semuanya menyenangkan itu saja dan appa sepertinya dia tidak terlihat begitu sakit."
"Dia terlalu senang kau kembali, honey. Tapi itu berita bagus."
"Mom, I gotta go."
"Oh well, ya. Go for sleep baby. Good night."
"Night~ Love you."
Angin berhembus cukup kencang membuat Hae Joo menggeliat di balik selimutnya. Karena terlalu lelah dia lupa untuk menutup jendela saat tidur tadi. Masih setengah tertidur Hae Joo membuka matanya. Seseorang tersenyum padanya saat Hae Joo membuka matanya.
Mata Hae Joo melebar kemudian cepat-cepat Hae Joo menyalakan lampu kamarnya. Bayangan yang di lihatnya menghilang. Sesaat Hae Joo merinding membayangkan seseorang atau sesuatu ada di kamarnya. Dengan ketakutan Hae Joo segera mengunci jendela kamarnya.
Tapi sekarang dia sulit kembali tidur. Halusinasi atau bukan Hae Joo merasa bayangan itu mirip dengan Daehyun. Tapi bagaimana bisa dia bahkan membayangkan Daehyun hingga ada di kamarnya.
Hae Joo mendapat tugas bahasa hari ini. Hae Joo pergi ke perpustakaan untuk menyelesaikannya. Dalam jajaran buku sastra Hae Joo melihat buku yang di perlukannya. Tepat saat Hae Joo akan mengambil buku tersebut sebuah tangan milik orang lain memegang buku yang sama. Saat itu Hae Joo langsung menarik tangannya begitu dia bersentuhan dengan tangan orang itu.
"Kau membutuhkannya?" Hae Joo mengangguk sebagai jawaban kemudian namja itu memberikan buku yang di pegangnya pada Hae Joo. "Kau duluan," ujarnya dan Hae Joo menerima buku tersebut.
Saat duduk di sebuah meja di perpustakaan Hae Joo kembali menatap namja yang tadi memberinya buku. Dia orang yang sama yang duduk dengan Daehyun di cafeteria dan juga orang yang sama yang mengobrol dengan Daehyun. Apakah namja itu adalah temannya Daehyun? Tapi kenapa tangannya bisa begitu dingin dari kebanyakan orang.
Usai menyelesaikan tugasnya Hae Joo kembali ke kelas. Daehyun telah menunggunya di tempat duduk mereka. Dia menyapanya dengan senyuman dan Hae Joo membalasnya dengan senyuman pula hanya sedikit lebih kaku.
"Kau sudah membereskan tugasnya?" Hae Joo mengangguk dan duduk di tempatnya. "Kau bertemu dengan Youngjae?"
Hae Joo mengangkat kedua alisnya bersamaan. Tidak tahu siapa yang dimaksudkan Daehyun, sepertinya Daehyun mengerti kebingungan Hae Joo atas pertanyaannya. Dia kembali tersenyum lebar.
"Youngjae," Daehyun mengangkat dagunya, bermaksud memberi isyarat akan namja yang dimaksudnya. Hae Joo mengikuti arah pandang Daehyun dan menemukan namja berambut coklat yang bertemu dengannya saat di perpustakaan tadi.
"Ah, ne."
"Kenapa kau begitu formal?"
"Ne?" Daehyun terkekeh geli.
"Biasa saja. Tidak perlu seformal itu, aku teman sekelasmu dan lebih dari itu kita satu bangku."
Kedua alisnya menyatu membuat keningnya berkerut. Namja yang aneh, batinnya. Perbincangan mereka harus terhenti disaat Hoon saengnim memasuki kelas. Hae Joo mengeluarkan alat tulisnya dan mulai membuka buku catatannya. Hae Joo kembali menarik tangannya setelah membuka buku tapi pandangannya pada Daehyun.
Punggung tangan mereka bersentuhan dalam beberapa detik terakhir. Hal yang membuat Hae Joo menarik dengan cepat tangannya adalah suhu tangan Daehyun yang menyamai es. Daehyun balas menatap Hae Joo namun tidak mengatakan apapun. Mendapat balasan tersebut Hae Joo kembali megendalikan drinya untuk memperhatikan mata pelajaran yang baru saja dimulai.
![](https://img.wattpad.com/cover/86363865-288-k591404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanficSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER